01

12.4K 550 30
                                    

"Kalo tau bibir gue bakal nggak perawan sebelum gue nikah mending dari dulu gue ciuman lo tau kan gue udah jaga bibir gue lama, dan dia dengan gampang nya cium gue, anjir memang!!" kata Faza kesal, Leta hanya manggut-manggut, sekarang aja kesal dicium tadi Pasrah-pasrah aja segala nutup mata lagi.

Sebagai orang yang berada di lokasi kejadian Leta tak terima, masak dia hanya penonton.

"Udah lah Fa, lagian udah terjadi juga kan, gue liat tadi lo juga pejamin mata itu artinya lo suka dia cium bego," sinis Leta.

"Nggak gitu, kaki gue lemes anjir, ah udah lah lagian gue juga nggak masalah-masalah banget," kata Faza, ya walaupun Dion adalah cowok pertama yang mencium bibirnya, Faza tidak terlalu memikirkan karna selama ini dia juga penasaran bagaimana rasanya berciuman.

"Gue duluan deh kekantin, cowok gue didepan," Kata Leta sambil berlari cepat, karna Heru sudah menunggunya.

"Gitu deh kalau sama pacar, sahabat di anggap butiran debu," dengus Faza.

Seseorang masuk kelas membuat Faza menoleh, tapi setelah melihat siapa yang datang dia hanya melongos.

"Lo istirahat bukan nya ke kantin malah ngerjain pr," kata Dion. Kemudian menarik satu kursi mendekatkan ke meja cewek itu.

"Gue rajin kan, disaat anak-anak sibuk di kantin gue malah disini belajar mana ada orang serajin gue" bangga Faza.

"Nyontek aja bangga," kata Dion sambil mengusap puncak kepala Faza, membuat cewek itu menepisnya kasar.

"Apasih sok akrab lo," Kesal Faza, selama ini dia hanya kenal Dion sebagai ketua OSIS, dan dia juga yakin cowok itu tak mengenalnya.

Dia masuk OSIS juga karna ngikutin Leta kalau nggak jangan harap.

"Farzana Keysantary, oh itu nama lo'' tanya Dion sambil menatap name tag cewek itu.

Faza reflek menjambak cowok itu, melihat kearah mana tatapannya. Memang ya semua cowok itu sama aja.

"Sakit anjir, lo kasar banget jadi cewek," Kata Dion sambil mengusap rambutnya.

"Lagian lo mesum."

"Mesum??" Dion mengernyit bingung, kemudian tak lama dia tersadar, kemudian tersenyum miring. "Salah siapa naroh name tag dekat situ."

"Ya emang disitu tempatnya, nggak mungkin gue taroh di jidat kan!!" Emosi Faza.

"Keluar deh lo gue nggak mau dekat sama orang mesum, tadi lo cium gue sembarangan sekarang mata lo jelalatan," Kesal Faza sambil melotot.

Sedangkan cowok didepannya hanya diam sambil menatapnya dengan tatapan yang membuat Faza bingung.

"Oke gue keluar, pulang sekolah bareng gue, gue tunggu di parkiran!" kata Dion kemudian berdiri keluar dari kelas.

💋💋💋

"Buruan naik" ajak Dion ketika Faza sudah berada di samping motor ninja hitamnya, sebenarnya Faza sudah menolak untuk ikut pulang dengan cowok itu.

Tapi gara-gara Leta mau pergi dengan Heru jadi dia nggak punya tebengan pulang. Soalnya Leta selalu antar jemput Faza karna rumah mereka satu komplek.

Faza malas harus bawa kendaraan sendiri, atau lebih tepatnya dia tidak bisa. Oke katakan saja Faza lemah tapi memang itu kenyataannya.

Jadi kalau sekolah kalau nggak dijemput Leta dia akan diantar supir. Tapi awal masuk sekolah dulu lebih sering dengan Leta, tapi setelah Leta punya pacar, dia hanya sesekali ikut Leta selebihnya dengan supir.

"Bisa nggak lo," Tanya Dion meremehkan,masalahnya motornya tinggi dan Faza itu pendek.

"Heh ngeremehin gue lo," kata Faza, dia memakai helm dan menekan pundak Dion kasar, sengaja.

"Bisa kan gue" Katanya sambil menabok belakang Dion kuat, setelah berhasil naik kemotir hitam cowok itu

"Pegangan" kata Dion. Faza pun berpegang pada jaket milik Dion.

Selama perjalanan Faza hanya diam tak berniat sedikitpun membuka suara, begitu pula Dion.

"Eh lo mau bawa gue kemana sih, rumah gue belok kiri woy," teriak Faza. Dia sengaja berteriak karna jika tidak Dion tidak akan mendengar.

Seharusnya rumahnya disimpang tiga belok kiri tapi Dion malah tetap lurus.

"Ke Apartemen gue" kata Dion.

"Hah ngapain lo bawa gue, gue nggak mau. Turunin nggak, gue lompat nih." Amuk nya.

Dion tersenyum miring, "lompat aja kalau mau mati."

Faza memukul pundak Dion kesal, enak banget suruh lompat, alhamdulillah Faza masih sayang nyawa.

💋💋💋

Faza terdiam didepan pintu apartemen Dion, membuat sang pemilik berbalik karna merasa tak ada lagi yang mengikutinya.

"Ngapain berdiri disitu, masuk!" Perintahnya kemudian lanjut masuk membuka baju seragam menyisakan kaos putih.

"Heh lo ngapain lepas baju??" Tanya Faza masih berdiri diluar tidak berniat masuk.

Dion mengernyit, kemudian tekekeh pelan "nggak bakal gue apa-apain. Masuk," Katanya membuat Faza melangkah pelan.

Anjir gimana nih masak gue masuk apartemen cowok. Kalau gue diapa-apain mampus.

Fikiran Faza sudah berkeliaran kemana-mana membayangkan apapun bisa terjadi disini

"HEH JANGAN DITUTUP," Faza berteriak heboh melihat Dion yang menutup pintu apartemennya.

"Kenapa sih?" Tanya Dion.

"Lo mau apain gue??" Tanya Faza sambil menatap sekeliling.

Dion tersenyum meremehkan, yang dia dengar cewek didepannya ini tak tau takut. Tapi sekarang bisa ciut.

Sepertinya ini akan semakin menarik.

"Lo sendiri mau gue apain???"

Jangan lupa vote dan komen gaees.

😍😍

Sabtu, 9 November 2019

All About KissTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang