08

6.3K 321 1
                                    

"Lo jadian apa nggak sih sebenernya Fa??" Tanya Leta entah yang keberapa kalinya, bahkan Leta pulang sekolah mampir dulu kerumah Faza hanya demi kepastian hubungan Faza dan Dion.

"Masih belum jelas juga dengan jawaban gue di sekolah tadi," kata Faza jengah. Bahkan dari tadi ponselnya terus berbunyi menandakan pesan masuk. Pasti juga sibuk bahas dirinya dengan Dion sinting itu.

"Tapi tadi Dionnya cuma senyum doang Fa, lo tau di senyumnya sambil natap lo dalam banget woy!!" Kata Leta antusias mengingat bagaimana sikap Dion pada Faza waktu kejadian di Sekolah tadi.

Flashback on

"Gue bukan abangnya, gue cowoknya Faza," kata Dion santai.

Suasana langsung riuh tak terkendali, ada yang tak percaya, ada yang tak terima, bagaimana bisa ketos ganteng mereka sudah punya pacar.

Reyhan mengangguk, "pantesan soalnya gue liat di mall dulu kalian mang nggak seperti abang adek."

Cowok itu tak sadar kalau kata-katanya justru membuat suasana makin riuh.

Faza yang tadinya sempat bengong dengan perkataan sembarangan dari Dion akhirnya sadar, dan menatap sekelilingnya yang sudah benar-benar ramai.

Faza bersedekap kemudian merapat kesamping Dion, "Hahaha Dion sinting bisa banget lo bercandanya bikin heboh aja anjir," katanya sambil tertawa santai tapi tangannya mencubit pinggang Dion kuat membuat cowok itu meringis.

"Jadi kalian??" tanya Reyhan masih tak paham.

"Teman OSIS gue, kemarin kebetulan ketemu di mall," kata Faza menjelaskan.

"Tapi kok kemarin gue liat lo sama dia waktu di parkiran Apartemen," kata Reyhan lagi.

Faza melotot sempurna mendengar perkataan Reyhan, apalagi suara-suara disekitarnya yang sibuk bertanya kenapa bisa Faza ke Apartemen Dion.

Ini kenapa si Reyhan jadi rempong sih.

Faza tak tau harus menjawab apa, ingin pura-pura pingsan tapi malu, Dilihatnya Dion yang berdiri disebelahnya hanya diam seperti menahan senyum.

Faza menarik nafas dalam mencoba bersabar untuk tidak membunuh cowok itu.

"Ha itu haha kebetulan pas pulang mobil gue mogok ketemu dia dijalan. Yaudah gue nebeng," kata Faza cepat, Faza sangat tidak pandai berbohong tapi semoga alasannya masuk akal.

"Ta.."

"AH BEL BUNYI AYO MASUK YEYY," teriak Faza memotong perkataan Reyhan kemudian cewek itu berlari menuju kelasnya. Meninggalkan keramaian yang berseru merasa tak puas dengan jawaban Faza.

Untuk bell yang biasa Faza benci karna mengganggu waktu istirahat, hari ini Faza sangat berterimakasih kepada bell yang telah menyelamatkannya.

Flashback off

"JANGAN-JANGAN DION NAKSIR LO," teriak Leta keras membuat Faza melemparinya dengan bantal.

"Sembarangan banget mulut lo."

"Tapi bisa aja kan Fa, Dion itu ganteng gue aja dulu naksir dia pas kelas satu. Tapi dia nggak mau pacaran deh kayaknya."

"Kok nggak mau?" tanya Faza.

"Buktinya dia nggak pernah punya pacar. Nih ya Dion itu gantengnya menurut gue nggak manusiawi bahkan pas awal masuk dia langsung jadi idola semua cewek disini banyak yang deketin dia tapi dia bersikap biasa aja nggak pernah kasih perhatian lebih gitu. Jadi makanya para cewek mundur walaupun ada yang tetap ngejar dia sih."

"Makanya karna tau Dion belum mau punya cewek, jadi para cewek berinisiatif mendekati Dion dengan menjadi temannya walaupun bukan pacar kan temenan sama cogan juga udah alhamdulillah banget Fa," kata Leta sudah menjelaskan panjang lebar Faza hanya manggut-manggut saja.

Kemudian menatap tajam Leta yang duduk dimeja belajarnya.

Faza sepertinya baru menyadari sesuatu, "jadi lo ngajakin gue masuk OSIS karna lo mau dekat sama dia," tanya Faza tak percaya.

"Hehe iya," kata Leta cengengesan.

Faza mendesis, pantas saja Leta yang mageran tiba-tiba semangat mengajaknya ikut OSIS ternyata ada udang dibalik batu.

"Ingat ya Let lo udah punya Heru harusnya bersukur."

"Kan awalnya emang demi Dion tapi sekarang gue beneran cinta kok sama Heru," kata Leta membuat Faza mendelik.

"Dah lah gue mau pulang," kata Leta berdiri mengambil tasnya kemudian berjalan keluar.

💋💋💋

Drrrrt

Drrtttt

Drrrtt

Faza melihat ponsel yang tergeletak disampingnya berbunyi, kemudian melongos malas setelah melihat siapa yang menelfon.

Ketos is calling

Faza membiarkannya, tapi sepertinya cowok itu tak membiarkan Faza hidup dengan tenang.

Lama banget anjir lo ngangkatnya

Suara berat cowok bernada tak terima yang pertama kali Faza dengar saat menerima panggilan itu.

"Ya lagian ngapain lo nelfon gue!!"

Bantu gue jawab pertanyaan di grup woy, gila banyak banget yang nanya.

Faza tertawa sumbang mendengar perkataan cowok itu. Tadi di Sekolah dia sudah kebingungan bagaimana cara menjelaskan tu cowok cuma diam.

"Makanya jadi orang jangan bego."

Gue kan cuma becanda

"Candaan lo nggak lucu!!."

Makanya bantu jawab

"Lo ketos kan pintar berarti yaudah lo aja yang jawab!!!."

Faza mematikan sambungannya sepihak.

Faza berbaring telentang menaruh boneka panda yang besar diatas perutnya, memejamkan mata mencoba meredakan emosi, kenapa dia bisa berurusan terus dengan Dion. Bahkan sebelum kejadian ciuman itu Faza sama sekali tak pernah berbicara dengan sang ketua.

Tapi sekarang cowok itu selalu berada disekitarnya.

Bahkan cowok itu membawanya ke Apartemen, menjemputnya mengajak pergi ke mall dan mau saja membelikan Faza banyak barang. Ini patut dicurigai jangan-jangan benar kata Leta kalau Dion menyukainya.

Faza menggeleng.

Tidak mungkin Dion menyukainya, yang suka Dion itu banyak bahkan banyak yang lebih cantik.

Tok tok tok

Ketukan pintu kamar membuyarkan lamunan Faza.

"Faza ada yang mau Ayah katakan," Pras duduk dipinggir kasur. Melihat ayahnya serius Faza duduk mencoba bersikap tenang padahal dia sangat gugup.

"Ayah minta maaf perceraiannya akan ditunda, kamu marah??" tanya Pras lembut.

Faza diam tak tau mau merespon seperti apa, banyak hal yang Faza pikirkan. Apa ayahnya akan kembali bersedih seperti saat kepergian bundanya, karna jujur semenjak ada wanita itu ayahnya tidak terlalu terpuruk.

"Besok Ayah dan mama kamu akan ke Singapur ada urusan, mungkin agak lama kamu nggak papa sendiri??"

Pertanyaan Pras membuat Faza menoleh sepenuhnya menatap ayahnya itu, "kok mendadak, kenapa Yah??" tanya Faza.

"Ada urusan kantor." Pras mengusap rambut Faza lembut.

"Biasanya dia nggak ikut," maksud Faza biasanya saat ayahnya melakukan tugas kantor Freya tak pernah ikut.

"Karna untuk kali ini dia memang harus ikut."

Tbc

Gimana part ini, lanjut nggak nih??

Selasa, 26 November 2019

All About KissWhere stories live. Discover now