25

3.9K 264 11
                                    

Double up biar fayeerr
🔥🔥🔥

Dion melangkah murung menuju kelas sehabis upacara sekaligus pelantikan kepengurusan OSIS baru. Membuat Heru yang berjalan disampingnya heran, soalnya beberapa hari ini Dion memang murung.

"Lo sedih banget nggak jadi ketos lagi?" tanya Heru.

Dion mengerjap, "lah gue malah seneng udah lepas jabatan."

"Terus muka lo kok kusut?"

"Nggak papa" jawab Dion cuek.

Heru mencibir, "kayak cewek anjir."

Dion tak peduli kembali melangkah, saat sampai di kelaspun dia langsung duduk tak menghiraukan teman kelasnya yang masih sibuk sana sini.

Tak sengaja mata Dion menatap Andin yang sedang tertawa manis didepan papan tulis. Dion langsung mengumpat.

Tu cewek bisa-bisanya ketawa disaat Dion sedang merana.

Gara-gara Andin, Faza jadi marah. Ya walaupun marahnya nggak secara langsung. Tapi sindirannya sungguh menyakitkan.

Terhitung empat hari sejak kejadian itu, Faza masih mau diantar jemput, tapi ya gitu. Jangan pernah disuruh peluk. Atau yang lebih sadis tangan Dion jangan sampai terkena anggota tubuhnya.

Dion jadi merasa seperti barang bekas yang terkena najis.

Padahal dia kangen Faza.

Seperti tadi pagi Dion dibuat yakin bahwa dirinya dan najis mungkin nggak ada bedanya.

Flashback on.

"Kok rambutnya dikuncir?" tanya Dion mencoba menyapa, melihat Faza berjalan santai tanpa berniat bicara membuatnya berinisiatif.

"Sengaja, biar nggak sembarangan cowok ngelus rambut gue." sinis Faza membuat Dion merapatkan bibir.

Padahal niatnya hanya ingin mencairkan suasana.

"Kenapa diam? Padahal gue nggak nyindir."

Nggak nyindir ndas mu_ Batin Dion mengumpat.

Tuh kan padahal Dion sedang tidak mau menambah dosa.

Dion kembali mengulurkan tangan berniat membantu faza yang kesusahan naik keatas motornya, tapi lagi-lagi tangannya tak dianggap.

Lagian tangannya kenapa gatel banget ngelus sana sini. Kan Dion juga yang ribet.

Dion sengaja membawa motornya lebih cepat agar Faza takut, tapi bukannya pelukan yang Dion dapatkan tapi sindiran.

"Tangan kalau abis ngelus sana sini, emang lebih kuat ya ngegas motor."

Astaghfirullah.

Walaupun Faza tidak terlalu kuat bicara tapi Dion masih dengar. Dion tak peduli malah semakin mempercepat laju motornya.

"ADAAAWW" teriak Dion tiba-tiba.

Motornya sedikit oleng, sukur tidak ada motor lain disampingnya. Dion menggentikan motornya kemudian mengusap pinggangnya yang panas akibat cubitan Faza.

"Fa jangan becanda. Untung nggak jatuh." kata Dion memperingati.

Faza mencibir, "bukannya lo emang mau jatuh makanya bawa motor cepat."

Dion menggeleng, "gue mau dipeluk bukan mau jatuh." sahutnya pelan sambil kembali menghidupkan motor.

"Ogah. Bekas orang."

Dion merapatkan bibir.

Iya dia bekas. Udah. Titik.

"Lo kenapa Yon, sedih udah nggak jadi ketos?" tanya Andin yang tiba-tiba sudah berada disamping mejanya.

"Nggak." Jawab Dion cuek, tanpa sadar badannya gerak kebelakang seperti takut tersentuh.

"Galau dia pacarnya marah." kata Heru menyahut, kemudian duduk dikursi nya yang bersebelahan dengan Dion.

"Cot." Umpat Dion.

"Lo putus?" tanya Andin tak tau kenapa lebih antusias padahal niatnya mau move on, tapi kan kalau Dion jomblo bisa di gas lagi.

"Nggak."

"Yaah padahal gue harapnya kalian putus. Hehe" Kata Andin kemudian berlalu menuju mejanya di dekat jendela.

"Dia kenapa?" tanya Heru melihat Andin seperti tak biasanya.

"Tau."

"Serah anjir. Emosi gue!!" balas Heru sewot.

💜💜💜

"Lo berantem sama Dion?"

Faza yang sedang duduk didepan kelas langsung menoleh melihat Reyhan yang ikut duduk di sampingnya.

"Ha??"

"Lo berantem?" tanya Reyhan lagi, merasa sudah biasa Faza akan mendadak tuli saat bersamanya.

"Enggak."

Faza menatap kearah depan tak sanggup melihat Reyhan dengan jarak sedekat ini.

Hati Faza tu lemah. Apalagi kalau dengan cowok seganteng Reyhan.

"Pulang sekolah ikut gue mau?" tanya Reyhan tiba-tiba membuat Faza reflek manatapnya.

"Kemana?" tanya Faza.

Reyhan menatap kedepan menghadap koridor IPS disebrang sana, "lo maunya kemana?" tanya Reyhan balik.

"Ke dufan."

"Ha??"

Kali ini Reyhan yang budek.

"Kenapa lo?" tanya Faza, soalnya reaksi cowok itu cukup aneh.

"Ah enggak, yaudah nanti pulang sekolah gue jemput." kata Reyhan.

"Ha??"

"Kenapa kalau sama gue lo jadi budek sih," kata Reyhan terkekeh sambil mengusap rambut Faza.

Faza langsung mematung, matanya melotot. Bentar, kamera mana kamera.

Faza menyerah.

"Mau nggak?" tanya Reyhan sekali lagi.

Faza mengerjap, kemudian tanpa sadar langsung mengangguk.

Reyhan melotot, "eh beneran mau?" tanya-nya memastikan.

"Iya." jawab Faza sambil tersenyum. Lagian dia juga sudah lama tidak jalan-jalan, apa salahnya kan jalan berdua dengan Reyhan.

Faza hanya mengangguk.

"Emang Dion nggak marah lo pergi bareng gue?" tanya Reyhan memastikan sekali lagi, walaupun bagaimana cewek yang dia ajak sudah memiliki kekasih.

Faza mengangkat kedua bahunya, lagian Dion nggak bakalan marah orang cuma jalan bentar, kemaren Faza pergi cari bahan kerja kelompok berdua Reyhan, Dion juga biasa aja.

Lagian cuma jalan bukan pelukan.

Nggak kayak yang onoh. Peluk sana sini.

Tbc.

Gaes ini aku serius nanya plis banget jawab

Menurut kalian selama udah baca cerita ini,
Cerita ini tuh ngambang kek yang kuning2 dilaut atau enggak?

All About KissWhere stories live. Discover now