14

5.4K 299 4
                                    

Selamat membaca Gaes

Jangan lupa pencet bintangya, nggak lama kok nggak sampe 2 detik.

💜💜💜

Seorang cewek menangis tersedu-sedu dalam dekapan cowok di depan ruang ICU salah satu rumah sakit di Singapura, rambutnya sudah acak-acakan, matanya sudah bengkak, dia sudah menangis lama, bahkan air matanya terus turun selama perjalan dari Indonesia sampai Singapura.

Tadi setelah mendapat telpon bahwa ayahnya koma Faza langsung pergi dan Dion yang saat itu sedang bersamanya mengatakan akan ikut, awalnya Faza menolak tapi tentu saja Dion memaksa sehingga sekarang mereka sudah di Singapura.

"Hiks bunda udah pergi, hiks aku nggak mau ayah juga ninggalin aku," kata Faza tersedu didalam dekapan Dion.

Dion melepaskan pelukan Faza, kemudian cowok itu menangkup muka Faza dengan kedua tangannya, "Ayah lo pasti sembuh, udah ya jangan nangis lagi, lo udah terlalu banyak nangis" kata Dion, membuat Faza semakin terisak.

"Hiks nangisnya gamau berenti," kata Faza merengek membuat Dion tersenyum kemudian menarik cewek itu kembali kepelukannya.

"Dion sesak," kata Faza saat Dion seperti dengan sengaja menekan wajahnya didada membuat Faza kesulitan bernafas.

"Udah jangan nangis lagi," kata Dion, Faza mengangguk tapi tetap saja air matanya terus turun.

Faza benar-benar takut, selama ini yang dia lihat ayahnya sehat wal afiat, tapi Faza tak pernah menyangka bahwa ayahnya menderita penyakit jantung, dan membuatnya koma.

Faza sudah kehilangan bundanya dan itu sungguh sangat menyakitkan, dan Faza tidak mau kalau dia juga harus kehilangan ayahnya.

Faza mengangkat kepalanya dari dada Dion kemudian dia melirik ke seorang wanita yang duduk agak sedikit jauh dari Dion, Faza melihat sesekali wanita itu mengusap matanya.

Faza tau Freya sangat mencintai ayahnya wajar dia sangat sedih, tapi tak tau kenapa Faza tak bisa menghilangkan rasa bencinya pada wanita itu. Bagi Faza Freya tetaplah orang yang sudah merebut ayahnya.

Semenjak sampai dirumah sakit bahkan Faza tak sedikitpun menyapa Freya, hanya Dion yang sesekali bicara pada wanita itu. Faza takut kalau dia bicara dengan Freya semua kekesalannya keluar, karna dia sangat yakin Freya tau perihal penyakit ayahnya hanya saja mereka sengaja tidak memberitahu.

Faza muak padahal itu ayahnya, Faza juga berhak tau apapun termasuk penyakitnya, mungkin kalau dia tau lebih awal dia tidak akan sekacau dan sekecewa ini.

"Dion," panggil Faza dengan suara serak membuat Dion menunduk.

"Hmm kenapa?," tanya Dion.

Faza melepaskan diri dari dekapan Dion kemudian menghapus sisa air matanya, "gue mau bicara sama dia sebentar, lo bisa tinggalin kita berdua," kata Faza membuat Dion mengernyit bingung.

Sebenarnya Dion sudah merasa aneh semenjak datang tak sedikitpun Faza berbicara pada mamanya bahkan seperti menghindar, Dion ingin bertanya lebih lanjut tapi melihat kondisi Faza membuat Dion tak jadi bertanya.

"Yaudah, gue beli minum dulu nanti gue bawain juga buat lo, jangan nangis lagi," pesan Dion yang diangguki oleh Faza, setelah itu cowok itu berdiri meninggalkan Faza hanya berdua dengan Freya.

"Sudah berapa lama tante tau ayah sakit?" tanya Faza mencoba mengatur nada suarnya agar tak terkesan membentak.

Freya yang dari tadi memang menunggu Faza berbicara padanya mencoba untuk tersenyum kemudian menggeser duduknya agar lebih dekat dengan Faza.

"1 tahun yang lalu," jawab Freya serak membuat Faza menatap nya dengan sorot mata kecewa.

Faza terkekeh tapi air matanya kembali turun "udah selama itu, dan nggak pernah ngasih tau aku," kata Faza kecewa.

Air mata Freya juga ikut jatuh melihat Faza yang kembali menangis, "maaf, tapi ayah kamu yang minta buat rahasiakan ini. Kita nggak mau kamu sedih," kata Freya sambil meremas kedua tangannya.

"Sekarang memangnya aku nggak sedih??, aku justru makin sedih saat aku nggak tau apapun, aku kaget tiba-tiba ayah koma karna yang aku tau selama ini ayah baik-baik aja," kata Faza.

"Aku muak sama tante hiks, aku muak,  semenjak ada tante hidup aku nggak pernah lagi bahagia," kata Faza pelan disela isakannya, tapi masih didengar Freya membuat isakannya makin kuat.

"Kamu boleh benci sama tante Faza tapi tante beneran tulus sayang samu kamu, kamu tau awalnya kami ke Singapura ingin cek kondisi ayah kamu sekaligus liburan terakhir kami bersama, karna rencananya setelah pulang dari sini kami akan bercerai, karna kami mau kamu bahagia" Kata Freya membuat Faza mengepalkan kedua tangannya.

"Tapi nggak tau kenapa tiba-tiba ayah kamu drop dan koma, mungkin karna dia banyak pikiran dan kelelahan, maafkan tante. Maaf sudah mengambil ayah kamu dari bundamu dan juga kamu, tante janji setelah dia bangun tante akan segera mengurus perceraian kami berdua."

"Tapi tante mohon tolong tetap izinkan tante menjaga ayah kamu setidaknya sampai dia bangun, setelah itu tante bakalan pergi," kata Freya sambil memohon.

Tanpa menjawab apapun Faza meninggalkan Freya yang semakin terisak didepan ruangan itu seorang diri.

Maaf Keyna aku gagal buat anak kamu selalu bahagia, kamu memilih orang yang salah, harusnya dari awal kamu tidak memilihku menggantikan mu. Karna justru aku yang menjadi sumber ketidakbahagiaanya.

💜💜💜

Faza kembali menangis terisak membuat Dion bingung sendiri, kenapa air mata Faza tidak mau habis padahal dia sudah terlalu banyak menangis.

Tadi saat mau kembali ke dekat Faza Dion malah melihat Faza berlari sambil menangis membuatnya mendekati Faza dan membawa cewek itu ke taman rumah sakit.

"Berenti nangis atau gue cium," kata Dion sambil menangkup wajah Faza, Dion sudah tidak tau lagi bagaimana cara agar cewek disampingnya itu berhenti menangis. Makanya Dion mengancam Faza.

"Cium aja emang gue nggak niat buat berenti nangis," kata Faza sambil terisak membuat Dion terkekeh pelan tak menyangka dengan jawaban Faza, karna biasanya cewek itu akan melakukan apapun asal tidak dia cium.

"Gue beneran nggak main-main, tamannya lagi sepi lo Fa," kata Dion menakut-nakuti.

"Gue juga beneran," kata Faza sambil mengusap ingusnya yang mau keluar.

Dion menggaruk kepalanya yang tidak gatal, melihat Faza disampingnya masih terisak.

"Yaudah kalau emang ini bisa buat lo berenti nangis," kata Dion sambil menarik wajah Faza agar mendekat, dan menempelkan bibirnya pada bibir merah cewek itu.

Dion memanggut bibir Faza membuat Faza ikut membalas, keduanya saling membalas ciuman tak peduli bahwa mereka berada ditempat terbuka.

Faza menepuk pundak Dion merasa kehabisan nafas, membuat Dion menjauhkan wajahnya.

Nafas keduanya tersengal. Dion terkekeh melihat bibir Faza membengkak karna ulahnya.

Entah kenapa dion merasa lucu saat melihat Faza dengan mata bengkak, hidung merah, tepi matanya berair ditambah bibir merah yang membengkak.

Membuat Dion tak bisa menahan diri dan kembali menyatukan bibirnya.

Tbc.

11 Januari 2019

All About KissWhere stories live. Discover now