11

5.9K 306 9
                                    

Pada detik pertama Faza menginjakkan kakinya turun dari mobil. Pandangannya sudah mengarah kesegala penjuru. Harapan Faza hari ini cuma satu jauhkan dia Dari pandangan cowok yang bernama Dion.

Sungguh Faza merasa malu. Entah setan apa yang memasukinya sehingga kemarin mau-mau saja dicium si Dion kampret.

Tapi Faza cukup kesal seharusnya dia menjambak cowok itu dulu. Tapi dia malah berlari ke kamar tak peduli kapan cowok itu keluar dari rumahnya.

Oke anggap saja kemarin Faza khilaf. Dan ingatkan Faza untuk menjauhi Dion setidaknya untuk jarak 2 meter. Agar kejadian yang memalukan tapi menyenangkan itu tidak terulang kembali.

Faza melangkah cepat bahkan sedikit berlari supaya cepat sampai ke kelas. Pandangan heran orang yang dilaluinya tak dia hiraukan.

Faza menghembuskan nafas lega ketika sampai di tempat duduknya. Menaruh tas kemudian menelungkupkan kepalanya ke meja. Faza sangat ngantuk karna tadi malam jam 2 dia baru bisa tertidur.

"Dasar pemalas pagi-pagi udah ngantuk aja."

Telinga Faza berdengung seperti mendengar suara seseorang. Seseorang yang daritadi dia hindari.

Faza mengangkat kepalanya, kemudian termundur kaget dengan tangan refleks menutup mulut karna Dion berada didepannya dengan wajah menunduk.

Dion tekekeh pelan melihat tingkah Faza. Dion sudah berada dikelas Faza sejak jam 7. Dan Faza datang jam 7.15 bagi cewek itu jam segitu sudah cepat tapi sayang Dion lebih cepat.

"Ngapain lo nutup mulut. Ini sekolah nggak mungkin gue cium disini," kata Dion santai membuat Faza menoleh kanan kiri takut ada yang salah paham.

Sukur kelas masih sepi hanya ada beberapa orang dikelasnya tapi sepertinya mereka sibuk sendiri. Yah walaupun Faza yakin telinga mereka akan selalu siaga.

Faza yakin setelah ini bakalan ada kehebohan selanjutnya karna Dion sudah berada dikelasnya sepagi ini.

"Lo kenapa sih kok ngeliat gue kayak ngeliat setan," kata Dion sedikit ngegas membuat Faza mendengus.

Dasar nggak tau diri kelakuan lo tuh kayak setan.

"Kok lo Diam."

Terus lo mau gue bicara dan lo liat bibir gue lagi, terus lo macam-macam lagi. Mati aja sana. Sori aja Faza yang suka khilaf udah nggak ada.

"Kayaknya kemarin gue terlalu kasar."  kata cowok itu sedikit pelan cuma Faza yang bisa mendengar.

Astaghfirullah tahan jangan mengumpat.

Kemudian Dion melanjutkan dengan suara yang lebih pelan, "kalau bibir lo masih bengkak pakai masker aja dari pada malu."

Setan.

Faza memejamkan mata mencoba mengumpulkan kesabaran untuk tidak menjambak cowok itu. Dia takut endingnya akan sama, yaitu. Ehem ya gitu deh.

Dion tau bibir Faza tidak bengkak dia hanya bercanda. Lagian kemarin Dion main pelan kok. Kalau pun bengkak bentar dong juga hilang.

"Ini aneh, kok bisa lo nggak ngamuk, ini rambut gue lagi free," komentar Dion sambil menundukkan kepalanya. Faza memutar bola matanya malas, dasar cowok modus nanti kalau Faza jambak dia mau ngapain lagi.

"Dion," panggil seseorang dari depan pintu kelas membuat Faza lega.

Dion yang tadinya menatap Faza dengan serius jadi menoleh kemudian melongos malas ternyata Adrian yang memanggilnya.

"Gila pagi-pagi udah ngapel aja nih abang ketos kita," kata Adrian mebuat kelas yang tadi sunyi akhirnya ikut bersorak. Mereka langsung heboh sepertinya dari tadi memang menunggu ada yang mengganggu biar bisa langsung bergosip.

"Iya gue datang tadi pagi Dion udah dikelas kita."

"Gue liat tadi Dion bicaranya mepet-mepet gitu."

"Nggak mungkin mereka nggak ada apa-apa."

Faza heran mendengar bisikan teman kelasnya, bisa-bisanya mereka bergosip bahkan Faza dan Dion aja masih ada disana. Huh dasar netizen.

Dion berdiri melangkah keluar, sebelum sampai diluar dia menepuk bahu Adrian pelan, "makanya punya pacar jadi lo tau gimana enaknya ngapel pagi-pagi."

Kemudian cowok itu melangkah tenang keluar tak peduli bahwa kelas semakin heboh akibat kata-katanya.

Faza yang juga mendengar perkataan Dion dan kehebohan teman kelasnya hanya bisa terdiam.

Faza membuang nafas kasar kemudian menelungkupkan kepalanya ke meja. Oke fiks ketenangan Faza seperti sudah benar-benar pergi dan tak mau kembali lagi.

💋💋💋

"Kok lo nggak ngantin?" tanya seorang cowok  kemudian membalikkan kursi didepan meja Faza agar dia bisa duduk berhadapan.

"Nggak lapar gue," jawab Faza.

Bohong Faza tidak lapar, tadi aja dia nitip jajan sama Leta. Dia cuma malas ke kantin.

"Nih gue ada roti, kelamaan kalau nungguin Leta," kata Reyhan menyodorkan roti diatas meja.

"Makasih," kata Faza malu-malu. Jujur saja Faza masih suka dengan Reyhan anaknya seru gampang diajak bergaul, dan yang terpenting dia ganteng.

Tapi sayang udah punya pawang.

Boleh nggak ya Faza nikung, boleh lah kan belum sampe pelaminan.

"Lo udah punya pacar?" tanya Faza memberanikan Diri membuat Reyhan terkejut tak menyangka dengan pertanyaan Faza.

"Ah gini soalnya kemarin gue liat lo di parkiran apartemen sama cewek," kata Faza karna Reyhan tak kunjung menjawab.

"Oh itu teman gue kebetulan ketemu dia lagi ada urusan disana."

"Bagus deh kalau cuma teman." kata Faza lega.

"Ha??"

Eh.

Wait.

"Ah itu maksud gue bagus, ya bagus. Haha kita masih muda nggak boleh main pacar-pacaran dulu." Faza tertawa sumbang membuat Reyhan ikut tertawa walaupun dia tidak paham kenapa Faza tertawa.

Reyhan menghentikan tawanya, "tapi lo pacaran sama Dion kan??" tanya Reyhan, membuat Faza menggeleng cepat.

"Gue nggak pacaran sama dia, dianya aja yang ngaku-ngaku," kata Faza kesal kenapa tidak ada yang percaya kalau dia nggak pacaran sama cowok mesum itu.

Reyhan terkekeh pelan membuat Faza meleleh karna cowok itu benar-benar ganteng. Faza lemah kalau sama cogan. Kemarin aja dia lemah gara-gara liat muka Dion dari dekat.

"Habisnya lo cantik makanya dia ngaku-ngaku."

Sa ae bekantan kalimantan ngalusnya.

"Dih."

"Gue serius," kata Reyhan sambil terkekeh membuat Faza ikutan terkekeh kalem. Jaga image dong depan gebetan.

"Tapi bagus deh kalau lo belum punya pacar." kata Reyhan kalem.

Yaiyalah bagus, lo jomblo gue jomblo ya pas. Jadian aja udah.

"Kenapa??" tanya Faza pura-pura tak paham.

"Bisalah gue gebet lo," kata Reyhan sambil tersenyum membuat Faza meleleh kembali.

Gebet aja gebet mau kok gue.

Assalamu'alaikum

Yang baca tapi nggak jawab DOSA.

Jangan lupa vote dan komen Gaess

17 Desember 2019

All About KissWhere stories live. Discover now