03

9.6K 429 14
                                    

"Kok baru pulang sayang??" tanya wanita cantik yang berdiri didepan pintu.

"Tadi ada urusan bentar ," balas Faza singkat.

Kemudian melangkah masuk tak menghiraukan bagaimana ekspresi orang yang berdiri didepan pintu itu.

Freya tersenyum samar, sudah 2 tahun semenjak dia menikah dengan Prasetya ayahnya Faza, tapi anak itu tak pernah sekalipun memanggilnya mama ataupun bunda seperti dia memanggil ibu kandungnya.

Bahkan Faza memanggilnya Tante.

Sudah biasa, Freya menghela nafas mencoba bersabar kemudian menutup pintu mengikuti Faza yang berjalan lebih dulu.

"Ganti baju, habis itu makan ya?" kata Freya lembut, membuat Faza yang mulai menaiki tangga berhenti sebentar, kemudian berbalik menatap wanita yang sekarang tersenyum lebar.

Faza menghela nafas keras, kanapa wanita itu selalu baik padanya sudah jelas dia yang merebut ayahnya dari bunda. "Aku udah makan," balas Faza singkat kemudian melanjutkan langkah menuju lantai dua dimana kamarnya berada.

Freya menghela nafas, mengapa susah sekali mendekati Faza. Faza selalu saja menciptakan tembok tinggi membuat Freya kesusahan.

"Faza sudah pulang??"

Suara Pras membuat Freya tersentak, "sudah mas, katanya dia juga sudah makan," jawab Freya lemah.

"Maaf ya aku belum bisa buat Faza terima kamu," kata Pras sambil mengusap pundak istrinya.

Freya menggeleng, "bagiku dengan Faza setuju aku tinggal disini dia udah terima aku," Freya tersenyum lebar membuat Pras menghela nafas lega.

Freya akan tetap sabar, sampai kapanpun dia akan membuat Faza menerimanya sebagai ibu, dan berhenti menganggapnya sebagai wanita perebut ayahnya.

💋💋💋

Faza masuk kekamar, kemudian berjalan menuju nakas disamping tempat tidurnya.

Ada satu bingkai foto yang berisi potretnya dengan sang bunda, dulu bingkai foto itu berisi 3 orang dia, bunda dan ayahnya.

Semua berubah, semenjak ayahnya memiliki foto baru dengan wanita lain dan bukan bundanya, Faza juga mengganti foto itu dengan foto yang baru hanya dia berdua dengan sang bunda.

Bukan Faza yang ingin mengganti tapi ayahnya sendiri juga memilih orang lain, ayahnya sendiri yang ingin keluar dari bingkai yang sama dengan dia dan bundanya.

Faza mengambil bingkai foto itu kemudian mengusapnya. "Bunda sampai kapan pun bunda Faza nggak bakal bertambah. Bunda Faza cuma satu, ayah jahat bunda. Katanya dia sayang sama bunda tapi...," Faza tak bisa menghentikan air matanya mengalir.

Faza terduduk dikasur sambil terus menangis, selalu seperti ini. Pulang sekolah dia dibukakan pintu oleh wanita itu, disuruh makan. Faza bosan Faza mau bunda yang membukakannya pintu dan yang menyuruhnya makan.

"Bunda kenapa nggak bawa Faza kelangit aja. Faza mau ikut bunda,"

"Hiks Faza nggak suka, dia ngambil ayah dari bunda, Faza yakin dia juga bakal ambil ayah dari Faza."

Faza terus terisak, tak sadar kalau daritadi sang ayah mendengarkan semua keluh kesah sang putri.

"Nggak ada yang ngambil ayah sayang, ayah tetap bakal jadi ayahnya Faza,"  Pras berkata lembut, kemudian duduk disamping putrinya yang masih terisak.

"Ayah bohong, dulu Ayah janji nggak akan lupain Bunda, liat sekarang buktinya apa," kata Faza sambil terus terisak.

"Ayah nggak lupain Bunda sayang, Ayah selalu ingat sama Bunda. Suatu saat kamu bakal ngerti kenapa Ayah memilih menikah lagi. Ayah mohon terima Mama ya sayang," bujuk Pras, dia selalu membujuk Faza tapi sepertinya putrinya masih belum mau terima kenyataan.

Faza menggeleng, "nggak ada Bunda ataupun Mama lainnya Yah."

Pras memeluk putri satu-satunya itu, membiarkan sang anak menangis. Selalu seperti ini setiap kali dia meminta agar Faza mau menerima Freya.

Faza memang tidak pernah bersikap kasar ataupun tak sopan, tapi sikapnya pada Freya terlalu dingin. Pras hanya takut saat sesuatu itu akan terjadi Faza belum bisa menerima Freya.

Inilah Faza ketika berada dirumah, sangat berbeda jauh dengan Faza yang periang di Sekolah. Tak ada yang tau tentang keluarganya, Faza terlalu pintar menyembunyikan dengan topeng kebahagiaan.

Semua teman sekolahnya bahkan Leta sahabatnya hanya tau kalau bunda Faza sudah tiada, dan ayahnya menikah lagi hanya sebatas itu selebihnya mereka hanya tau Faza bahagia melihat dari sikapnya.

Tidak pernah ada yang tau wajah periang Faza akan hilang ketika seorang perempuan yang selalu tersenyum lebar itu membukakannya pintu saat dia pulang sekolah.

Perempuan perebut ayahnya, dan yang paling Faza tidak suka perempuan itu adalah sahabat bundanya sendiri.

Hai gaess gue update lagiii, jangan lupa vote dan komen ya.

Kali ini abang Dion nggak muncul, tapi next part muncul kok

Jadi ayoo VOTE

Karena itu sangat berarti buat gue😍😍.

Kamis, 14 November 2019

All About KissHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin