Really I Love You - Chapter 6

382 75 5
                                    



IU tergopoh-gopoh masuk ke dalam kafe yang telah dijanjikan Jiyong. Lelaki itu tampaknya sudah menunggu di dalam, terbukti beberapa kali ia menghubunginya tapi tak sempat diangkat.

Matanya langsung berpendar mencari keberadaan Jiyong. Tak menemukannya di lantai satu, ia cekatan naik melalui tangga ke lantai 2 yang merupakan smoking area. Setibanya di sana, ia melihat Jiyong begitu stres. Duduk di bangku paling ujung sambil mengisap rokok dalam-dalam dan mengembuskan asapnya ke langit.

“Oppa!” panggilnya sambil berjalan cepat ke arahnya. Ia langsung duduk disamping Jiyong dengan wajah cemas. “Ada masalah apa? Kau kenapa begini?” tanyanya.

Jiyong tak langsung menjawab. Ia mengisap rokoknya lagi dan mengembuskan asapnya ke arah berlawanan dari gadis disampingnya. IU sempat terbatuk dan mengipas-ngipas tangan agar asap rokok itu pergi.

“Maaf! Kau kan tak suka asap rokok!” katanya sambil mematikan rokok.

“Kau kenapa?” tanyanya lagi.

Jiyong menatap IU dalam. “Waktunya sudah semakin dekat! Kau tetap akan membantuku kan?” tanyanya.

IU diam sejenak. “Soal yang kemarin itu?” lanjutnya.

Jiyong mengangguk. “Aku baru saja bertengkar dengan ibuku. Aku harus melakukan itu agar dia tidak menjodohkanku. Aku tak suka! Hanya karena Taeyang sudah menikah, lalu aku dijodohkan olehnya,” keluhnya.

IU ingin tertawa, tapi ia menahannya. Ia tahu Jiyong sangat stres dengan keadaan yang dialaminya itu. Ia lantas membetulkan posisi duduknya. “Iya, aku akan membantumu, Oppa! Tenang saja!” ia menepuk bahu Jiyong.

“Baiklah! Pakailah gaun yang paling bagus yang kau punya! Kau harus tampil cantik!” katanya.

Kali ini IU benar-benar terkekeh. “Kalau nanti ibumu suka padaku bagaimana?” tanyanya.

“Karena kau tampil cantik?”

IU mengangguk.

“Berarti kau harus benar-benar menjadi pacarku!” lanjut Jiyong santai.

IU menggerakkan alisnya. Ia melihat air muka Jiyong yang sudah tampak lebih tenang sejak ia mengiyakan ajakannya.

“Kau saja tidak bisa datang ke konserku!” keluh IU kemudian.

Jiyong menghela napas. “Kan waktu itu sudah datang. Bahkan aku tampil menjadi tamu spesial!” katanya sambil mulai bersandar.

“Bukan jadi tamu, tapi jadi penonton!” IU sedikit sewot.

Jiyong terkekeh. “Kau sangat ingin aku datang menonton?” IU mengangguk. “Ya, konsermu selanjutnya aku akan datang!” katanya.

IU menyipitkan matanya. Ia tidak bisa menebak apa yang akan Jiyong lakukan selanjutnya karena orang itu selalu penuh kejutan.

***

“Jadi sebenarnya kakakmu tidak apa-apa?” tanya Yugyeom usai menyeruput kopi latte-nya di kafe yang sudah dijanjikan bertemu. Ia sudah mendengar cerita lengkap tentang apa yang terjadi pada Mingyu dan Jungkook.

“Iya! Itu hanya masalah pribadinya! Jungkook-ah, kau jangan membantunya ya!” Mingyu mengultimatum.

Jungkook menghela napas sambil membetulkan posisi duduknya. “Kalau aku membantunya, aku tidak akan mendapat bayaran kan?”

“Tentu saja tidak! Makanya jangan!” kata Mingyu.

Jungkook mengangguk-angguk sambil mengaduk minumannya. “Gyeom-ah, bagaimana perkuliahan tadi?”

“Bagaimana apanya? Ya begitu saja!” kata Yugyeom cuek.

“Baiklah, nanti aku pinjam catatanmu!” ujar Jungkook yang disetujui Mingyu.

Really I Love YouWhere stories live. Discover now