Really I Love You - Chapter 9

331 64 11
                                    

“Jadi waktu pertemuan kita di bus itu, sebenarnya kau ingin memberikan undangan padaku tapi belum dapat undangannya?” tanya Jungkook di tengah perjalanan.

IU mengangguk. “Makanya, aku minta nomormu supaya aku bisa memberikannya. Tapi sebelum menghubungimu, aku bertemu Yugyeom duluan,” katanya. Giliran Jungkook mengangguk-angguk. “Tapi waktu itu, kenapa kau tak mau duduk seperti ini?” IU balik bertanya.

“Oh?” Jungkook kaget. Ia teringat pertemuan pertamanya yang masih malu-malu dengan IU di bus. “Aku … aku hanya gugup!” katanya sambil cengengesan.

“Kalau sekarang sudah tidak gugup?”

Jungkook terkekeh. “Sedikit!” katanya.

IU ikut terkekeh. Entah mengapa malam ini ia merasa bahagia.

Selang 30 menit, mereka turun di pemberhentian bus tujuan. Dari halte hingga ke rumah IU memang tidak terlalu jauh, tapi jalanan yang dilalui di malam hari cukup sepi kendati wilayah tersebut merupakan wilayah yang aman.

“Nanti kau pulang bagaimana? Apa tidak terlalu malam?” tanya IU kemudian.

“Tidak! Tenang saja! Aku bisa naik taksi biar cepat kalau bus sudah tidak ada,” jawab Jungkook.

“Aku merasa tidak enak,” IU melipat bibirnya.
“Yang penting kau sampai di rumah dengan selamat!” Jungkook tersenyum.

IU melirik lelaki itu. Wajahnya seperti tak menunjukan rasa lelah malah lebih bersinar dari sebelumnya.

“Aku sudah tidak sabar ingin menonton konsermu!” lanjut Jungkook.

“Aku harus bekerja keras. Setiap hari aku latihan untuk persiapan konser itu, aku tidak ingin mengecewakan penggemar,” kata IU.

“Kau pasti bisa melakukannya! Aku belajar banyak dari kerja kerasmu, aku juga ingin selalu semangat sepertimu agar tidak mengecewakan penggemar.”

“Ya, kita memang harus selalu bekerja keras!”

Tak lama, mereka menghentikan langkahnya di depan sebuah rumah. Jungkook menatap rumah dua lantai yang terlihat menyejukkan dan mencolok dengan warna putihnya diantara rumah-rumah berwarna gelap di sana.

“Ini rumahmu?” tanyanya.

“Iya!”

Jungkook mengangguk-angguk lagi.

“Tapi maaf, sepertinya aku tidak bisa mempersilakanmu masuk! Ini sudah terlalu malam, ibuku sedikit tak suka,” IU terkekeh.

“Oh, tidak apa-apa! Kau mau kuantar sampai sini pun aku sudah senang!” katanya sambil tersenyum.

IU tak bisa berkata-kata lagi, ia hanya bisa tertawa kecil. “Terima kasih!” ujarnya kemudian. “Oh iya, kau jangan panggil aku sunbaenim! Kedengerannya formal sekali, panggil aku selayaknya saja!” pintanya.

“Begitu ya? Geurae!” Jungkook mengangguk.
IU lantas mulai membuka pagar dan perlahan-lahan mulai masuk ke rumahnya. “Kau hati-hati ya! Setelah sampai rumah kabari aku!” katanya lagi.

“Iya! Jangan khawatir! Masuklah, cuacanya semakin dingin!” kata Jungkook.

IU mengangguk. Ia lantas masuk sembari melambaikan tangannya ke arah Jungkook. Lelaki itu tersenyum dan membalas lambaian tangan IU tanpa mengubah posisi berdirinya sejak tadi.

IU lantas memberi tanda agar Jungkook segera pergi dari sana karena waktu sudah semakin larut. Ia juga khawatir dengan cuaca yang semakin dingin.

Jungkook mengangguk pelan dan memberi tanda pada IU juga untuk segera menutup pintu rumah. Setelah memastikan IU masuk, Jungkook pun mulai bergerak meninggalkan lokasi itu. Di tengah cuaca dingin, tetapi hatinya terasa lebih hangat.

Really I Love YouDonde viven las historias. Descúbrelo ahora