Really I Love You - Chapter 8

389 69 9
                                    



“Ini, terakhir kalinya aku akan menraktirmu!” ujar Nana sambil mendelik pada Jungkook usai menghentikan mobilnya di tepi jalan depan sebuah coffee shop. Bibirnya menyungging tak suka sejak Jungkook menolak permintaannya tadi.

Jungkook membelalak. “Benarkah? Ah, sayang sekali Noona! Kalau Mingyu tahu sebenarnya kakaknya pelit, dia pasti akan sedih!” katanya.

Alis Nana naik cepat. “Memangnya Mingyu mengatakan apa padamu tentangku?”

“Hmmmm…” Jungkook menggaruk kepalanya yang tak gatal.

“Ah, sudah lupakan! Ayo cepat turun!”

Dengan sisa-sisa senyuman di wajahnya, Jungkook membuka pintu mobil dan langsung turun. Nana melakukan hal yang sama dan tanpa ragu langsung menggandeng Jungkook.

“Aku ingin melakukannya padamu sekali ini saja, selagi Mingyu tidak ada. Kajja!” katanya

Meski sempat terkejut dengan aksi Nana itu, Jungkook tetap tersenyum dan mengikuti langkahnya. Mereka masuk ke coffee shop itu dan duduk di bangku yang masih kosong di tengah-tengah. Suasana coffee shop itu cukup ramai sehingga membuat Jungkook sedikit waspada. Seharusnya ia tak membiarkan Nana menggandengnya saat masuk tadi.

Dengan cueknya, Nana tetap melingkarkan tangannya ke tangan Jungkook meski ada beberapa pengunjung yang sempat melihat mereka berdua. Namun tampaknya para pengunjung itu juga acuh tak acuh. Setidaknya itu yang ada di pikiraan Jungkook dengan melihat sekilas sikap mereka.

“Kita duduk di sini!” Nana mengantarkan Jungkook ke bangkunya. Jungkook nyengir dan lantas duduk di bangku yang dimaksudkan Nana. Gadis itu lantas duduk di seberang Jungkook dan langsung membuka menu yang tersedia. “Ayo, pesan yang kau inginkan! Aku hanya akan menraktirmu sekali ini saja, jadi pesanlah sepuasmu!” katanya.

“Hanya sekali ini?” tanyanya.

“Iya! Kau kan tidak mau membantuku, aku hanya terlanjur janji saja!” jawab Nana.

Jungkook melipat mulutnya. Ia lantas menganggukkan kepala cepat. “Sesuai janjimu juga, aku hanya akan pesan kopi. Kopi panas,” katanya kemudian.

Nana menatapnya dengan sedikit kesal. “Heuh, aku tak mengerti mengapa kau begitu diidolakan orang-orang di luar sana? Padahal kau …” Nana menghentikan ucapannya. “Pelayan!” ia lantas berseru memanggil pelayan.

“Kenapa? Banyak yang mengidolakanku, termasuk kau. Itu artinya, aku sangat berkharisma!” kata Jungkook sedikit menggoda.

“Memang! Tapi kurasa aku akan berhenti jadi penggemarmu karena kau tak mau membantuku!” Nana tak mau kalah.

Jungkook tersenyum. Bersamaan dengan itu, pelayan yang dipanggil tadi datang dengan senyuman yang tak kalah manis dari Jungkook seraya mengeluarkan catatan.

“Cepat pesan!” seru Nana kemudian.

“Aku Hot Americano,” kata Jungkook kemudian.

Dengan cekatan pelayan itu menulisnya. “Ada lagi?” tanyanya.

“Aku Hot Moccacino dan satu strawberry cheesecake. Sendoknya dua, ya!” lanjut Nana.

“Baik! Ditunggu sebentar ya!” kata pelayan itu lagi usai menulis pesanan dan kembali ke tempatnya.

Nana memperhatikan pelayan lelaki itu hingga tak tampak lagi dari tempatnya berada. Jungkook yang tahu, lantas mengikuti arah pandangannya.

“Kau ajak saja dia! Dia tidak buruk! Siapa tahu dia mau!” celetuk Jungkook kemudian.

Really I Love YouWhere stories live. Discover now