Really I Love You - Chapter 36

173 26 6
                                    

Jungkook baru tiba di rumahnya sekitar pukul 12 malam. Ia langsung melemparkan tubuhnya ke tempat tidur dan menghela napas sangat dalam. Masih terngiang sangat jelas di telinganya bagaimana penghakiman yang baru saja ia terima.

"Kau tidak bisa melanjutkan itu sekarang. Kau harus menghentikannya sekarang juga!" begitu pernyataan bos besar perusahaannya malam itu.

"Aku bisa menyembunyikannya. Aku menjamin itu!" Jungkook membela diri.

"Tidak bisa! Lakukan itu dua sampai tiga tahun lagi!" katanya.

"Tapi... mengapa tidak boleh?" tanyanya.

"Bukan tidak boleh, tidak sekarang waktunya! Kau paham kan saat ini kau sedang ada dimana? Semua mata akan terus tertuju padamu, kau tidak bisa mengacaukannya."

"Aku tidak akan mengacaukannya selama aku bisa menyembunyikannya."

"Apa jaminanmu? Tidak bisa! Aku tidak mengizinkan."

"Pak, kau bahkan bukan orangtuaku, mengapa kau melarangku?" tanya Jungkook. Namun, pertanyaan itu hanya bisa dipertanyakan dalam hatinya saja.

"Aku bisa..."

"Tidak bisa! Tidak bisa sekarang Jungkook! Bicara saja dengannya, dia pasti mengerti. Ini demi kita semua," katanya.

Jungkook hanya bisa terdiam saat itu.

Lagi-lagi Jungkook menghela napas panjang. Ia lantas merogoh ponsel di saku celananya. Sambil menatap langit-langit kamar, ia membuka ruang obrolan yang berisikan seluruh member grupnya. Semuanya memberi dukungan, semuanya memintanya sabar, mereka paham situasinya walau tak sependapat.

Jungkook merasa ini berat, tapi ia juga tak bisa berbuat apa-apa. Ia terbangun dan mengusap wajahnya beberapa kali. Ia merasa ini tidak adil, tapi ia juga paham situasinya. Ia tak tahu akan begini, padahal ia menjamin bahwa semua itu akan baik-baik saja.

"Bahkan aku juga berani mengambil risiko," gumamnya.

Ia lantas menelepon seseorang. Tak harus menunggu lama, seseorang mengangkat telefonnya.

"Kau belum tidur Hyung?" tanyanya langsung.

"Belum, tapi aku sudah tiduran dan pakai selimut. Aku baru saja selesai bertelefon dengan pacarku. Hehe..." jawab suara di seberang sana.

Jungkook mendesis. "Ada seseorang yang sudah menghubungimu untuk membuat projek?" tanyanya lagi tak basa-basi.

"Projek? Projek apa?"

"Oh berarti belum ya? Hyung, tolong buatkan MV lirik untuk laguku dan IU Noona. Kami ada kolaborasi tapi karena tidak punya waktu untuk syuting MV, kami hanya akan membuat video lirik saja," katanya.

"Kau kolaborasi dengan IU? Wah, hebat! Boleh-boleh! Kirim saja padaku lagunya, nanti aku bisa berimajinasi sendiri," katanya.

"Aku percaya itu. Soal fee-nya..."

"Ah sudah itu belakangan saja! Mendengar kalian kolaborasi saja aku sangat senang! Kapan deadline-nya?"

"Hmm... Dua minggu apa bisa selesai?"

"Dua minggu? Satu minggu juga bisa! Kirim saja lagunya ya! Aku jadi tidak mengantuk nih! Hahaha..."

Jungkook terkekeh. Oke, besok pagi kukirim. Terima kasih, Hyung! Selamat istirahat!" Jungkook lantas menutup telefonnya.

***

Di hari liburnya, Jungkook berinisiatif menemui IU lagi. Seharian kemarin, ia sudah membicarakan soal projek duetnya itu meski hanya lewat telefon. Namun hari ini, ia sangat ingin bertemu langsung dengannya. Ada pembicaraan serius yang harus ia sampaikan. Hal itu tak bisa dikatakan hanya lewat telefon. Ini harus bertemu.

Really I Love YouWo Geschichten leben. Entdecke jetzt