Really I Love You - Chapter 7

400 64 5
                                    



“Untuk apa kemarin kau minta nomor manajernya IU?” tanya Juna Hyung, manajer grup Jungkook ketika sore itu bertemu Jungkook di dorm BTS yang sedang sepi penghuni.

“Tidak apa-apa Hyung! Aku ada perlu. Karena kurasa, kau tak akan punya nomor pribadi IU sunbaenim kan?” Jungkook balik bertanya setelah menjawab.

Tentu saja Juna membelalakan mata. Ia tak habis pikir, Jungkook yang merupakan anggota termuda sudah berani melakukan hal-hal yang member lainnya tak lakukan. Memang tidak apa-apa, tapi Juna juga tahu bahwa Jungkook tergila-gila pada IU. Bagaimana jika anggota termuda itu … Perasaan Juna seolah tak sanggup walau hanya sekedar menduga.

“Kau…” ia tak meneruskan kalimatnya.

Jungkook hanya tersenyum sambil menaikkan alisnya. “Jangan khawatir Hyung, aku tidak melakukan apa-apa! Aku hanya ingin berterimakasih karena dia telah mengundangku ke konsernya minggu depan!” Jungkook menunjukkan undangan yang diterimanya dari Yugyeom tadi.

Juna membelalak. Ia langsung merebut undangan itu dengan cepat.

Hyung, hati-hati! Jangan sampai lecet!” tegur Jungkook.

Juna tak peduli. Ia membaca undangan itu dan membolak-balikannya memastikan. Jika palsu, undangan itu terlalu mewah untuk sesuatu yang ditirukan. “Ya! Darimana kau dapatkan itu?”

“Kubilang dari IU sunbaenim! Dia menitipkannya melalui Yugyeom karena aku tidak ada, jadi karena Yugyeom sudah memberikannya padaku maka aku ingin berterimakasih padanya. Tapi aku tidak punya nomornya. Begitu Hyung! Kau berlebihan sekali!” kata Jungkook sambil mengambil undangannya dan mengusap-usapnya.

Juna menghela napas. “Baiklah! Hanya kau yang diundang?” tanyanya.

“Tentu saja!”

“Tak ada untuk member lain? Atau untukku?”

Jungkook terkekeh. “Buat apa dia mengundangmu?”

“Aku juga fansnya!” katanya.

“Kalau begitu belilah tiketnya! Hahaha..” Jungkook tertawa sambil bangkit dari duduknya. “Aku pulang yaa! Bye!” serunya kemudian dan segera keluar dorm.

Dengan perasaan riang gembira, Jungkook bernyanyi kecil menyusuri jalanan di depan dorm yang cukup ramai. Ia bahkan menyapa anak kecil yang sedang digendong ibunya hingga membuat anak itu melotot kebingungan.

Langkahnya begitu ringan dan sangat tak sabar ingin segera menyongsong hari yang tertera di undangan itu. Mungkin itu akan menjadi hari yang bersejarah baginya jika berhasil berada di tengah-tengah penonton lain menyaksikan penampilan memukau IU. Apalagi, ia datang dengan permintaan yang mungkin cukup spesial diantara penonton lainnya.

“Ah, apakah penggemarnya yang lain punya project yang akan dilakukan? Hmm… aku tidak boleh ketinggalan, aku harus mencaritahunya!” katanya sambil mencari ponselnya di saku jaket.

“Oh iya, apa Mingyu ikut menonton konsernya juga? Apa aku harus tanya dia?” gumamnya. Dibenaknya ada nama Mingyu, tapi ia malah mencari nama Yugyeom di kontak dan menelefonnya.

“Gyeom-ah~! Eoddieyo?” tanyanya.

“Hooooo-tel!” jawabnya dari ujung sana.

Wae?” ia balik bertanya dan terdengar galak.

Ya! Apa Mingyu mau menonton konser IU sunbaenim?”

“Kenapa kau tanya aku? Tanya saja Mingyu langsung!” jawab Yugyeom ketus.

“Aku sudah bilang sesuatu padanya, jadi tidak enak!” katanya.

“Bilang apa?” Yugyeom malah kepo.

“Aah, kau ini! Giliran begitu saja, rasa ingin tahunya besar! Aku tidak akan bilang!” katanya.

“Hih! Ya sudah, jangan minta aku menanyakannya pada Mingyu!”

Really I Love YouWhere stories live. Discover now