BAB 3

8.4K 504 8
                                    

Bab (3)
           Xervie menggigit bibir bawahnya hingga mengeluarkan darah. Dia menyentuh bibir Lisse lalu membuka sedikit bibir gadis itu. Dia mendekatkan wajahnya lalu mencium gadis itu, dia memberikan darahnya pada gadis itu.

"Cih." Izumi berdecak sebal sambil terus menggendong tubub Lisse. Setelah cukup lama Xervie menyentuhkan bibirnya, barulah dia mengangkat kembali kepalanya lalu menghapus jejak darah di bibirnya.

"Izumi, nanti kau beri dia darah," ujar Xervie. "Ayo kembali... masih banyak masalah yang harus aku selesaikan. Astaga kenapa banyak manusia yang mati ahkir-ahkir ini."

Xervie berjalan di depan Izumi yang terus menggendong Lisse. Izumi, lelaki berambut panjang diikat itu berdecak sebal dan menghela nafas pelan.

"Xervie--"

"Panggil aku Master!" Xervie memotong perkataan Izumi sehingga Izumi terkejut bukan main.

"Yahh... Master, anda masih banyak kerjaan. Sebaiknya anda membaca perintah dari para dewan." Izumi memberikan kertas kepada Xervie sambil terus menggendong Lisse.

Xervie mengambil kertas itu lalu membukanya dan mulai membaca beberapa kalimat menggunakan bahasa kuno. Dia berdecak sebal lalu langsung berjalan dengan sangat cepat.

"Izumi, cepat bawa gadis itu ke mansion Edward. Biar dia saja yang mengurus gadis itu," ujar Xervie mendesis. "Lalu cepat temui aku di kastil."

"Ya!"

Izumi membuka mansion dengan menyentuhkan telapak tangannya di pintu. Pintu terbuka dia kembali menggendong Lisse yang tadi dia senderkan di pundaknya.

Dia berjalan pelan lalu berhenti saat suara memanggilnya dengan suara amat datar. Dia sangat hafal dengan suara dengan nada tinggi nan berat ini.

"Izu."

"Ed," gumam Izumi lalu menghela nafas pelan. "Ini permintaan Xervie, dia memintaku untuk--"

"Aku sudah tahu... aku melihat masa depan Izu," potong Edward pelan. Dia berjalan pelan ke arah Izumi yang hanya diam sambil terus menggendong Lisse.

Tatapan Izumi tidak mengarah ke arah Edward, dia memalingkan wajahnya ke arah lain. Izumi terkejut dengan sentuhan Edward di punggung tangannya.

"Ayo, berikan gadis ini... aku akan memberikannya darah." Edward bergumam pelan. Izumi mengangguk. Dia langsung memindahkan gendongan Lisse kepada Edward.

Edward tersenyum kecil. "Izu, tidak perlu khawatir, aku tak akan menyerangmu lagi. Dalam dirimu kau sudah milik--"

"B-bukan begitu!" Sentak Izumi mundur beberapa langkah lalu menghela nafas. "Aku pergi."

Edward mengerjapkan matanya lalu tersenyum kecil. "Maaf ya Izu, aku--"

"Tidak apa-apa, k-kita sama pria. Jadi tak mungkin boleh ada hubungan sama sekali. Kau juga sudah akan menikah dengan dia. Jadi berhenti berha--"

"Sayangnya aku masih berharap kau mau berhubungan denganku Izu." Edward sudah ada di belakang Izumi dan tubuh Izumi terasa terbakar.

"Hentikan!" Izumi langsung membentak dan memilih langsung berlari dan meninggalkan Edward yang menyeringai dingin.

"Ya, aku masih berharap itu Izu."

Immortal (SEASON 1 TAMAT + SEASON 2 DIBERHENTIKAN)Where stories live. Discover now