BAB 35

2.8K 181 6
                                    

Mungkin kehidupan satu kali lagi adalah hal yang paling menyenangkan, apalagi menjadi abadi seperti ini
~Lisse Akira~

Bab (35)
Beberapa menit yang lalu...
          Semuanya terjatuh dan menatap ke arah sebuah pintu serba putih. Izumi berdiri yang paling awal lalu berdecak kesal dan menghilang secara tiba-tiba dan muncul lagi di depan pintu dalam hitungan detik. Bahkan buka lagi hitungan detik.

Lelaki bernama asli Livorde Akira itu memang memiliki kecepatan teleportasi paling cepat. Jangan tanya apapun kenapa Izumi bisa paling cepat dalam teleportasi, karena lelaki itu tak akan menjawab apa-apa dan malah berdecak sebal.

"Adit! Buka pintunya!!" Teriak Izumi keras secara tiba-tiba dan memanggil nama Adit.

Izumi berdecak keras merasa kesal sendiri, dia dalam keadaan kesal akibat perbuatan Edward sekarang dia tambah kesal karena semua ini. Emosi Izumi membuat pintu langsung mengalami sedikit kebakaran hingga suara sirine berarti itu adalah peringatan. Pintu secara tiba-tiba terbuka dan muncul dua orang mahkluk dengan tubuh amat besar.

Izumi menyipitkan matanya dan sadar ada sebuah benda mendekat dan benda yang mendekat itu adalah sebuah peluru amat besar. Izumi langsung membuat sebuah bola api besar dan melemparnya tepat ke arah peluru itu hingga peluru itu langsung hancur berkeping.

Izumi berdecak dan membuat sebuah pelindung transparan. Sebuah peluru yang lebih besar kembali meluncur, sekarang tidak hanya satu tetapi dua sekaligus. Izumi kembali berdecak, dia membenahi ikatan rambutnya yang berantakan.

"Astaga! Sempat-sempatnya dia memebenahi rambutnya?" Marian terkejut bukan main. Dia memutar bola mata.

Izumi menghilang dan muncul di belakang dua mahkluk yang sedari tadi terdiam, dia membuat sebuah sarung tangan api lalu langsung membakar dua mahkluk yang sebenarnya adalah sebuah robot yang bentuknya seperti manusia.

Peluru tadi, Izumi lempar dengan dua bangkai tubuh yang hangus terbakar dan dua peluru itu langsung kembali hancur berkeping-keping. Izumi langsung mengamuk dan hampir saja menghancurkan tempat tadi kalau saja Marian tidak membuat cambuk dari darahnya dan membuat Izumi tersentak amat kaget, menoleh sengit ke arah Marian.

Marian berdecak kesal lalu meminta Izumi melihat keadaan sekitarnya. Izumi berdecak lalu mengatur emosinya. Lalu api mereda dan Izumi membuat semuanya kembali sempurna.

"Kau benar-benar keterlaluan Liv!" Teriakan itu membuat semuanya menoleh ke arah seorang wanita yang memiliki dada besar dengan seseorang di sebelahnya yang memiliki jenis kelamin lelaki.

"Hah? Keterlaluan katamu!? Lalu kau pikir aku apa hah!? Jodie!?" Teriak Izumi kesal sendiri.

"Astaga! Kau ini benar-benar menyebalkan Liv!" Lelaki di sebelahnya yang sepertinya Adit itu berkata dengan nada kesal sendiri.

"Yah... aku memang menyebalkan!" Balas Izumi berapi-api dan membuat udara hampir saja panas jika saja Marian tidak mencambuk Izumi keras.

Izumi berdecak mengusap punggungnya yang amat sakit sekarang. Dia berdecak lagi lalu menghembuskan napasnya pelan.

"Adit, kami perlu bantuanmu!"

☀️

Edward menopang dagunya lalu mengetuk pelan-pelan pintu modern dengan sebuah lingkarang di tengah-tengah pintu besar ini. Xervie yang ada di sebelahnya juga berpikir lalu terkejut saat melihat sebuah lubang kunci aneh yang berbentuk persegi.

Xervie mengangkat alisnya lalu berjongkok dan membuat sebuah kunci yang menyerupai lubang kunci tadi. Dia membukanya perlahan lalu pintu terbuka dan Edward tersenyum senang.

"Anu... menurutmu saja," gumam Xervie pelan, "Izumi membuka pintu dengan apa ya? Kau tahu sendiri keadaannya sedang dalam keadaan yang tidak baik."

"Mungkin... membakarnya? Saat dia emosi maka semua yang ada di sekitarnya akan terbakar bukan?" Gumam Edward pelan.

"I-iya sih," gumam Xervie pelan.

"Sebenarnya ini di mana?" Frick lebih dulu bertanya dan membuat Edward dan Xervie menoleh dan mengerjapkan matanya sekali.

"Baiklah, ini adalah sebuah lab bawah tanah yang terletak di sebuah rumah megah yang ada di Jerman," ujar Xervie menjelaskan secara pelan.

"Oh... baiklah aku tak mengerti soal lab," gumam Vorze pelan sambil berkacak pinggang.

"Nanti akan--"

"Edward! Astaga! Ahkirnya kau datang babe!" Teriakan itu memutus perkataan Edward dan membuat keempat vampir itu menoleh ke arah Seorang wanita yang sekarang sedang berlari ke arahnya karena dikejar oleh sebuah api.

"J-Jodie!? Apa yang--Astaga!!! Izumi!? Apa yang kau lakukan!?" Teriak Edward menatap Izumi berlari kencang mengejar wanita yang bernama Jodie dengan dada besar.

"Kyaahhh!!! Dia mengejarku sedari tadi Ed!! Tolong me!" Teriak Jodie dan membuat Edward menatap bingung dan cengo.

"I-Izumi hentikan... astaga apa yang mau kau--ehh!?"

Semuanya terkejut saat Izumi berteleportasi dan muncul tepat di depan Edward dan Izumi langsung memeluk erat Edward hingga terjatuh.

"Hah!?"

"Eh? What are you doing?" Jodie menatap dengan tatapan bingung sendiri saat melihat Izumi menangis sambil memeluk erat Edward.

Xervie hanya menatap datar tetapi secara tiba-tiba dia teringat dengan Lisse. Astaga ia rindu gadis seksi dengan sejuta kepolosannya itu.

Sedangkan Vorze dan Frick hanya menatap dengan tatapan tak mengerti. Aneh.

"Oiii! Kalian!! Kemarilah... semuanya sudah menunggu kalian tahu!?"

☀️

To Be Continued

Immortal (SEASON 1 TAMAT + SEASON 2 DIBERHENTIKAN)Where stories live. Discover now