BAB 4

7.7K 523 5
                                    

Bab (4)
           Lisse menatap ke segala arah ruangan itu lalu menghela nafas pelan. Dia turun dari ranjang dan merasakan dinginnya lantai. Gadis berambut coklat itu langsung mendekat ke arah perapian dan menghangatkan tubuhnya di depan perapian.

"Laki-laki berambut perak tadi bukan laki-laki yang bertanya padaku memilih mati atau hidup. Di mana orang yang menyelamatkanku? Siapa? Dan kenapa orang tadi bilang sekarang aku vampir?" Lisse bergumam pelan lalu menghela nafas pelan.

Dia berdiri dan berjalan menuju ke kamar mandi yang langsung dia tahu. Sudah sangat terlihat jika sebuah ruangan dengan pintu geser kaca gelap itu adalah kamar mandi.

Lisse melepaskan seluruh pakaian yang melekat di badannya lalu langsung melepaskan perbannya untuk membasuh lukannya. Tapi gadis itu langsung jatuh terduduk saat melihat luka-luka miliknya sembuh dan menghilang.

"A-apa? Kenapa lukaku tidak ada?" Gumam gadis itu sambil meraba-raba kaki dan tangannya. Tidak ada yang terluka, tidak ada goresan. Bahkan bekas lukapun tidak ada.

Lisse berdiri di depan kaca lalu menatap ke arah kaca. Matanya masih bewarna coklat terang hanya saja sedikit aneh. Dia mengerjapkan matanya lalu menghela nafas pelan.

"Sudahlah, laki-laki berambut perak tadi bilang akan menjelaskannya jadi biar nanti saja aku minta penjelasan," desis Lisse lalu berdiri di bawah shower dan memilih mandi.

Setelah selesai mandi, dia keluar dari kamar mandi dan membuka lemari pakaian yang tadi dibilang oleh laki-laki berambut perak tadi.

Dia mengambil pakaian dalam lalu memakainya. Lalu mengerjapkan matanya saat hanya melihat gantungan gaun-gaun putri. "Kenapa tidak ada yang sederhana?"

Dia mengambil sebuah gaun sederhana yang panjangnya tepat di atas lutut. Gaun itu berlengan panjang dan bewarna hitam dengan ujung gaunnya bewarna keperakan.

Setelah selesai berpakaian, gadis berambut coklat itu berjalan ke arah jendela dan tersenyum saat melihat bulan bersinar sangat terang. "Bulan ya? Lama aku tak melihat terangnya bulan."

"Soal pertunanganku dengan putri Floven Beneit akan diadakan dua bulan lagi. Tapi bukannya pertunangan itu belum disetujui olehku?" Xervie menatap tajam ke arah para dewan kerajaan pemerintahan Sakamoto.

"Tapi pertunangan anda dengan Putri Floven sudah disetujui oleh ayah anda Pangeran," balas Gril.

"Maaf Gril jika aku membantah soal itu, tapi setahuku dari tahun ke tahun, pertunangan antar kerajaan harus disetujui oleh yang bersangkutan bukan?" Xervie menatap tajam ke arah Gril.

"Kalau anda begitu ingin kami semua para dewan pemerintahan Kerajaan Sakamoto mendengar persetujuan anda, maka silahkan bekata setuju." Gril berkata dengan nada amat datar.

Gril Stacilf, seorang dewan kerajaan yang sangat-sangat ingin menjadi anggota kerajaan. Dia sudah sangat tua, mungkin vampir tidak bisa menua. Tapi tidak semua vampir dapat abadi. Hanya vampir-vampir terpilih saja yang bisa hidup muda.

Biasanya vampir berhenti tumbuh pada umur 17 tahun. Seperti halnya Xervie dan Edward. Mereka sudah berumur 18 tahun dan sudah berhenti tumbuh.

"Baiklah kalau begitu," ujar Xervie dengan aksen yang sangat dingin. "Aku menolak pertunangan ini."

Izumi menyeringai sinis ke arah Gril dan para dewan yang lain. Dia meremas kertas yang dia pegang hingga menjadi abu.  Pertama saat dia menerima undangan pertemuan yang membahasa tentang pertunangan majikannya dengan Putri Floven Beneit, dia sudah sangat yakin jika Xervie akan menolaknya.

Immortal (SEASON 1 TAMAT + SEASON 2 DIBERHENTIKAN)Where stories live. Discover now