BAB 43

2.2K 140 2
                                    

Bab (43)
          "Mix, Emma, siapkan semuanya ... kita akan menuju ke dunia bawah," ujar Tuan Muda datar ke arah dua adiknya.

"Dunia... bawah? Untuk apa ke sana? Di sana tidak ada apa-apa," Mix berkata pelan merasa heran sendiri dengan ucapan Tuan Muda.

Tuan Muda menghembuskan napasnya pelan. "Sambungkan semua peti, kalian akan langsung memindahkannya ke dunia bawah," ujar Tuan Muda.

"Di dunia bawah memangnya untuk apa di sana? Itu bukan tempat kita! Itu tempat semua vampir terkutuk dan kita--"

"Dengar! Lebih baik kita di sana, kita harus merencanakan semuanya secara matang," ujar Tuan Muda, "dunia atas alias Bumi akan diurus oleh Golon dan Chila."

"Sakamoto? Apa tak masalah!? Bahkan mereka jarang bisa bekerja dengan benar!" Emma protes kesal, "biarkan aku saja! Aku takut rencana kita bakal hancur karena mereka melakukan hal yang tak seharusnya!"

"Emma, aku tak mengijinkannya!" Tuan Muda berkata tegas nan dingin, "aku tak akan membiarkan kau pergi selangkahpun Emma."

"Kenapa!? Bukannya bagus aku bisa di sini? Bukannya lebih baik aku daripada--"

"Cukup Emma! Dunia atas alias Bumi tak cocok untuk mereka! Penuh manusia di sini! Mereka yang bukan keluarga utama tak bisa menahan haus darah." Tuan Muda berkata lagi.

Emma ahkirnya menyerah. Dia menyentuh salah satu peti mati lalu sebuah cahaya kebiruan muncul dan seperti mengikat semua peti mati menjadi satu.

Tuan Muda meraih pinggang Floven dan gadis itu hanya diam saja. Sedangkan Mix meraih pinggang Emma dan mengikatkan sebuah rantai di leher Emma.

Sebuah portal gelap gulita tercipta jelas di depan kelima vampir itu. Tuan Muda lebih dulu masuk dengan Floven di bekapannya. Lalu diikuti oleh Mix dan Emma yang mengendalikan semua peti.

Peti perak menghilang diikuti dengan peti-peti yang lainnya. Mereka masuk ke dalam lubang portal dan tiba di sebuah pulau besar tanpa penghuni. Sebenarnya tidak pantas disebut sebuah pulau, lebih tepatnya disebut dengan sebuah kota besar sangat gelap tanpa cahaya.

Kota itu penuh bangunan tinggi dan Tuan Muda yakin jika para penghuninya saat ini masih belum waktunya bekerja. Peti mati yang dibawa Emma melayang di atas, tidak terlihat oleh semua orang.

"Ayo, kita akan menuju ke Groselia, Kota yang terletak tak terlalu jauh dari sini," ujar Tuan Muda.

"Hah... kenapa tadi tak lagi membuat portal di sana?" Emma menatap kesal.

"Karena aku lupa itu daerah mana, aku hanya ingat arah jalannya saja," balas Tuan Muda pelan tanpa penyesalan.

"Tempat apa ini? Semuanya serba gelap," gumam Floven pelan.

"Ini dunia bawah, tempat para vampir yang dikutuk dan dibuang kemari." Tuan Muda menjelaskan secara singkat.

"Berarti semua vampir yang tinggal di sini adalah vampir terkutuk?" Floven terkejut bukan main dan merapatkan tubuhnya ke dekat Tuan Muda.

"Mereka tak akan keluar sebelum jam kerja, kita sedang berada di Kota Saverx-Qia. Sekarang kita harus pergi menuju ke kota Groselia untuk menuju kota dengan vampir normal. Hanya tiga jam dengan jalan kaki tapi hanya dua jam jika terbang," jelas Tuan Muda.

☀️


"Apa? Jadi mereka pergi dari istana? Ke mana?" Adit mulai menekan beberapa tombol dan mengeluarkan sebuah tablet pengetik dan mengetik sesuatu di layar. Dia mendengus saat suara R01 dan R02 tidak terlalu jelas.

"Sial! Sinyal tak bagus di sana," gumam Adit kesal sendiri.

"Jodie tekan tombol merah dan berkatalah pada mereka bahwa orang yang dipanggil Tuan Muda itu pergi dari istana lewat portal yang gelap." Adit berkata ke arah Jodie yang langsung mengangguk pelan.

Adit menekan beberapa tombol supaya pemulihan suara sinyal otak bisa diperbaiki dengan benar. Adit mendengus pelan lalu menghembuskan napasnya lega saat suara R01 dan R02 kembali terdengar di telinganya.

"Bagaimana keadaan di sana?" Tanya Adit.

"Sedikit genting Tuan, istana hancur dan semua prajurit menjadi debu. Kami sudah keluar dari istana ini Tuan. Apakah kami harus pergi atau bagaimana Tuan?" R02 yang menjawab lebih dulu.

"Pergilah berkumpul bersama dengan Xervie dan yang lainnya," ujar Adit, "aku akan berikan data sinyal otak V06 dan V07."

"Baik Tuan," jawab keduanya serempak.

Adit menghembuskan napasnya pelan, "semoga semuanya baik-baik saja."

☀️


Xervie menghembuskan napasnya pelan dan mengeluarkan sebuah benda bulat. Diikuti oleh yang lainnya. Mereka meletakkan benda bulat itu lalu menekan sebuah tombol hitam lalu benda bulat itu membesar dan menjadi kapsul.

"Suara sinyal otak aktif," gumaman itu membuat semuanya menoleh dan menatap robot dengan nama V06 dan V07.

"Kalian dengar suaraku?" Suara seorang perempuan yang sangat khas membuat mereka terdiam.

"Jodie?" Edward bergumam pelan, "ada apa?"

"Begini.... barusan R01 dan R02 mengatakan bahwa istana milik Tuan Muda itu telah hancur. Tuan Muda sendiri pergi ke tempat lain yang keduanya sendiri tidak tahu. Semua prajurit yang ada telah menjadi abu."

"Apa? Jadi kita harus segera melacak mereka," desis Izumi kesal sendiri. Hawa panas kembali muncul. Tapi api itu memang terasa panas tapi bukan panas yang membakar melainkan menghangatkan. Sebagian pakaian Izumi terlahap api tetapi berubah menjadi hitam dengan sedikit keperakan. Semuanya terasa aneh.

"Kau bisa mengendalikan semuanya Izu?" Edward menatap kekasihnya itu.

"Entahlah... aku tak tahu," balas Izumi pelan, "Ed... coba cari dia, kita harus mencari Lisse dan yang lain."

"Iya... aku akan mencobanya," gumam Edward pelan.

Edward mulai mencoba dan berkonsentrasi dengan kekuatan melihat masa depannya. Sebuah bayangan mulai tercipta dan munculah beberapa orang di bayangan kepalanya. Tuan Muda dan Floven lalu dia mulai mencari-cari di mana itu dan langsung terkejut bukan main saat sadar jika itu dunia bawah.

Dia membuka mata dan mendengus pelan. "Gawat," desis Edward kesal, "mereka pergi ke dunia bawah yang berarti hanya semua orang yang berdosalah yang boleh masuk."

Mereka semua berdecak malas dan menyentuh kening merasa frustasi sendiri. Izumi terdiam lalu mulai berpikir maksud kata 'berdosa' itu apa.

"Ed.... maksud kata berdosa itu apa?" Izumi bertanya pelan.

"Seperti membunuh manusia, membuat perbuatan tercela, melakukan hal-hal yang disebut dosa." Edward berkata pelan.

"Bersetubuh di luar nikah... termasuk dosa?" Marian yang bertanya dengan nada datar dan tak peduli.

"Ya--Eh! Berarti--"

"Marian bisa, aku bisa, kau dan Izumi juga bisa karena hubungan sesama jenis terlarang. Dan kalian berdua--"

"Kami juga bisa karena telah memilih memihak buronan. Itu disebut dosa bukan di dunia vampir yang penuh kebangsawanan?" Vorze memotong pelan.

"Kalau begitu kita bisa dengan mudah masuk ke dalam?" Vorze dengan nada datar.

"Tidak juga, aku akan langsung membuat portal ke sebuah kota yang bernama Saverx-Qia."

☀️

To Be Continued






Immortal (SEASON 1 TAMAT + SEASON 2 DIBERHENTIKAN)Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon