BAB #21 (Author)

2.3K 93 9
                                    

Xervie dan Lisse berjalan di belakang dan hanya memilih diam kala Edward dan Izu yang juga hanya berjalan dengan keheningan. Tidak ada yang mau bersuara, sebab mereka sadar soal suatu hal. Izumi merasa agak frustrasi sebab ia tahu bahwa umur kekasihnya itu tidaklah panjang.

Altaro hanya berjalan paling depan bersama Vorze dan Frick. Mereka membahas tentang masalah penyerangan inti nanti. Apa yang akan dilakukan harus benar-benar diatur.

Xervie menatap dari belakang sosok Altaro yang tergolong tinggi, juga Alexiz yang sedari tadi diam. Ada Gaston dan Marian yang hanya diam saja. Tentu saja paling suram hanya Edward dan Izumi.

"Hei," gumam Altaro berhenti lalu berbalik dan menatap Edward juga Izumi dengan wajah malas. "Kalian itu mengeluarkan aura suram, apakah kalian tidak sadar akan sesuatu?"

Edward mengusap rambutnya lalu melirik Izumi yang ada di samping. Lelaki itu tampak tenang, Izumi memang mudah mengatur emosi berbanding jauh dengan Edward.

"Iya, maafkan kami kalau begitu." Izumi berkata datar. "Apakah kita akan segera sampai?"

"Se~AWAS!"

Edward langsung menarik Izumi dan menjadi sosok seperti malaikat pencabut nyawa, Steve dan Marian langsung menjauh dengan masuk ke dalam hutan, Vorze dan Frick melompat menjauh dan mendekat ke arah Altaro dan Xervie serta Lisse yang berada paling belakang.

Sosok pria dengan rambut hitam dan mata merah gelap. Ia tidak membawa apa-apa selain sayapnya yang indah berwarna hitam dan putih. Senyumnya menampilkan sebuah seringai, Xervie menajamkan matanya.

"Dia bukan vampir." Xervie bergumam sambil menatap tajam ke arah sosok yang terbang dengan dua sauap beda warna itu.

"Dia bukan vampir," jawab Lisse juga, "dia ... iblis."

Altaro menatap datar lalu maju selangkah dan ia menghela napas pelan. "Dia Lucifer," gumam Altaro, "dia kiriman dari Rezorver, Beel, keluarlah."

Beelzebub segera muncul dan ia segera memeluk Altaro dan meminta darah serta jiwa lelaki itu. Muncul kembali pedang yang sebelumnya dipakai oleh Altaro.

"Kita akan melawannya," gumam Altaro, "Alexiz, tolong ya?"

Alexiz terdiam lalu ia segera membuat sebuah lingkaran serta bintang. Lilith keluar dan Alexiz segera mengembangkan sayapnya.

Alexiz terbang dan menatap tajam ke arah Lucifer. "Lilith, tolong berikan aku pedangmu."

"Bayarannya mahal ya, Alexiz."

"Iya!"

Pedang muncul dan langsung tergenggam di kedua tangan Alexiz. "Kalian berdua duluan bersama Altaro, biar aku dan sisanya yang melawannya."

Xervie terdiam lalu mengangguk dan mengembangkan sayap lalu menarik Lisse dan berlari mengikuti Altaro yang juga sudah berlari.

"Semoga beruntung."

***

"Apa yang akan kita temui habis ini?"

Xervie terus berlari dengan kedua kakinya bersama dengan Altaro yang memimpin di depan sedangkan Lisse di sebelahnya. Sebelumnya, Xervie dapat mendengar suara ledakan dan suara pukulan secara beruntun. Walau nyatanya, Xervie yakin itu bukanlah pukulan melainkan hal yang membuat siapapun tahu bahwa itu adalah kekuatan Iblis Lucifer yang begitu besar.

"Entahlah," balas Altaro, "mungkin saja iblis lainnya."

"Iblis apa yang paling merepotkan?" tanya Xervie tiba-tiba.

Altaro berpikir sebentar lalu menghela napas. "Mungkin Lucifer."

"Tidak ada yang lain?"

"Tidak."

***

Maaf ya :)

Ini dulu :( chapter 21 season 2 part 2 akan terbit nanti :) maaf. Aku bisanya segini dulu.

Immortal (SEASON 1 TAMAT + SEASON 2 DIBERHENTIKAN)Where stories live. Discover now