BAB 26

3.4K 221 6
                                    

Bab (26)
          "Vorze? Frick? Kalian langsung sadar akan keberadaan kami?" Edward menatap dengan tatapan datar dan sebenarnya dirinya tak peduli.

"Barusan kami mau ke tempatmu karena merasakan aura aneh di bagian New York, tapi kenapa kalian sudah ada di sini?" Vorze menatap ke arah Lisse yang bagian dadanya terbuka dan ada sebuah tanda dengan sebuah darah vampir karena warna tulisan itu seperti warna yang terbakar. Tulisan itu bernama Xezia.

"Baiklah... mungkin kami akan dianggap sebagai seorang buronan sekarang," ujar Xervie pelan. "Vorze... bolehkah aku meminta tolong padamu suatu hal yang cukup mudah?"

"Apa itu? Asalkan tidak merugikanku dan yang lainnya," ujar Vorze pelan.

"Tolong sembunyikan mereka, mereka mungkin sudah menjadi burunon bagi Raja dan Ratu Sakamoto," ujarnya pelan. "Bisakah? Aku akan memberi imbalan, tenang saja."

"Apa imbalannya?" Tanya Vorze dengan senyum misterius. "Pastikan hal yang bisa membuatku mau menerima permintaan tolongmu itu."

"Aku tak akan bicara soal itu sekarang," ujar Xervie pelan, "tapi sembunyikan mereka terlebih dahulu." 

"Edward, Izumi, Marian, Li--maskudku Xelia. Lalu? Siapa dia? Nama?" Vorze menatap ke arah Gaston yang langsung gelapan.

"Na-namaku Steve! Sepertinya kita pernah bertemu bukan?"

"Hm... mungkin... saat Ratu menyerang hm?" Frick bergumam pelan. Vorze menoleh ke arah saudaranya.

"Ya," balas Frick pelan.

"Jadi bagaimana? Kau mau menyembunyikan mereka di tempatmu?" Xervie menatap dengan tatapan amat serius ke arah Vorze.

"Hah... baiklah," gumam Vorze pelan, "tentunya tempat itu bukan tempat yang indah dan mewah."

"Ya, terima kasih... temui aku di tempat yang itu," ujar Xervie datar, "jangan bawa siapa-siapa... cukup kau. Lisse kau ikut dengan mereka terlebih dahulu nanti aku akan menemuimu dan kita pergi untuk mencari petunjuk soal apa yang direncanakan Raja dan Ratu."

Lisse mengangguk pelan lalu menggandeng tangan Marian. Dia lebih memilih dengan Marian karena Marian adalah seorang perempuan.

Lisse sedikit melirik ke arah Xervie yang langsung pergi. Gadis itu sedikit tersentak saat melihat sebuah tanda yang bahkan ia sendiri belum pernah lihat. Entah apakah matanya salah lihat atau tidak, tapi yang jelas tadi dia merasa pipi sebelah kanan milik Xervie tiba-tiba muncul sebuah tulisan nama yang aneh. Clovex.

☀️

Lisse berjalan pelan sambil terus menatap ke arah Vorze yang berjalan di paling depan. Dia menghembuskan napasnya pelan merasakan tubuhnya entah kenapa terasa amat panas.

"Di sini," ujar Vorze berhenti tepat di depan sebuah pintu kayu. Sebelumnya mereka berjalan memasuki istana dan menuju ke sebuah lorong yang cukup gelap. Lalu mereka juga membuka sebuah lantai yang ternyata adalah ruang bawah tanah.

Ahkirnya mereka tiba dan langsung membuka pintu ruangan itu dan masuk ke dalam. Tempat itu tidak mewah memang. Tetapi apa yang ada di dalam cukup nyaman dipakai.

"Ini ruangan bawah tanah, ada sekiar lima kamar ada tiga kamar mandi. Pakaialah sesuka kalian, jangan terlalu ribut. Lisse kau ikut aku sebentar," ujar Vorze sambil meminta Frick untuk pergi duluan. Frick mengangguk saja lalu ketiganya langsung berjalan pelan ke atas.

Vorze dan Lisse berhenti di tempat yang cukup sepi. Lisse bersandar di dinding lalu menghembuskan napasnya pelan. Rasa tak enak mulai hinggap di tubuhnya. Rasanya ingin seseorang menyentuh di bagian sensitif miliknya.

Immortal (SEASON 1 TAMAT + SEASON 2 DIBERHENTIKAN)Where stories live. Discover now