BAB 23

3.4K 247 21
                                    

Bab (23)
          Bayangan milik Xervie langsung muncul melewati pintu milik ruangan Xervie dan membuat semuanya terkejut bukan main. Semua yang ada di ruangan tersentak dan mengelus dada.

"Bayangan? Di mana tubuh aslimu?" Tanya Edward berdiri dan menatap bayangan Xervie sambil berkacak pinggang.

"Dia ada di luar," ujar bayangan Xervie, "kalian cepatlah pergi ke mansion Edward, mereka kemari untuk menangkap Marian."

"Kalau begitu kita tidak bisa bersembunyi di mansionku Xervie," balas Edward, "kita harus pergi ke tempat yang tak pernah ditemui oleh Raja dan Ratu.

"Apakah di sini ada tempat seperti itu?" Izumi menatap bayangan Xervie. Bayangan Xervie langsung berpikir lalu entah kenapa wajahnya tiba-tiba memerah.

Lisse berdiri lalu menatap datar. "Aku tahu," ujarnya pelan, "ayo... ikuti aku."

"Lisse," panggil Xervie pelan, "langsung segel tempat itu dengan darahku... mengerti? Jangan biarkan siapapun mengetahui tempat itu. Mengerti Lisse?"

Lisse menatap lalu mengangguk pelan, tatapan Lisse menjadi dingin dan amat datar. Mata gadis itu menjadi merah darah dengan warna amat gelap.

Xervie terdiam lalu bayangan milik Xervie melayang ke arah Lisse dan masuk ke dalam Lisse. Semuanya terdiam.

"Dengar," suara Lisse menjadi Xervie, "aku mengambil alih tubuh Lisse, kemungkinan besar dia merasakan keanehan entah kenapa. Nanti saja aku akan menjelaskannya."

"Terserah," balas semuanya. "Ayo cepat."

☀️

Xervie menatap datar ke arah sang Raja dan Ratu. Dia tidak peduli jika dia dianggap melawan seorang yang memiliki pangkat lebih tinggi darinya.

"Adikmu? Apa kau sudah gila Master Sakamoto?" Dengan tatapan tak suka Ratu berkata dengan nada dingin.

"Maaf? Apa saya salah dengar? Maksud anda saya gila... itu apa? Apakah kata-kata ejekan bagi saya?" Xervie maju selangkah dan menatap malas ke arah sang Ratu.

"Kamu... sangat berani melawan kami ya?" Raja menatap Xervie dengan tatapan tajam.

"Saya bahkan tak peduli apakah saya dianggap sebagai seorang yang melawan seorang Raja atau tidak," balas Xervie tenang. "Apa bisa kita berbicara layaknya anak dan orang tua? Bahkan kalian tak pernah menganggap aku dan yang lainnya sebagai anak."

"Xervie," gumam Raja dengan nada dingin, "aku tak suka jika kau melawanku dan Ratu."

"Lalu kau seharusnya tak memasuki wilayah Master seenaknya." Dengan wajah dan kata-kata amat datar, Xervie benar-benar tak takut sama sekali.

"Kau!"

"Ada apa?" Xervie membalas dengan tatapan amat datar dan tidak peduli.

"Xervie! Kami bisa menarik jabatan Master vampir milik--"

"Lalu... kau akan memberikan jabatan itu kepada siapa Ratu?" Xervie memotong dengan nada dingin. "Kau ini tidak memiliki hak Ratu, hanya Raja dan Pangeran yang memiliki hak Ratu. Bukan dirimu," lanjutnya dengan nada rendah.

"Jabatanku lebih tinggi! Jangan sok bertingkah seakan-akan Pangeran bisa melampauiku," dengan nada meremehkan Ratu maju selangkah dan matanya berubah merah.

Saat Ratu hendak mengamuk, Raja langsung menahan pundah Ratu. "Kita ke sini bukan untuk bertarung dengan Master Xervie... tapi menangkap Marian Ratu. Tolong tenang Ratu, aku bisa saja menyegel dirimu sementara."

Ratu terdiam lalu berdecak kesal, "terserah... ayo percepat Raja. Aku muak dengan ini semua."

"Baiklah... Master, bisa antarkan kami ke tempat--"

"Dia tidak di sini," potong Xervie sambil mengerjapkan matanya. "Kalau kalian tidak percaya tak masalah... silahkan cek di dalam."

"Kami tidak menerima kebohongan Master," ujar Raja dengan nada tegas.

"Terserah, saya tidak melakukan kesalahan dan tidak menyembunyikannya... jadi bisa kalau urusan kalian sudah selesai, silahkan pergi," ujar Xervie.

"Tidak! Kami akan memeriksa dulu," ujar Raja dengan tegas dan diangguki oleh Xervie.

☀️

Lisse membuka matanya lalu kembali melihat bayangan Xervie. "Lisse, jangan sampai ada yang tahu tempat ini. Ingat Lisse?"

"Hm," gumam Lisse menjawab lalu bayangan Xervie menghilang.

"Kita aman di sini?" Tanya Edward menatap Lisse.

"Hm," balas Lisse pelan, "di sini hanya ilusi, walaupun misal mereka berhasil menemukan tempat ini. Mereka tak akan bisa melihat kita."

"Apa maksudmu?" Izumi menatap sang adik.

"Di sini hanya bisa dibuka dengan segel darah," ujarnya, "jika mereka bisa membukanya, itu tak akan terbaharukan."

"Aku tak mengerti Lisse," balas Izumi pelan, "tolong jelaskan dengan kata-kata yang lebih mudah."

"Jadi... tempat ini memang bisa dibuka oleh darah, bahkan darahmu juga tak masalah. Tetapi dia tak akan bisa melihat ini semua kecuali menggunakan darahku dan darah Xervie."

☀️

To Be Continued

A/N

Alasan mau baca Immortal?

Paling suka karakter apa?

Oh iya saya beri kabar kalau lanjutan cerita BLOOD series sudah aku publish... oh iya itu versi baru, bagi kalian pembaca Immortal yang memang mau baca harus baca dulu dari BLOOD cerita pertama setelah itu Prince Vampire yang lainnya.

Terima kasih ^^

Immortal (SEASON 1 TAMAT + SEASON 2 DIBERHENTIKAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang