HD 08| Tentang Kakak

30.5K 2.8K 150
                                    

"Dekat dengan duda beranak satu itu memalukan ya?"

Pertanyaan tiba-tiba Taeyong itu tak mampu dijawab olehnya. Pertanyaan yang sebenarnya membuat Sohyun kebingungan, mengapa lelaki itu tiba-tiba menanyakan hal itu? Semua serba membingungkan. Sampai seminggu setelah pertanyaan itu dilontarkan, Sohyun masih kebingungan. Sampai detik ini, dia masih memikirkannya. Padahal, tuannya bersikap biasa seolah tak ada yang terjadi.

Kenapa dia harus memikirkannya ya???

"Kim Sohyun, kamu melamun?" Tegur Hani saat melihat Sohyun yang sedang menunggu David bermain melamun di sofa.

"Ah---eh---tidak kok."

Hani memicingkan matanya, Sohyun yang tergagap membuatnya kian curiga,"katanya kamu mau menemui teman. Sini biar tuan David aku yang menemani."

"Ah iya," Sohyun hampir lupa dengan janjinya sendiri. Padahal, tadi dia sudah izin Jihyo untuk menggunakan waktu istirahatnya bertemu teman lama yang sedang main ke Seoul.

"Tolong jaga David ya kak,"

"Pasti. Sudah tenang saja, kamu temani temanmu itu. Ajak dia keliling Seoul kalau perlu."

Sohyun hanya tersenyum menanggapi ucapan Hani. Dia harus buru-buru berhubung temannya sudah menunggu.

Beruntung dia dengan cepat bisa mendapatkan taksi sehingga tak membuat temannya menunggu lama di tempat mereka janjian.

"Arin!!!" Panggil Sohyun saat melihat Arin sudah duduk di kursi paling pojok di cafe tempat mereka janjian.

"Sohyun," gadis berkuncir kuda bernama Arin menghambur ke arahnya dan langsung memeluknya.

Mereka sudah lama tak bertemu, rasa rindu bercampur haru memenuhi pertemuan mereka setelah sekian lama. Arin dan Sohyun sejak kecil berteman, dahulu mereka tinggal bertetanggaan sebelum akhirnya Sohyun pindah ke Seoul karena pekerjaan ayahnya. Arin adalah sahabat terbaiknya yang sampai saat ini masih berhubungan. Karena itulah saat Arin ke Seoul, dia menyempatkan diri menemui Sohyun berhubung sudah beberapa tahun mereka tidak bertemu.

Mereka melanjutkan melepas rindu sambil duduk bersantai di cafe. Sambil menunggu pesanan, mereka sibuk berbagi cerita tentang masa sekarang. Arin sedang mengikuti tes wawancara di suatu perusahaan, karena itulah dia ke Seoul.

"Kenapa tidak menginap di tempatku saja?" Keluh Sohyun karena Arin lebih memilih kos harian daripada menginap di tempatnya.

"Aku hanya merasa tak enak saja," sahut Arin.

"Astaga. Kita ini sahabat. Mengapa kamu harus merasa tak enak sih."

"Maaf. Maaf." Arin teekekeh melihat Sohyun terlihat marah.

"Ngomong-ngomong, bagaimana wawancara kerjamu? Lancar?"

"Lancar tapi sainganku banyak. Aku tak yakin."

Sohyun tersenyum simpul,"ayolah. Choi Arin pasti bisa. Kamu kan selalu bisa membuat sesuatu yang tak mungkin menjadi mungkin. Ingat dulu waktu kita masih SD."

Arin terdiam sejenak, memutar otaknya mencari serpihan memori masa lalu yang dimaksud oleh Sohyun.

"Waktu kamu menjadi wakil kelas kita untuk lomba tari."

Wajah Arin langsung sumringah, serpihan memorinya tiba-tiba menyatu dengan cepat,"ingat. Waktu itu aku benar-benar penari buruk. Tubuhku kaku."

"Awal-awal saja kamu mirip robot. Tapi yang terjadi di luar dugaan." Sohyun terlihat menggebu-gebu dan bersemangat saat mengingat itu. Kelas mereka menjadi juara berkat Arin.

Hot Daddy : Dave And His DadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang