HD 22| Kedatangan Mendadak

24.5K 2.3K 209
                                    

"Apa sebaiknya aku terima saja?"

Mata Taeyong melebar, menatap lekat-lekat gadis di hadapannya. Pertanyaan Sohyun membuat otaknya sibuk bekerja demi memahami makna di balik ucapan dan tatapan Sohyun yang----gelisah?

Taeyong tak salah lihat kan? Dia bisa melihat kegelisahan di wajah gadis itu.

"Sohyun, apa maksudmu?" Dia lelah menerka-nerka maksud Sohyun. Lebih baik dia bertanya.

Dia menunggu gadis di hadapannya menjawab. Bukan jawaban yang diperolehnya melainkan wajah kaget Sohyun. Tak sampai di situ, Sohyun mundur beberapa langkah membuat banyak jarak di antara mereka. Sikapnya yang aneh benar-benar membuat Taeyong curiga.

"Bukan apa-apa kok."

Dari tatapan matanya, Taeyong tahu gadis itu berbohong. Mana mungkin dia tak apa-apa sampai bersikap berlebihan begitu.

Taeyong mengulurkan tangan, kakinya melangkah mendekat. Nalurinya mengatakan gadis itu butuh ditenangkan. Sesuatu membuatnya bimbang dan gelisah. Dia tak tahu apa itu yang jelas dia hanya ingin mendekat lalu mendekap gadis itu.

"Kamu bilang tak apa-apa?"

Sohyun mendongak, otaknya sudah memberi sinyal pada kakinya untuk bergerak mundur. Apa daya, kakinya tak mau mengikuti sinyal dari otak. Kakinya terlanjur membeku sementara matanya terlanjur terbius mata elang Taeyong yang seolah bertanya KAMU KENAPA. Mungkin itu imajinasinya tapi harum tubuh lelaki itu yang memasuki hidungnya tiap jengkal jarak mereka yang kian menipis membuatnya ingin hidup dalam mimpinya. Sebentar saja.

"Bilang padaku kamu kenapa?"suara Taeyong yang sedikit serak membuatnya tergelitik. Sepertinya apapun yang dilakukan lelaki itu selalu bisa membuatnya terhenyak dan ----

Apa dia harus jujur?

Dia selalu terpesona. Lelaki itu memiliki magnet untuk memikat siapapun.

Sohyun merasakan tangan Taeyong mengaitkan jemari mereka lalu menggenggam tangannya. Tak sampai di situ, sebuah tarikan pelan membuatnya terhuyung ke depan lalu mendarat di dada bidang Taeyong.

Deg deg deg.

Jantungnya berdegup kencang. Jantung lelaki itu juga sama. Dia bisa mendengar degup jantung lelaki itu dengan jelas.

Selalu begini. Taeyong selalu melakukan hal yang membuatnya bingung.

Lengan kekar lelaki itu melingkari tubuhnya, mendekapnya dengan erat. Bau parfumnya yang khas mencuri indera penciumannya. Mata Sohyun terpejam, menikmati hangatnya pelukan lelaki itu. Lelaki itu selalu mampu membuatnya terbuai.

"Katakan padaku, kamu kenapa?"

Sohyun tak bisa menjawabnya. Jawabannya akan membuat rahasianya terbongkar. Rahasia terbesarnya soal perasaannya terhadap lelaki itu. Sohyun terlalu lelah menerka-nerka semuanya. Sejenak terlintas dalam kepalanya untuk menerima perjodohan itu.

Emosi sesaatnya menguasai otaknya. Keberadaan lelaki itu di hadapannya membuat perasaannya tak karuan. Sebenarnya Sohyun ingin diam dan terus-menerus menerka maksud sikap Taeyong yang tak bisa terduga padanya. Sampai nanti dia mengundurkan diri, dia ingin memendamnya dan mengubur rasa penasarannya. Tak perlu ada jawaban dan tak perlu ada penjelasan dari lelaki itu.

Namun tadi emosi menguasainya. Pertanyaan itu hanya luapan emosinya. Tadi dia butuh penjelasan. Dia juga ingin tahu apa yang ada di hati dan pikiran lelaki itu.

"Sohyun."

"Aku tak apa-apa tuan. Sungguh."

Taeyong menghembuskan napas, sedikit kesal dengan Sohyun yang sok kuat dan memendam semua sendirian. Ya walau boleh jujur, dia penasaran juga. Tapi apa boleh buat dia tak bisa memaksa. Yang hanya bisa dilakukannya adalah memberi kehangatan pada gadis itu. Dia mengeratkan pelukannya saat angin malam berhembus. Gadis itu sedikit menggigil dalam pelukannya. Tak seperti pusat kota, pinggir kota sangat dingin.

Hot Daddy : Dave And His DadWhere stories live. Discover now