HD 25| Special Chapter

23.9K 2K 145
                                    


Sohyun meringis, bibirnya mengaduh sambil memegangi lututnya yang berdarah. Dia kurang berhati-hati saat melangkah di tanah yang basah dan licin membuatnya kehilangan keseimbangan lalu terjatuh. Tubuhnya tak mampu berdiri kembali, kejadian barusan langsung membuatnya lemas nyaris tak memiliki tenaga.

"Kamu sedang apa?"

Sohyun mendongakkan kepala, matanya menyipit menatap sosok anak lelaki yang lebih tua darinya itu. Dengusan kesal keluar dari bibirnya. Dari sekian banyak orang di rumah itu Kenapa dia harus bertemu dengannya.

Tangan lelaki itu terulur bukan untuk menolongnya melainkan mengambili sayuran yang berserakan di tanah lalu menaruhnya ke keranjang,

Menyebalkan.

"nenekku kan menyuruh kamu memetik sayuran bukan jatuh kayak gini."

"Aku tahu," jawab Sohyun dengan nada ketus.

"Terus Kenapa jatuh?"

Haruskah itu dipertanyakan?

Sohyun memberi tatapan kesal pada cucu nenek Kim itu. Lelaki itu memang menyebalkan semenjak pertemuan pertama.

"Licin," jawaban singkat nan ketus itu sudah menunjukkan segalanya, Sohyun merasa muak dengan lelaki itu. Sangat.

"Bisa berdiri sendiri kan?"

Apa pertanyaan itu perlu dilontarkan? Begitulah pikir Sohyun. Dia sedari tadi masih duduk sambil memegangi lututnya bukankah sudah jelas kalau tak bisa bangun. Tapi, ego Sohyun terlalu tinggi untuk meminta bantuan.

"Bisa."

"Oke berdiri sendiri ya," sahutnya mengambil keranjang berisi sayuran hasil petikan Sohyun lalu pergi.

Menyebalkan. Lelaki itu adalah definisi menyebalkan yang sesungguhnya.

Sohyun heran kenapa kakek nenek Kim bisa memiliki cucu yang menyebalkan seperti itu. Padahal mereka sangat baik.
Sohyun berusaha bangun dengan diliputi rasa kesal dalam hatinya. Bertemu lelaki itu selalu menguji kesabarannya.

Sohyun bersumpah tak ingin berurusan dengan lelaki itu.

"Naik."

"Apa?" Sohyun memandang bingung lelaki itu yang sedang berjongkok sambil memunggunginya.

"Naik ke punggungku."

"Buat apa?" Mata Sohyun memicing, bingung dan tak paham maksud lelaki itu.

"Aish lemot," sahutnya kesal, ia merubah posisi sehingga kini saling berhadapan. Jarak yang cukup dekat membuat Sohyun bisa melihat dengan jelas wajah anak lelaki menyebalkan itu.

Tampan.

Sepertinya tampan saja tak cukup mendeskripsikan makhluk Tuhan di hadapannya itu. Ia terpesona untuk sesaat oleh wajah sempurna itu. Bila teringat sikap menyebaljan lelaki itu membuatnya membuang jauh-jauh pujian yang berada di ujung lidah.

"Eeeee mau ngapain kamu?" Pekiknya saat tubuhnya diangkat oleh lelaki itu tanpa susah payah.

"Bawa ke rumah lah."

"Ngapain?" Sohyun panik tiba-tiba di gendong oleh lelaki itu.

Tak ada lelaki yang menyentuh tubuhnya kecuali kakak dan papanya.

"Mengobati lukamu."

Jawaban singkat yang cukup untuk membungkam bibir Sohyun. Sohyun memilih diam saat anak lelaki itu menggendongnya ke dalam rumah. Dibalik sikap menyebalkannya, lelaki itu lumayan baik.

Nenek Kim dengan wajah panik menyambut mereka. Beliau langsung mengambil kotak obat dan mengobati luka Sohyun yang sebenarnya tak seberapa. Luka luarnya memang tak seberapa tapi rasa sakitnya yamg luar biasa. Sohyun menggigit bibir bawahnya saat nenek Kim mengobatinya. Sesekali matanya melirik cucu nenek Kim yang sedang mencuci sayuran yang tadi dipetiknya di dapur.

Hot Daddy : Dave And His DadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang