HD 39| Rindu

18.6K 1.8K 52
                                    

Ting!

Ting!

Ting!

Notifikasi pesan di ponselnya tak berhenti berbunyi sejak tadi. Sohyun hanya melihat sekilas, lalu kembali menatap langit-langit kamar dengan tatapan kosong. Sudah dua jam sejak bangun pagi dia bagai orang linglung, menatap langit-langit kamar dengan posisi telentang. Biasanya aktivitas papinya dimulai dengan mandi lalu sarapan---dia biasanya melewatkan sarapan karena terburu-buru berangkat kerja. Riang dan penuh semangat memenuhi paginya.

Pagi ini berbeda, dia tak sesemangat biasanya. Tergeletak di kasur tanpa semangat dengan tatapan kosong. Bukannya otaknya fresh di pagi hari malah rumit. Banyak hal yang dipikirkannya semalam. Dia jatuh tertidur saat terlalu mabuk.

Ting!

Ting!

Ting?

Puluhan pesan memenuhi inboxnya. Seharusnya ia bergegas berangkat kerja akan tetapi dia tak bersemangat.

Biarlah hari ini dia membolos kerja. Tidur lebih lama di kasur mungkin membuat perasaannya lebih membaik.

Ting!

Ting!

Ting!

Tak butuh waktu lama baginya memasuki alam mimpi. Di dalam mimpinya sangat indah membuatnya enggan kembali ke dunia nyata. Bayangkan saja di dalam mimpi, Taeyong memeluknya sementara David memandangi mereka dengan tatapan bahagia. Ketiganya tengah berpiknik, saling becanda dan bermain mirip keluarga bahagia.

Di dunia nyata tak demikian. Sangat berbanding terbalik. Tiba-tiba ia rindu masa lalu saat mereka bertiga baik-baik saja. Tak ada kilatan amarah di mata David dan tak ada wajah frustasi Taeyong.

Apa harusnya dulu ia tak jatuh cinta pada Taeyong?

"David benci aunty dan daddy!"

"Kalian bohong sama David."

"David nggak mau aunty jadi mommy."

"Hiks, David nggak mau!"

Sohyun terbangun seolah mendengar teriakan amarah David sambil menutup pintu kamarnya dengan keras. Kejadian tempo hari masih membekas di hatinya. Semua semakin sulit baginya. Helaan napasnya yang semakin berat menjadi bukti.
















Tok tok tok

"Kim Sohyun, kamu di dalam kan?"

Lee Taeyong?

Tiba-tiba saja dia merindukan lelaki itu, membuatnya mendengar suaranya tengah mengetuk pintu flatnya.

"Sohyun."

"Hai, Saeron. Kenapa?" Sohyun membukakan pintu karena tetangga depan flatnya itu mengetuk pintunya sejak tadi.

Saeron dengan khawatir memeriksa keadaan Sohyun,"hei, kamu nggak apa-apa kan?"

"Aku? Aku nggak apa-apa kok."

***

"Tapi kamu nggak keluar flat 3 hari ini. Biasanya kamu keluar untuk kerja, memang bosmu tak marah kamu tak masuk?" Saeron memberi tatapan penuh keingintahuan.

"Ah itu, aku sedang tidak bekerja untuk beberapa hari," bohongnya. Sohyun tak ingin memberitahukan keadaannya, dia tahu sifat tetangganya itu yang mudah khawatir. Mereka sangat dekat untuk saling khawatir.

"Oh begitu ya. Kamu sudah makan?"

"Sudah." Kalau memakan sepotong biskuit dan meminum teh dianggap makan maka dia sudah makan. Tenggorakannya masih sulit makan makanan yang berat. Saat di televisi menampilkan berbagai makanan menggugah selera, dia hanya memandang tanpa minat.

Hot Daddy : Dave And His DadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang