HD 33| Permohonan

18.3K 1.8K 110
                                    

"Saya nggak mau," tolak Sohyun saat Minah memintanya berganti pakaian dengan sebuah dress biru selutut yang membuatnya tak nyaman.

"Kamu nggak mungkin pakai jeans ke acara di rumah besar kan?" Terang Minah, semua pegawai juga hadir ke acara itu untuk membantu menyiapkan acara.

"Kenapa kak? Kita kan disana untuk membantu kan? Jadi jeans lebih membuat nyaman."

"Iya. Tapi kan kita juga perlu berpenampilan bagus berhubung itu acara penting tuan dan nyonya," rayu Minah.

Sohyun menyerah.

Dress biru itu pun melekat sempurna di tubuh rampingnya. Sohyun sendiri berdecak kagum melihat penampilannya.

"Sohyun, kami berangkat dulu ya."

"Trus aku?" Sohyun mencium gelagat Minah dan Hani yang tak wajar.

"Sama tuan dan tuan muda saja ya."

Dugaan Sohyun benar. Keduanya merencanakan sesuatu yang membuatnya mau tak mau harus berangkat bersama. Sebuah ide buruk berangkat bersama David dan Taeyong. Sohyun memegang dada kirinya, jantungnya berpacu cepat.

Bagaimana tidak, lelaki yang tengah menyetir itu sangat tampan dan berkharisma dalam balutan tuxedo mewah. Sebisa mungkin Sohyun menahan diri untuk tak menoleh dengan sibuk bermain tebak-tebakan bersama David. Di sepanjang perjalanan hanya suara Sohyun dan David yang memenuhi mobil. Taeyong, lelaki itu diam sambil sesekali melirik melalui kaca spion. Ujung bibirnya tertarik ke atas. Senyum menghiasi wajah tampannya.

Sesampainya di rumah besar, Taeyong segera memarkirkan mobilnya di garasi. Suasana rumah sudah ramai padahal acara belum dimulai. Para tamu lebih memilih berangkat lebih awal agar bisa mengobrol santai sebelum acara.

"Ayo,"

Sohyun menatap ragu tangan Taeyong yang terulur ke arahnya. Lelaki itu menatapnya penuh harap.

Haruskah ia menerima uluran tangan lelaki itu?

Tatapan Sohyun tertuju pada rumah besar di hadapannya. Dia takut melangkah masuk ke rumah itu bersama Taeyong. Bagaimana kalau orang-orang bertanya-tanya mengapa ia bersama Taeyong? Bagaimana kalau orang tua lelaki itu tak suka dengan kedatangannya?

Seluruh pertanyaan itu membuatnya ingin mundur.

"Saya akan lewat belakang. Saya akan membantu yang lain," tolaknya sehalus mungkin.

"Tempatmu bukan di sana, Sohyun. Tapi di sisiku."

Bagaimana Sohyun tidak melumer mendengar ucapan lelaki itu.

Ah tidak Sohyun, mungkin maksudnya dia harus menjaga David selama pesta. Pasti itu.

Sohyun selalu begitu, menepis setiap kode yang diberikan Taeyong. Dia selalu merasa melayang oleh sikap manis lelaki itu tetapi dia tak mau terlalu hanyut dalam rasa percaya diri kalau lelaki itu menaruh rasa padanya. Rasanya akan sakit kalau ternyata cintanya bertepuk sebelah tangan.

"Ayo, kita bersama-sama masuk."

"Aunty ayo. David ingin makan," desak David meraih tangan Sohyun dan menariknya menuju ke pintu. Pintu terbuka lebar saat Sohyun memasukinya. Beberapa tamu menatapnya penuh minat. Keberadaannya bersama Taeyong dan David yang merupakan keluarga si empunya rumah menjadi tanda Tanya besar.

Taehee yang tengah berbincang dengan rekannya segera memutus obrolan lalu menghampiri mereka.

"Kenapa telat, Nak?" Omel Taehee.

"Itu---" Taeyong ragu untuk menjawabnya.

"Daddy ganti bajunya lama, grandma," lapor David membuat Taeyong melotot. Anak itu tidak bisa menjaga rahasia.

Hot Daddy : Dave And His DadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang