HD 36| sebuah mimpi

18K 1.8K 108
                                    

Taeyong membuka matanya perlahan karena suara alarm yang terus-menerus berbunyi dan cukup memekakkan telinga. Kalau bukan karena alarm menyebalkan itu, mungkin sekarang ia masih berada di dalam mimpi indahnya. Tangan kanannya meraba meja di sebelah ranjang, mencari jam yang mengganggu tidurnya.

Setelah suara alarm berhasil dihentikan, Taeyong membenamkan diri kembali ke selimut tebalnya. Rasa kantuk mengalahkan segalanya. Tidur sepuluh menit mungkin cukup untuk saat ini.

Ya sepuluh menit.

Baru beberapa detik memejamkan mata, ia langsung terjaga. Selimut disibakkannya. Kepalanya menoleh ke kanan dan kiri, mencari sesuatu. Tidak, lebih tepatnya seseorang.

Dia menghela napas kecewa tak menemukan siapapun di ranjangnya. Bahkan tak ada siapapun di dalam kamarnya. Dia menyandarkan kepala dan punggungnya ke sandaran ranjang.

Berkali-kali ia menghela napas. Rasa kecewanya lebih besar dari apapun juga saat ini.

"Jadi semalam hanya mimpi ya?" Ucapnya dengan pandangan kosong

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jadi semalam hanya mimpi ya?" Ucapnya dengan pandangan kosong.

"Padahal, kupikir itu semua nyata." Gumamnya mengusap wajahnya.

Rasa sesak di dada membuatnya ingin mengeluh.

Sebenarnya apa salahnya?

Kenapa semua terjadi padanya?

Saat ia pikir sudah mengungkapkan perasaannya pada gadis itu dan saat mereka begitu mesra semalam, saat ia merasa teramat bahagia sampai rasanya bisa terbang. Pagi harinya, dia bagai dihempaskan ke tanah saat tak mendapati gadis itu tak berada di sampingnya.

Rasanya teramat sakit setelah moment indah yang mereka lewati.

"Kenapa harus mimpi sih? Kenapa tidak nyata saja," pantas untuk Taeyong mengeluh dalam situasi semacam ini. Kenapa Tuhan begitu tega mempermainkannya dan perasaannya.

Apa ini sebuah hukuman karena ia tak memiliki kejujuran untuk mengakui perasaannya atau malah ini sebuah petunjuk agar ia jujur pada gadis itu?

Taeyong mengerang kesal, membenamkan dirinya ke bantal. Tangan kanannya memukul-mukul kasur, menyalurkan rasa kesalnya.

Kenapa Tuhan???? Kenapa kamu membuatku bermimpi indah????

Tubuh Taeyong menegak seketika. Walau kejadian semalam hanya mimpi, sudah sepatutnya ia bersyukur.

Ya setidaknya dalam mimpinya ia bisa merasakan lembutnya bibir Sohyun saat ia mengecup mesra mungil itu, menjelajahi setiap inchi bibir rasa cherry itu. Dia ingat betul bagaimana rasanya ciuman mereka yang hampir mendekati ciuman panas.

Plakkkk

Taeyong menampar pipi kirinya, bisa-bisanya ia kembali membayangkan mimpinya. Dan bisa-bisanya ia ingin mengecup bibir itu, leher itu dan mendengarkan erangan penuh kenikmatan dari bibir mungil itu.

Hot Daddy : Dave And His DadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang