Chapter 3 - Decided

11.8K 1.5K 37
                                    

Biasakan vote sebelum baca. Supaya tidak lupa :))
____

Keesokan harinya, Yoongi duduk termenung di samping ranjang ibunya sembari menggenggam tangan sang ibu yang tengah terbaring lemah, bernapas dengan alat bantu yang melekat di hidung dan bibir wanita paruh baya itu.

Berjam-jam ia terus menggenggam tangan ibunya tanpa ingin melepas sedetikpun.

Yoongi terus merutuki dirinya sendiri. Jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan pada ibunya, ia tak akan pernah memaafkan dirinya sendiri.

Perlahan pintu ruangan terbuka. Yejin menghembuskan napasnya berat, ia melihat Yoongi yang masih belum bergerak sedikitpun dari tempat duduknya. Wanita itu memberanikan diri untuk menghampiri pria berkulit pucat itu.

Pelan namun pasti Yejin menggerakkan tangannya untuk menyentuh pundak Yoongi

"Yoongi-sshi. Sebaiknya kau membaringkan tubuhmu di sofa. Aku akan di sini menjaganya, sementara kau beristirahat." Pinta Yejin lembut.

Namun sayang, selembut dan sehangat apapun suara yang dilontarkan Yejin, hal itu tak membuat pria itu luluh sedikitpun. Hatinya bukan lagi sedingin es yang jika terkena suhu hangat akan meleleh, melainkan hatinya sudah sangat keras bagaikan batu yang sulit untuk dihancurkan walaupun terkena panas dan hujan.

Rahang Yoongi mulai mengeras. Pria itu menoleh dan menatap Yejin tajam dengan raut tak suka. Ia menggerakkan bahu nya kasar untuk melepaskan tangan Yejin yang melekat di pundakknya. Seolah tangan itu adalah hama baginya.

Sontak wanita itu menarik tangannya kembali sedikit mengepal.

"Keluar! Sekali kau menyentuhku, kau akan kehilangan tanganmu!" Ancam Yoongi dingin, terdengar rendah namun tegas dan penuh penekanan.

Hanya dengan sekali gertakan, tanpa membalas sepatah katapun Yejin melangkahkan kakinya keluar ruangan.

Hah, pria ini menakutkan sekali. Batin Yejin meringis.

Entah apa yang membuat Yoongi begitu membenci wanita itu, sedangkan Yejin tak pernah berbuat salah terhadap pria itu sebab ia baru pertama kali bertemu pria bermarga Min tersebut.

Apa karena Yejin adalah wanita pilihan sang ibu yang harus dinikahinya? Sedangkan sejak dulu Yoongi kerap memperkenalkan kekasihnya, Wendy. Tetapi nyonya Min selalu mengusirnya.

Memanglah wajar jika seperti itu, sebab Yoongi sangatlah mencintai kekasihnya tersebut. Perasaan yang Yoomgi miliki pada kekasihnya itu benar-benar tak bisa diganggu gugat.

Mari kembali ke Yejin.

Apa kalian yakin bahwa wanita itu pergi dan menyerah hanya karna diperlakukan seperti tadi oleh Yoongi?

Yoongi pikir begitu.

Namun dugaan pria itu meleset, nyatanya wanita itu kembali lagi dengan tangan yang tak lagi kosong. Yejin membawa beberapa makanan dan minuman kemudian meletakkannya di atas meja.

"Setidaknya, kau harus makan untuk mengisi tenagamu. Bagaimana bisa kau menjaga ibumu jika nantinya kau juga terbaring sakit karena kekurangan energi?" Jelas wanita itu. Pernyataan Yejin mendadak membuat darah Yoongi berdesir, terdengar menggelikan di telinganya.

Tak ingin berlama-lama, Yejin lantas melangkahkan kakinya ke arah pintu, berencana untuk meninggalkan pria itu lagi. Dan kali ini ia benar-benar akan pergi.

Yoongi kemudian berdecih, "Ck, menggelikan. Cepat pergi dan jangan kembali lagi. Kau membuatku muak." Ucap pria itu tajam tanpa menatap Yejin yang kini terpaksa menghentikan langkahnya akibat penuturan Yoongi yang membuat hatinya sedikit tercubit oleh lamis nya mulut itu.

Complicated Marriage.-MygWhere stories live. Discover now