[COMPLETED]✓
"Dengar baik-baik. Aku tak pernah mengharapkan pernikahan ini. Aku menikahimu hanya karena keterpaksaan. Jangan berharap lebih akan pernikahan ini, sebab menyukaimu adalah hal yang mustahil. Cinta? Apalagi. Itu tak akan pernah terjadi s...
Sinar matahari menyeruak masuk menembus jendela kamar. Yejin mengernyitkan keningnya kala cahaya matahari menusuk retinanya. Dengan nyawa yang masih melayang, ia terpaksa membuka kedua matanya. Sesungguhnya wanita itu masih sangat mengantuk, namun ia cepat sadar akan status nya kini. Menjadi seorang istri. Ia tentu harus melaksanakan kewajibannya.
Benar, semuanya bukanlah mimpi. Ini benar-benar terjadi. Yejin sudah menikah.
Wanita itu menepuk kedua pipinya sebelum memulai semuanya. Namun beberapa detik kemudian ia teringat akan suaminya. Bergegas wanita itu keluar kamar, berharap ia akan bertemu dengan suaminya, berharap Yoongi sudah pulang.
Yejin berkeliling mencari di setiap sudut ruangan. Namun nihil. Ia tak menemukan apa yang ia cari. Semuanya tampak sama saat wanita itu pertama kali datang ke tempat ini, rapi.
Wanita itu kemudian tersadar, ia tak bisa terus berharap. Bukankah Yoongi sudah memperingatkan dirinya sebelumnya? Mengapa Yejin masih saja mengharapkan lebih akan pernikahan ini? Sudah jelas Yoongi membenci dirinya. Mengingat itu, Yejin hanya bisa tersenyum miring.
"Benar.. setidaknya, biarkan aku melakukan tugasku sebagai seorang istri." Ucapnya sendiri.
Sebagai seorang istri? Maksdumu memasak, membersihkan rumah, mencuci baju, dan beres-beres? Bukankah itu tampak seperti.. pelayan?
Istri tidak hanya melakukan itu semua, ada kala nya seorang istri menghabiskan waktu dengan suami, entah itu menonton film, memasak bersama, berjalan-jalan, bercinta, kemudian mempunyai anak. Layaknya keluarga bahagia pada umumnya.
Membayangkannya saja membuat dada Yejin sesak. Ia sadar diri dan jelas tahu kalau hal itu tak akan pernah terjadi dalam hidupnya selama ia masih berstatus menjadi istri Yoongi.
Wanita itu tak bisa membayangkan lebih jauh lagi. Ia tahu betul posisinya saat ini. Memang benar mereka menikah, tapi itu tetap tak akan merubah keadaan. Yejin tetaplah orang asing bagi Yoongi. Wanita itu bukanlah siapa-siapa.
Di saat Yejin kalut akan pikirannya, tak lama setelah itu bel berbunyi.
'Ah, Itu pasti Yoongi!' Batin Yejin antusias.
Wanita itu berlari ke arah pintu. Karena terlalu antusias, ia sempat jatuh tersandung. Salahkan Yejin yang tak mengganti pakaiannya dengan tetap mengenakan gaun pengantin bekas semalam.
Cklek!
Pintu terbuka. Dan dugaan wanita itu benar, orang itu adalah Yoongi.
