Tidak lama kemudian,jisoo terbawa pikirannya sendiri. Jisoo merebahkan tubuhnya pada lantai dan tertidur pulas.
40 menit kemudian ...
Cklek!
Hanbin membawa kantong kresek berisi makanan dan sekaleng cola disaku celananya.
"Hah.. kebanyakan drama" hanbin melihat tubuh jisoo yang tergeletak dilantai.
Hanbin menarik lengan jisoo kasar, dan menggusurnya untuk duduk di sofa.
"Duduklah disofa"
jisoo langsung mengumpulkan nyawanya dan menuruti perintah hanbin.
Hanbin membuka kaleng cola dan meminumnya,setelahnya menghabiskan kimchi yang barusan ia beli.jisoo hanya melihat hanbin yang kelaparan itu.
Jisoo langsung bergegas berdiri dan menuju pintu.
"Yaak! Kau akan pergi kemana?" Tanya hanbin
"Hanya sebentar." Singkat jisoo langsung menekan kode apartemen
"Terserah... aku tidak akan bertanggung jawab jika kau dihabisi namja namja gang itu" tambah hanbin sambil menghabiskan makanannya.
Jisoo mengacuhkan hanbin yang banyak bicara itu. Sebenarnya jisoo menahan rasa laparnya sedari pulang pesta pernikahannya dengan hanbin.
jisoo berjalan di malamnya kota seoul yang masih terbilang ramai, kota seoul ini sangat asing di pikiran jisoo.langkahannya tidak terkendalikan tapi kesadarannya masih utuh.
Jisoo menemukan supermarket dan memilih beberapa makanan dan juga minuman.
Bugh!
Jisoo merasakan tubuhnya menabrak seseorang.
"Aishh.. apa kau tidak bisa melihat huh?" Bentak yeoja dihadapan jisoo.
"Mianhae" balas jisoo
Yeoja itu pun langsung mendelik lalu menuju kasir diikuti jisoo yang juga akan membayar barang belanjaannya.
Skip.
Cklek..
Jisoo tidak melihat sosok hanbin di apartemen yang baru mereka tempati itu. Jisoo langsung menyimpan barang belanjaannya di meja makan,lalu melepaskan sepatunya.
Jisoo menghabiskan sebagian makanan yang sudah ia beli di supermarket tadi, sudah sekitar puluhan menit tapi hanbin tidak memunculkan wajah kakunya.
10 menit kemudian
Cklek..
Hanbin memperlihatkan dirinya sehabis dari dalam kamar. Hanbin melihat jisoo yang sibuk merapihkan bekas makanannya.
"Haha.. kukira kau tidak akan kembali" hanbin melihat jisoo dari belakang
Jisoo hanya menghembuskan nafasnya.
"Darimana saja kau!" Tanya hanbin sambil menarik rambut jisoo
"Kau tidak perlu tau." singkat jisoo
"Mwo?" Hanbin mengikuti langkahan jisoo menuju kamar mandi.
"Wae?" Tanya jisoo yang akan menutup pintu kamar mandi
"HAH? Kau pikir kau siapa huh? Kau hanya budakku bukan? Jangan pernah bermimpi menjadi istriku. Aku terlalu membencimu! " Bentak hanbin dengan suaranya yang khas.
"Apa kau pikir aku pernah berharap menjadi istrimu?!" Jisoo membalikkam badannya
"Tentusaja kau pernah berfikir seperti itu.tapi tujuan aku menikahimu bukan karena aku mencintai mu cuih.. intinya kau hanya pembantuku!" Tambah hanbin
"Lantas?" Jisoo melangkahkan kakinya.
"Ya nikmati saja hidupmu selagi kau bisa menikmatinya"
Setelah itu hanbin kembali ke kamarnya. Hanya ada satu kamar dalam apartemen itu.namun,kamar itu terbilang sangat luas.
07.00 KST
Jisoo menggeliat diatas sofa dan mengumpulkan semua nyawanya. Matanya tidak sanggup melihat sinar matahari yang terpancar dari jendela.
Jisoo langsung menuju kamar mandi. Hanbin yang belum terbangun dari tidurnya hanya mengurung diri didalam kamarnya.
Selesai mandi,jisoo merapihkan seluruh ruang apartemen kecuali dengan kamar hanbin. Jisoo tidak memiliki niat mengganggu hanbin yang masih tertidur itu.
Cklek..
Akhirnya,Hanbin memperlihatkan batang hidungnya itu,Dengan rambutnya yang berantakan.
"Mmmh.. jisoo-yaa apa kau tidak tidur semalaman huh?" Hanbin menyenderkan tubuhnya pada pintu kamarnya
Jisoo hanya mengacuhkan pertanyaan hanbin dan kembali melakukan aktivitasnya.
"Hahha mungkin aku selalu bicara terlalu pelan padanya" smirk hanbin
Hanbin mengambil handuknya dan bergegas menuju kamar mandi.
Skip.
"Membosankan." Ucap hanbin sambil melempar buku yang baru ia baca.
tidak ada aktivitas apapun, jisoo hanya duduk sambil melihat jendela apartemen yang memperlihatkan pemandangan di siang harinya kota seoul.
"Jisoo-ah!" Panggil hanbin sempat membuat jisoo terkejut.
"Aku baru memesan makanan online,kau harus kebawah! Tunggu pengantar makanannya Dan bawa makanannya kesini mengerti!" Suruh hanbin panjang lebar
"Mengapa tidak bilang saja pada pengantar makanannya supaya diantar keruang apartemenmu?" protes jisoo sukses membuat hanbin mengumpulkan kemarahannya
"Hah? Mworago? Kau melupakan aturan hidup bersamaku huh? Baiklah... KELUAR DARI APARTEMEN INI!" Bentak hanbin
"Ne akan kuambilkan makanannya" balas jisoo sambil memakai sepatunya.
Setelah menunggu beberapa menit... jisoo datang membawa satu kardus pizza.
"Ahh.. berikan padaku! Tolong ambilkan cola di lemari es"-hanbin
"Ne.. sebentar" jisoo menuruti keinginan hanbin karena jika ia diusir dari apartemen,jisoo kebingungan harus tinggal dimana.pasalnya,eomma dan appa nya sudah meninggal beberapa bulan yang lalu dan kakaknya? Kim woobin entah pergi kemana yang jelas bagi jisoo kehidupannya itu bergantung pada keputusan hanbin.
"Ini.." jisoo menaruh sekaleng minuman di meja
"Eoh sepertinya aku akan berhenti memakan cola.. ah! Ambilkan yoghurt di lemari es" -hanbin
"Huft.."
"Ini.." -jisoo
"Buatkan coklat panas" -hanbin
"Tunggu sebentar" -jisoo
"Ah! Ambil jam dinding itu dan perbaiki karena jamnya lebih 10 menit dan jangan gunakan kursi atau yang lain untuk mengambil jamnya"-hanbin
"Itu terlalu tinggi" -jisoo
"Eits."
"Arraseo!" -jisoo
Jisoo terus melompat dan tangannya terus meraih jam dinding itu.tapi nihil, tubuh jisoo tidak mungkin mendadak meninggi untuk meraih jam dinding itu.
30 menit...
"Haishh... huhh.." keluh jisoo sambil terus berusaha meraih jam dinding itu.jangankan meraih,menyentuh saja tidak bisa.
Brukk!
"Mwo? Apa yang baru aku lakukan" hanbin kebingungan melihat jisoo yang tiba tiba tergeletak di lantai.
• To be continue
ВЫ ЧИТАЕТЕ
You're Number One √ Khb • Kjs
Фанфик[Baca sampai akhir] "hubungan ini diawali dengan main-main,lalu bagaimana dengan akhir kisah hidup kita hanbin-ah?" -jisoo "seberapa pahitnya,kita harus terus menjalani hubungan ini hingga ajal memisahkan kita" -hanbin
