Six : So Hot!

2.1K 232 16
                                    

Jinhwan terbangun dari tidurnya. Matanya masih mengerjap sebelum mengamati sekeliling ruangan yang didominasi warna putih itu. Jinhwan baru ingat bahwa tadi dia dibawa ke ruangan kesehatan oleh guru Yoo. Dilihatnya botol obat miliknya yang disimpan diatas nakas. Bahkan siang tadi Jinhwan setengah sadar ketika meminta Yunhyeong untuk mengambilkan obat di dalam ranselnya. Untung saja di bagian kesehatan ini ada alat bantu pernafasan untuk menolong Jinhwan dari sesak nafasnya. Pemuda manis itu melirik arlojinya, sudah pukul tiga sore dan ini saatnya pulang. Dia bangun dari atas ranjang lalu merapikan pakaiannya untuk bergegas menuju pintu keluar.

Jinhwan terkejut saat pintu tak terbuka. Dicobanya sekali lagi, barangkali dia kurang kuat memutar kenopnya. Namun sayang, usahanya tak berhasil dan pintu itu memang benar dikunci. Dengan panik Jinhwan menggedor-gedor pintu tersebut sambil berteriak-teriak meminta tolong. Ini baru jam tiga pas, seharusnya para siswa maupun guru masih banyak yang berada di sekolah. Jinhwan mengumpati sang dokter penjaga yang lalai dalam menjalankan tugasnya. Dokter macam apa yang membiarkan siswa yang sakit terkunci di dalam ruang kesehatan? Jinhwan tidak bisa menghubungi Yunhyeong karena dia menyimpan ponselnya di dalam ransel yang  masih ada di kelas.

Jinhwan hampir menangis saat pintu dibuka dari luar. Yunhyeong masuk dengan membawa dua ransel di punggung dan lengannya.

"Jinanie? Kau menangis?" Yunhyeong berjalan menghampiri Yunhyeong yang duduk memeluk lutut di depan nakas.

Jinhwan menoleh lalu berdiri menghambur ke pelukan Yunhyeong. "Yunhyeongie~ Aku kira kau melupakanku dan sudah pulang. Aku sudah berkali-kali berteriak dan menggedor pintu, tapi tidak ada seorang pun yang menyahut dari luar. Hiks.." Air mata bening itu terjatuh mengaliri pipi pucatnya.

Yunhyeong memeluk erat Jinhwan dan mengelus sayang punggungnya. "Mianhae, Jinanie. Semua siswa memang baru saja bubar. Aku juga datang kemari dengan terburu-buru. Takut jika kau sudah menunggu." Jelas Yunhyeong.

Jinhwan melepas pelukannya dan segera menyeka air mata yang membasahi pipinya. "Kemana dokter penjaga itu pergi?" Jinhwan menatap Yunhyeong penuh tanya.

"Eh? Kukira dokter Koo yang menitipkan kunci itu padaku." Ujar Yunhyeong dengan kedua ujung alis yang bertaut.

"Maksudmu?"

Tiga jam yang lalu...

Yunhyeong dengan terburu-buru membereskan peralatan belajarnya sebelum pergi istirahat. Dia ingin melihat keadaan Jinhwan di ruang kesehatan dan ingin membelikan makan siang untuk Jinhwan. Dengan cepat dia berlari ke kantin untuk membeli dua menu makan siang yang berbeda. Yunhyeong akan menemani Jinhwan makan siang di ruang kesehatan.

Setelah selesai membeli makan siang, Yunhyeong segera pergi menuju lantai tiga, tempat ruang kesehatan siswa tingkat akhir berada. Namun langkahnya terhenti saat seseorang memanggilnya dari depan pintu kelas 3A. Seorang siswa kelas satu dengan pakaian yang sangag rapi dan terlihat lugu. Laki-laki itu menyerahkan sebuah kunci pada Yunhyeong.

Let You FlyOnde histórias criam vida. Descubra agora