Twenty Seven : Hope

646 101 60
                                    




Jinhwan terdiam selama beberapa saat setelah mendengar jawaban dari ibu Hanbin. Namun dia tak bisa menunjukan ketidak senangannya begitu saja, jadi dia mengubah raut wajahnya yang terkejut dengan penuh senyuman.

"Wah, benarkah? Kalau begitu, mari kulihat gadis mana yang akan cocok bersama Hanbin." Ucap Jinhwan memperlihatkan keantusiasannya kepada ibu Hanbin.

Wanita cantik itu mengamati Jinhwan yang wajahnya penuh senyuman. Hati kecilnya meminta maaf pada pemuda itu atas tindakannya. Dia kagum terhadap Jinhwan yang bisa begitu pandai menyembunyikan perasaannya, namun dia sungguh tidak bisa menerima hubungan pemuda itu dengan puteranya. Karena itu adalah sebuah kesalahan besar, benar-benar kesalahan yang tak bisa ditolerir.

Ibu Hanbin itu segera mengendalikan perasaannya dan menormalkan raut wajahnya. "Nah, kalau begitu pilihlah mana yang menurutmu paling cocok dengan Hanbin." Ucapnya seraya menyerahkan foto-foto di tangannya pada Jinhwan.

Seraya menelan ludah secara samar Jinhwan menerima foto-foto itu dengan perasaan yang kacau. Dia terus menatap satu persatu foto tersebut, namun fikirannya berkelana kemana-mana. Dia tidak bisa mengamati foto-foto itu dengan benar, hanya memindahkan lembar demi lembar kertas foto dengan tatapan yang tak fokus. Jadi, dia mengambil asal satu foto di tangannya.

"Kurasa gadis ini akan sangat cocok dengan Hanbin." Saat mengatakannya, Jinhwan dipenuhi dengan rasa tak rela dalam hatinya. Dia menyerahkan satu lembar foto itu pada ibu Hanbin.

Ibu Hanbin tersenyum. "Biar kulihat." Ucapnya seraya mengambil foto itu. "Sungguh cantik, benar-benar sangat cocok dengan Hanbin yang tampan. Jinanie juga memiliki selera yang baik, hm?" Godanya pada Jinhwan yang tersenyum masam di sampingnya.

"Itu bukan tipeku, eomma. Tapi kurasa itu tipe Hanbin." Sahut Jinhwan yang berusaha sebaik mungkin memasang wajah tersenyum.

"Tapi kau sungguh hebat dalam memilih." Kekeh wanita itu sambil terus menatap foto di tangannya. "Nama gadis ini adalah Im Nayoung. Puteri terakhir dari Tuan Im Jaeho, pemilik JBS Corp."

Meskipun sudah tak berselera untuk menanggapi ibu Hanbin, namun Jinhwan tetap memasang ekspresi antusias. "Wah benar-benar puteri dari orang yang sangat kaya. Pasti dia gadis yang sangat cerdas."

"Aku tidak tahu banyak soal prestasi di bidang akademiknya. Namun melihat dari catatan-catatan akademiknya, menurutku dia gadis yang cukup cerdas. Meskipun tidak terlalu sangat cerdas, namun dia selalu aktif di organisasi sejak di middle school sampai kuliah. Aku sangat menyukai gadis yang aktif bersosialisasi seperti itu. Apalagi dia selalu memiliki posisi yang penting di organisasi yang diikutinya."

Jinhwan tersenyum masam di samping ibu Hanbin yang tampak sangat berbunga-bunga itu saat menceritakan gadis bernama Im Nayoung. Sementara dia sama sekali tidak menyadari bahwa sebenarnya gerak-gerik juga ekspresi wajahnya sedari tadi sedang diawasi oleh wanita itu.

"Jadi, jika Jinanie yang memilih gadis ini. Maka eomma akan segera mengatur waktu kencan untuk dia dan Hanbinie. Bagaimana?"

Hati Jinhwan seketika terasa runtuh saat mendengar penuturan ibu Hanbin. Namun dia sama sekali tidak berhak untuk tak menyetujui apa yang diinginkan oleh wanita itu. Karena meskipun dia adalah kekasih Hanbin, namun hubungan keduanya sama sekali tidak diketahui oleh keluarga mereka. Dan kedua keluarga mungkin benar-benar tidak akan memberi restu jika hubungan keduanya diketahui oleh mereka.

"eomma yang mengatur, lagipula Hanbin adalah putera eomma. Tentu semua keputusan ada padamu. Aku hanya akan mengikuti saja." Jinhwan memaksakan sebuah senyuman.

Let You FlyWhere stories live. Discover now