Sixteen : End Of Fall

1.7K 235 81
                                    


"Kim ahjussi sudah memasrahkan semuanya jika suatu saat polisi akan menangkapmu atas tuduhan penganiayaan terhadap Taehyun. Dia bilang tak akan melindungimu lagi mulai sekarang." Tutur Mino yang duduk diatas sofa bersama Jaewon. Sedangkan Hanbin tengah menyimak ucapannya sejak tadi dari bawah sofa, sambil menyesap sebatang rokok di samping Jiwon.

Mereka kini tengah berkumpul di apartemen Mino, setelah Hanbin mengantarkan Jinhwan pulang tadi. Bahkan pemuda itu belum mengganti pakaian yang dia kenakan ketika perform karena buru-buru datang ke apartemen Mino untuk membahas soal Nam Taehyun.

"Kau pikir, si Nam benar-benar menuntut Hanbin?" Jiwon bertanya sangsi setelah menghembuskan asap rokoknya.

"Dia dendam terhadap Hanbin. Memangnya apa lagi yang bisa dia lakukan untuk menghancurkan Hanbin selain menjebloskannya ke penjara?" Sahut Mino seraya memainkan botol birnya yang telah kosong.

"Aku pikir Nam adalah tipe orang yang akan bersenang-senang sampai mati tanpa ingin melibatkan polisi. Bukankah selama ini dia selalu menikmati setiap pertandingan dan pertarungan kita? Dia telah berkali-kali nyaris mati namun tak pernah kapok menantang kelompok kita." Sela Jaewon yang sedari tadi hanya terdiam menyimak perbincangan ketiga sahabatnya.

"Aku juga berpikir begitu." Timpal Jiwon menyetujui.

"Lagipula, jika dia ingin menuntut Hanbin. Bukankah dia memiliki kasus yang lebih fatal dua tahun lalu?" Ucap Jaewon seraya menoleh pada Mino yang hanya memasang raut datar. "Pembunuhan adik-"

"Jung, hentikan." Hanbin memotong, menghentikan ucapan Jaewon yang akan membuat suasana menjadi keruh.

"Maaf, aku lupa." Sesal Jaewon tanpa mau lagi menatap Mino yang diam tanpa ekspresi di sampingnya.

"Jadi sekarang bagaimana, Kim? Apa yang akan kau lakukan?" Jiwon menatap Hanbin penuh kecemasan.

"Aku tak peduli jika akhirnya aku masuk penjara."

"Kim!" Pekik Jaewon dan Jiwon tak terima mendengar ucapan Hanbin.

"Lagipula, bukankah aku juga telah melakukan dosa besar tiga tahun lalu? Tidak seharusnya aku bersembunyi, kan?" Kini kedua netranya menatap Jiwon untuk meminta pembenaran.

"Kau memiliki alasan melakukannya." Balas Jiwon.

"Tetap saja aku membunuhnya."

Suasana seketika hening selama beberapa saat. Masing-masing terlarut dalam pikirannya sendiri hingga Jaewon kembali membuka suara.

"Kita bisa mengungkap kasus pembunuhan yang dilakukan Taehyun untuk melawan tuntutannya terhadap Hanbin."

"Tak ada saksi." Potong Mino yang baru membuka suara.

"Tapi, bukankah si Nam mengakui kesalahannya di depanmu?" Jaewon kini menatap Mino.

"Memangnya itu cukup untuk membuktikan semuanya? Tak ada rekaman atau apapun. Bukankah semuanya akan percuma?" Mino balik menatap Jaewon dengan tajam.

"Lalu apa yang harus kita lakukan untuk Hanbin? Apa kita hanya akan diam saja ketika teman kita berada dalam situasi sulit?" Suara Jaewon meninggi, membuat suasana sedikit panas.

Mino berdecak lalu bangkit dari duduknya, menatap Jaewon dengan tatapan datarnya. "Percuma saja jika kita tak memiliki bukti, Jung. Apa kau pikir menuntut seseorang ke pihak berwajib itu semudah dirimu menyewa para jalang, huh?" Suaranya terdengar datar namun sengit.

"Lalu apa yang akan kau lakukan, keparat?" Jaewon mulai tersulut emosi.

Jiwon mendengus dan ikut berdiri untuk mencoba menenangkan kedua temannya. Dalam keadaan seperti ini seharusnya mereka tidak boleh bertikai.

Let You FlyWhere stories live. Discover now