Seven : Really Hate You

1.8K 264 26
                                    

Ceklek.

"O-omo! Apa yang sedang kalian lakukan?" Kaget seorang pemuda imut bersuara cempreng.

Jinhwan mengenal pemuda itu. "Kim Donghyuk?" Dengan cepat dia segera menyingkirkan tubuh Hanbin. Untung saja posisi mereka tidak terlalu errr- 'intim', jadi tidak akan menimbulkan kesalah pahaman dari orang lain yang melihatnya.

Hanbin dengan cepat berdiri dan berlalu meninggalkan kedua pemuda yang sama-sama manis juga imut itu tanpa mengatakan hal apapun. Sedangkan Jinhwan kini mengerang karena bagian tengah tubuhnya tadi tertindih punggung besar Hanbin. Donghyuk yang merasa khawatir segera mendekat untuk membantu Jinhwan berdiri.

"Gwaenchanhayo? Apa yang kau lakukan barusan dengan Kim Hanbin?" Tanya Donghyuk setelah Jinhwan berhasil bangun.

"Tubuh besarnya menindihku karena aku menarik kerah bagian belakangnya. Dia sungguh menyebalkan. Aku nyaris saja menghajarnya jika saja dia tidak limbung." Jinhwan berbicara cepat dengan nada menggebu, membuat Donghyuk cekikikan.

"Kau imut sekali~" Cubitan gemasnya jatuh pada pipi kanan Jinhwan dan erangan kembali terlontar dari mulut kecilnya. "Memangnya kau bisa menghajar seorang B.I, eoh? Yang ada, pemuda imut sepertimu akan dikuliti oleh Hanbin dan gengnya."

Jinhwan mempoutkan bibir. "Yaa.. Aku tadi sudah membuatnya limbung. Itu berarti aku sudah cukup kuat untuk melawan laki-laki sok berkuasa itu." Jinhwan tak ingin diremehkan meskipun dia sadar, tak akan mampu melawan seorang Kim Hanbin. Apalagi jika ditambah dengan tiga pemuda menyebalkan yang sangat dibencinya.

"Tapii kau hebat juga, Kim Jinhwan. Berani membuat seorang Pangeran Kim terjatuh dengan cara tidak terhormat seperti tadi." Donghyuk terkikik sambil menepuk bahu Jinhwan yang kini tersenyum bangga. "Bisa jadi berita bagus. Bye Kim Jinhwaan~" Donghyuk melenggang menuju ke dalam toilet.

Jinhwan tersenyum remeh, merasa bangga dengan keberaniannya sendiri. Dia melangkah pergi keluar toilet. Hasrat buang air kecilnya telah menghilang gara-gara Kim Hanbin dan dia lebih memilih kembali menuju kelas. Namun, lagi-lagi sekelebat bayangan telanjang Kim Hanbin muncul dan pemuda manis itu pun mengumpat kesal sebelum akhirnya berlari menuju kelas dengan cepat.

.

.

SREK.

Jinhwan tersudut di dinding gang samping toko aksesoris itu. Kini, keempat pemuda yang sangat dibencinya tengah menatap tajam ke arahnya. Sang pimpinan memojokan tubuh kecil Jinhwan dengan kedua tangan yang mengungkungnya. Pemuda manis itu hanya mampu menahan nafas. Takut, nyalinya kini benar-benar menciut saat bersitatap begitu dekat dengan pupil besar dan hitam milik Kim Hanbin itu. Tajam, Hanbin menatapnya sangat tajam seolah-olah ingin menguliti si pemuda bertubuh kecil di depannya.

"A-apa yang k-kau inginkan, huh?" Jinhwan memberanikan diri untuk bersuara, meskipun suaranya hanya seperti sebuah cicitan tak berarti bagi si Pangeran berkuasa.

"Kau senang, huh?" Suara Hanbin begitu dingin, datar dan terdengar tajam menusuk hati Jinhwan yang mengernyit tak mengerti. "Kau senang telah membuat harga diriku di sekolah jatuh?" Lanjut Hanbin.

Mata sipit Jinhwan mengerjap. "Apa maksudmu, Kim? Aku tak mengerti." Sahut Jinhwan bingung.

Hanbin mendecih. "Kau ini terlihat sangat lugu tapi aslinya begitu menyebalkan. Wajah polosmu itu sungguh menipu banyak orang. Kau ini tak berbeda jauh dengan rubah betina." Ucap Hanbin sengit.

Jinhwan melebarkan mata, kedua tangannya terkepal. Dia begitu tak faham dengan maksud Hanbin. Memangnya apa yang salah dengan dirinya hari ini? Dikatai seperti itu oleh Hanbin tanpa sebab membuatnya jengkel.

Let You FlyWhere stories live. Discover now