Tiga

20.7K 1.9K 41
                                    

When it gets hard, you know it can get hard sometimes.
It is the only thing that makes us feel alive..

(Ed sheeran_photograph)

•°•

Tentu saja, itu sama sekali bukan urusannya. Tama tahu gadis itu marah. Wajahnya sudah memerah dan nafasnya pendek-pendek tak beraturan. Tapi ia tidak akan tergoda untuk menenangkannya sekarang.

Semua orang disini tahu tentang skandal empat tahun lalu yang melibatkan kakak beradik anak-anak kuncoro.
Tentang bagaimana Bryna membatalkan pernikahan beberapa jam sebelum acara itu dimulai, tentang bagaimana Nicko dan Brenda yang terpaksa menikah untuk menyelematkan nama baik keluarga, juga tentang bagaimana Bryna kabur setelahnya.

Tama memang sedang tidak disini saat peristiwa itu terjadi. Tapi cerita itu bergetar diseluruh kota dan tetap membuat gossip panas bahkan setelah berbulan-bulan kepergian Bryna ke luar negeri.

Tapi sekarang, saat Bryna akhirnya kembali, mereka tidak berpikir bahwa Bryna hanya sekedar pulang, tapi ia juga kembali ke dekapan kekasih lamanya yang tidak bahagia dalam pernikahannya.

“Aku tidak akan mengulang gossip Bry, aku hanya mendengarkan. Jadi kamu bisa membagi rahasia kecil itu denganku.”

Bryna berhenti melangkah, ia berbalik dan mulai berteriak.
“Aku tidak peduli!"

Beberapa orang yang hendak keluar masuk RS menengok kearah mereka sebentar sebelum melanjutkan berjalan. Tama menyadarinya, tapi Bryna sepertinya tidak.

“Yah, kamu memang tidak pernah peduli tentang apapun selain dirimu sendiri.” Kata Tama dingin.

Bryna menatapnya tajam, sepertinya hendak melontarkan sesuatu, tapi membatalkannya.
Sebagai gantinya, ia hanya berkata dingin pada Tama, “Selamat malam.” Dan berbalik, dengan cepat melintasi halaman dan tidak sekalipun menoleh ke belakang lagi. Ia bahkan tidak menyadari bahwa tatapan Tama masih menempel padanya.

Bryna yang di ingat Tama selama ini adalah remaja cantik berseragam SMP, cerdas, dengan rambut hitam sebahu dan masih tampak begitu polos.

Berapa lama dia tidak melihatnya? 12? 13 tahun?
Selama itu, Tama sudah membayangkan kalau Bryna akan tumbuh menjadi wanita cantik dan menarik. Tapi dia sama sekali tidak menyangka kalau gadis itu akan semenarik itu.

Dengan tubuh tinggi ramping, mata bulat, rambut yang dicat coklat maroon, dan kulit mulus yang terlihat begitu lembut. Dan setiap gerakan yang ia buat, tampak manis bahkan saat ia marah sekalipun.

Lama sampai punggung Bryna menjauh dan tidak terlihat dari pandangannya lagi, Tama masih tetap diam dalam posisinya.

•°•

“Itu tidak mungkin!” Brenda berteriak dari seberang meja. Dia tampak terguncang dan tidak percaya.

Om Indra, pengacara keluarga yang sudah mereka kenal sejak kecil itu menghela nafas panjang, tampak sangat putus asa dan lelah.

“Saya juga berharap kalau itu adalah sebuah kesalahan, Bren. Tapi sayangnya, itulah apa yang sebenarnya terjadi. Ibu kalian bangkrut.” Ujarnya sedih.

Setelah melewati malam panjang yang membuatnya susah tidur, Bryna tidak menyangka bahwa ia akan mendengar kabar buruk secepat ini.

Rasanya tidak mungkin bahwa beberapa jam yang lalu ia masih gelisah dengan pengakuan Nicko dan pertemuannya dengan Tama, sedangkan sekarang ia harus menerima kabar yang membuatnya linglung.

“Tapi perusahaan lain..” Nicko tidak melanjutkan, menatap Brenda dan Bryna yang sama-sama bingung.

“Singkatnya, pengeluaran kita lebih besar dari apa yang kita dapatkan. Dan itu sudah terjadi sejak 7 tahun yang lalu.  Satu persatu saham yang ditanam di perusahan-perusahaan besar mulai dijual. Pabrik tekstil dan kayu gulung tikar. Dan sekarang tinggal perusahaan konstruksi saja yang tersisa.”

Nothing Last Forever (Hate-Love) ✔Où les histoires vivent. Découvrez maintenant