Sembilan Belas

13.9K 1.4K 27
                                    

I'm talkin' to ya
Aku beritahu kamu ya
See you standing over there with your body
Melihatmu berdiri di sana dengan tubuhmu
Feeling like I wanna rock with your body
Merasa aku ingin menyatu dengan tubuhmu
And we don't gotta think 'bout nothin'
Dan kita tak harus pikirkan apapun
I'm comin' at ya
Aku kan datang ya
Cause I know you got a bad reputation
Karena kutau kau punya reputasi yang buruk
Doesn't matter, cause you give me temptation
Tak masalah, karena kau memberikanku godaan
And we don't gotta think 'bout nothin'..
Dan kita tak harus pikirkan apapun..

(Ariana Grande ft. Nicki Minaj_
Side to Side)

•°•

Alamat rumah teman Tama tidak jauh dari situ. Mereka hanya perlu berkendara sekitar lima menit untuk sampai disana.

Dan begitu melihat rumah itu, Bryna langsung jatuh cinta.

Rumah dua lantai itu bergaya kontenporer minimalis. Bentuknya terlihat sederhana dan cenderung geometris. Dengan kaca luas dan perpaduan warna putih yang sangat cantik. Bryna menukainya.

Pagarnya depannya tidak ditutup, jadi Bryna melangkah ke halaman berumput yang rapi, menaiki undakan menyamping menuju beranda dan menekan bel.

Ia sedang mengagumi dinding hasil perpaduan antara beton dan ornamen kayu, saat Tama membuka pintunya.

Ia pasti akan sangat mengagumi bangunan itu lebih lama kalau saja ia tidak punya hal lain yang perlu ia selesaikan sekarang.

Jadi, Bryna mengalihkan pandangannya dan menatap pintu depan, menatap Tama yang sepertinya terkejut melihat Bryna. Tapi keterkejutan laki-laki itu tidak kalah hebat dari keterkejutannya sendiri.

Tama berdiri disana, topless.
Bryna terlalu tua untuk tersipu malu karena melihat tubuh laki-laki tanpa pakaian. Tapi Bryna melakukannya. Pipinya bersemu merah dan mulai terasa panas.

Seperti dugaan Bryna sebelumnya, tubuh Tama keras dan terbentuk dengan baik. Tidak kekar seperti binaragawan, tapi berisi. Dengan bisep menawan dan abs yang sempurna.
Dia terlihat luar biasa, sungguh. Mengalahkan model iklan susu pembentuk otot.

Bryna sudah sering membayangkan bagaimana bentuk tubuh Tama, dan apa yang ada dihadapannya memang tidak jauh-jauh dari itu. Hanya saja, bukan itu yang menarik perhatiannya sekarang.

Untuk pertama kalinya, ia melihat tatto ditubuh Tama secara dekat dan langsung. Bryna mengenali gambar itu sebagai burung, meskipun ia tidak yakin jenis burung apa itu. Kepalanya digambar di dada kanan Tama, dengan satu sayap terentang di rusuknya dan sebelah lagi mencapai bahunya. Tubuh burung yang ramping dan bagian ekor memanjang sampai ke pinggangnya.

Sayangnya Bryna tidak bisa melihat bagian ujung ekor tato itu karena terhalang oleh celana jeans yang Tama gunakan. Dan mendadak, ia dipenuhi keinginan untuk menelusuri tato itu dengan tanggannya dan mencari tahu dimana gambar itu akhirnya berhenti.

“Apa yang kamu lakukan disini?” Tanya Tama tajam. Mengingatkan Bryna pada tujuan awalnya kesini.

Ia mengerjapkan matanya, merasakan pipinya memerah karena bayangan erotis yang baru saja muncul dipikirannya.

“Apa yang kamu lakukan?” Bryna balas bertanya, serak.

“Melakukan sesuatu untuk teman.” Jawabnya singkat.

Mengingat Tama yang berdiri tanpa pakaian dihadapannya, Bryna bertanya-tanya sendiri, ‘teman’ yang ia maksud laki-laki atau perempuan.

Memarahi dirinya sendiri karena begitu ingin tahu, Bryna menjawab dengan pedas.
“Kamu dan Adi Mulya.”

Nothing Last Forever (Hate-Love) ✔Where stories live. Discover now