Enam Belas

13.4K 1.5K 56
                                    

And I gotta convince myself I don't want it.
Even though I do..

(Selena Gomez_Back to You)

•°•

Bryna terkejut. Ia sama sekali tidak menyangka Tama akan mengucapkan hal itu. Ia ingat bagian itu sejelas Tama mengingatnya, tentu saja.
Laki-laki itu adalah first crush Bryna, bagaimana mungkin ia bisa lupa?

“Kamu juga mengucapkan hal sama pada gadis lain. Di hari yang sama, sayangnya.” Jawabnya ketus. "Jangan lupakan bagian itu juga."

Tama mendengus.

"Satu-satunya alasanmu menolakku adalah karena kamu merasa sebagai wanita terhormat dari keluarga kaya raya, dan aku hanyalah anak broken home yang tidak punya prestasi apapun selain masalah dalam hidupnya.”

“Mungkin penolakanku melukai egomu. Tapi kurasa itu tidak akan menghancurkan perasaan atau bahkan menyakiti hatimu."

Tama menatapnya, marah.
“Yah. Tentu saja kamu benar. Aku adalah laki-laki egois yang nggak punya hati, yang mempermainkan perasaan wanita untuk kesenangannya sendiri. Laki-laki menyedihkan yang bahkan tidak pernah bisa menyayangi orang lain dengan tulus. Begitulah kamu menyebutku. Right?”

Bryna tidak menjawab, tapi harus mengakui bahwa ia sedikit kagum bagaimana Tama mengingat setiap kata yang pernah ia ucapkan belasan tahun yang lalu.

“Jadi, gadis lain mana yang kusukai pada saat yang sama denganmu Bry?”

“Aku mau pulang.”

“Katakan saja, apakah itu nyata atau sekedar imajinasimu!”

“Tidak ada gunanya kita bahas ini sekarang.” Bryna hendak berdiri dari bangkunya, tapi Tama menarik tangannya, membuatnya duduk lagi.

“Akui saja kalau itu hanya sekedar karanganmu!"

“Itu kenyataannya!”

“Kamu berhayal! Adakah yang mengatakannya padamu? Atau kamu melihatku dengan gadis lain?”

Bryna menolak membicarakan ini 13 tahun yang lalu. Jadi kenapa dia harus mengatakannya sekarang?

“Tidak akan ada yang berubah Tam!”

“Aku nggak peduli. Aku hanya ingin tahu apakah kamu mencari-cari alasan, atau memang itu yang benar-benar kamu percayai!”

“Itu yang benar-benar terjadi.”

“Katakan saja, siapa? Sialan!”

No!”

“Karena memang tidak ada. Dasar pembohong!”

“Terserah. Tidak akan ada bedanya sekarang.”

Benar-benar tidak ada gunanya untuk membahas masa lalu dengan Tama sekarang.

Ia tidak mau mengingat lagi saat pertama kalinya dia naksir seseorang. Tidak mau mengingat bagaimana Tama mendekatinya dan selalu membuatnya salah tingkah.
Tidak mau mengingat bahwa hatinya dipatahkan dan dipermainkan begitu saja oleh laki-laki yang ditaksirnya.

Seharusnya ini tidak mengganggunya, toh kejadian ini sudah berlalu belasan tahun yang lalu. Tapi entah kenapa Bryna merasa tertekan karena tidak menyampaikan keseluruhan cerita pada Tama.

Lalu hening untuk beberapa lama. Bryna diam, mencoba untuk meredakan emosinya, dan ia yakin Tama melakukan hal yang sama dengannya.

“Aku anter pulang.” Akhirnya Tama berucap, datar. Ia berdiri dan tampak menjulang diatas Bryna.

Nothing Last Forever (Hate-Love) ✔Where stories live. Discover now