Lima Belas

13.7K 1.4K 28
                                    

When there's no light to break up the dark,
That's when I,
I,
I look at you..

(Miley Cyrus_
When I Look at You..)

•°•

“Jadi, Bagaimana kabar Nicko?”

“Nicko?” Bryna mengulangi, tidak yakin dengan pertanyaan Tama padanya.

Laki-laki  itu tidak menjawab, dia hanya menatap tajam Bryna seperti biasanya. Dan itu diartikan Bryna sebagai jawaban “ya”.

“Dia baik-baik saja.”

“Kalian punya pertengkaran akhir-akhir ini?”

“Tidak.”

“Apa semalam dia tidak dirumah?”

Bryna tahu kearah mana pembicaraan ini. Apalagi Tama sudah memberitahunya tentang kemungkinan sabotase yang ia kemukakan tadi.

Jadi ia tidak buru-buru menjawab. Dengan santai ia malah menggigit burgernya dan meminum Iced chocolate yang dibelikan Tama untuknya.

“Jangan berpikiran yang tidak-tidak.” Ucapnya, lama setelah itu.

“Nggak. Tapi dia punya alasan yang kuat untuk melakukan itu.”

“Alasan apa?”

“Gossip seputar kita.”

“Kita?”

Bryna tahu apa gossip itu, tentu saja. Satu-satunya alasan kenapa ia bertanya adalah karena ia penasaran. Ia ingin tahu sejauh mana Tama mengetahui gossip itu.
Menarik nafas, ia menyiapkan dirinya untuk apapun yang akan dikatakan Tama kemudian.

“Kita. Kamu dan aku. Orang-orang bilang kalau pekerjaan bukanlah satu-satunya hal yang kita lakukan bersama. Mengingat reputasiku, mereka mengatakan bahwa kita mungkin sudah bersenang-senang diatas ranjang.”

Persiapannya gagal.
Semua kata yang diucapkan Tama membuatnya menahan nafas. Ia sudah mendengar kasak-kusuk yang sama dari orang-orang. Tapi saat Tama yang mengucapkannya, semua kalimat itu terasa nyata, dan ia tidak bisa mengacuhkannya begitu saja.

Jadi Bryna tidak mengatakan apa-apa. Ia tidak bisa. Ia juga tidak bisa berhenti menatap mata tajam yang begitu memikat itu.

“Nah, kalau kamu jadi Nicko, bukankah kamu akan merasa luar biasa marah dan terhina? Kekasihnya yang terhormat mendadak berhubungan dengan orang brengsek sepertiku? Jadi dia merusak satu-satunya hal yang bisa kubanggakan. Pekerjaanku. Lalu membantumu keluar dari kesulitan untuk mendapatkan simpatimu."

“Nicko tidak akan melakukan hal rendahan seperti itu. Kalau dia memang ingin membantuku keluar dari masalah, seharusnya dia sudah bisa melakukannya sejak dulu. Dan meskipun cerita tentang kita adalah gossip konyol, itu juga bukan urusan Nicko. Lagipula, kamu punya kekasih lain kan?”

Bryna sengaja menyelipkan pertanyaan itu sebenarnya.
Ia menatap Tama, menunggu jawaban Tama untuk pertanyaan terakhirnya.

Tama menatapnya marah.
“Aku nggak pernah punya kekasih.”

Bryna mendengus tak percaya, lalu Tama mengangkat bahu.

“Tapi Nicko tidak akan tahan membayangkanku mengambil kekasihnya.”

“Mantan.” Sahut Bryna dingin. "Dan apa gunanya dia menyabotase proyek? Bersikap sok pahlawan dengan menjadi penyelamat? Yang benar saja. Dia tidak akan membuang waktu dan tenaganya untuk hal rendahan yang jahat seperti itu."

Nothing Last Forever (Hate-Love) ✔Where stories live. Discover now