Empat Belas

13K 1.3K 61
                                    

It's time to let it go,
Go out and start again.
But it's not that easy..

(Kodaline_High Hopes)

•°•

“Benarkah?”

Brenda mencegat Bryna di ambang pintu pagi itu, saat Bryna hendak berangkat ke kantor dengan taksi yang sudah menunggu diluar rumah.

Adiknya masih memakai baju tidurnya tadi malam. Ia terlihat kusut dan marah, meskipun Bryna tidak tahu apa yang membuatnya sudah kesal sepagi ini.

“Apa Bren?” Tanya Bryna datar.

“Kamu sedang berhubungan dengan Tama!”
Tuduhnya tajam.

Astaga. Itu lagi.
Ia tidak tahu apa yang membuat orang-orang berpikiran konyol seperti itu. Tidakkah mereka lihat bahwa ia dan Tama bahkan tidak dekat?

“Aku nggak tahu darimana kamu dapat inspirasi cerita aneh itu. Tapi, No, Bren.”

“Kamu tahu? Sejak semalam IG aku penuh dengan komentar orang-orang tentang hubungan kalian.” Katanya kasar, menunjuk ponsel di tangan kanannya dengan marah.

“Itu terlalu mengada-ada.”

“Ada yang melihat kalian minum kopi bareng. Berdua.”

“Hanya minum kopi dan langsung disebut memiliki hubungan? Luar biasa sekali.” Sindir Bryna pedas.

“Dia membantu dan membelamu saat mobilmu kecelakaan.”

“Yang pasti akan dilakukan siapa pun yang mengenalku. Dia hanya kebetulan disana, right?”

“Dan teman yang kamu maksud menemanimu di diskotik waktu itu, Tama kan? Dia berjalan sambil mendekapmu dalam pelukannya!”

Itu berlebihan, tentu saja. Tama tidak mendekapnya. Ia hanya meletakkan tangannya di punggung Bryna. Itu saja.

“Dan dia bahkan bertengkar dengan Nicko disana!”

“Itu sudah lama Bren. Jadi kenapa baru heboh sekarang?”

“Ya, sudah lama! Dan nggak ada yang mau repot-repot untuk memberitahuku!”

Oke, untuk alasan yang satu ini Bryna mungkin layak mendapat amarahnya, tapi yang lainnya?

“Belum lagi apa yang kalian lakukan di kantor saat hanya berdua saja. Siapa tahu? Ada begitu banyak kesempatan kan?"

"Semua yang terjadi di kantor adalah masalah pekerjaan. Dan sama sekali tidak ada sangkut pautnya dengan tuduhan konyolmu itu."

"Banyak orang diluar sana yang juga mempertanyakan hal itu, Bry!"

"Ya, mereka sama sepertimu berarti. Sama-sama suka mengarang-ngarang cerita."

Brenda mendengus.
"Dan kamu mau tahu apa yang membuat berita ini lebih menarik?" Brenda melanjutkan. "Tama tidak bersama wanita lain lagi sekarang.”

“Dia di Malang, Bren. Jadi dia mungkin tidak bisa mengencani wanita disini sekarang.”

“Oh, jangan pura-pura bodoh, Bry. Dia benar-benar mengubah kebiasaannya."

"Bukan urusanku."

Brenda melanjutkan seakan Bryna tidak menginterupsinya.
"Dia selalu berhubungan dengan wanita. Banyak wanita. Se-la-lu. Dan mendadak dia ibarat berpuasa perempuan. Tidak ada desas-desus, tidak ada apapun. Dan itu terjadi sejak kedatangan kamu.”

Bryna pasti luar biasa kalau saja info itu benar adanya. Tapi tentu saja tidak. Macan tutul tidak akan berubah dan menghilangkan bintik-bintik di tubuhnya kan?

Nothing Last Forever (Hate-Love) ✔Where stories live. Discover now