Tiga Puluh

15.3K 1.4K 40
                                    

Not really sure how to feel about it,
Tak begitu yakin bagaimana perasaanku,
Something in the way you move
Sesuatu di dalam caramu bergerak
Makes me feel like I can't live without you,
Membuatku merasa seperti tak bisa hidup tanpamu,

It takes me all the way,
Itu membuatku larut,
I want you to stay..
Kuingin kau tetap di sini..

(Rihanna feat. Mikky Ekko - Stay)

•°•

"Bertahanlah untukku Bry."

Tama tidak tahu kenapa otak, mulut dan perasaannya sepakat untuk melontarkan kalimat itu. Tapi satu hal yang dia tahu, itu bukan kesalahan.

Di depannya, Tama bisa melihat bahwa Bryna juga tidak kalah terkejut dengannya.
Wanita itu berkedip beberapa kali, membuka mulutnya, lalu menutupnya.

Meminta Bryna bertahan, sama saja memutuskan untuk membuat komitmen, sesuatu yang selalu dihindari Tama selama ini.
Dan ia juga tidak tahu kenapa harus Bryna, hanya saja, ini terasa begitu tepat.

Bryna masih membisu.
Dan sungguh, jantung Tama mulai berdebar saat menunggu jawaban yang keluar dari mulut Bryna.

Melihat Bryna berdiri dihadapannya dengan segala sesuatu yang ada padanya, baik buruk dan semuanya, membuat hatinya hangat. Dan Tama tahu dia tidak mau kehilangan Bryna.

Bryna masih saja menatapnya, belum juga mengatakan apapun.
Sialan memang wanita ini.
Dia begitu suka membuat Tama gelisah.

Lalu, perlahan, dilihatnya Bryna mulai menggeleng gusar.

Sialan.
Tama punya firasat yang tidak menyenangkan sekarang.

"Aku tidak bisa, Tam." Katanya pelan.

Benar kan?

"Apa maksudnya tidak bisa?" Tanya Tama tajam. "Aku sudah menyukaimu sejak kamu kelas 3 SMP. Kamu tahu itu kan? Kamu menolakku waktu itu, menghancurkan hatiku. Dan lihat, aku masih menginginkanmu sampai saat ini."

Suasana hangat yang baru saja ia rasakan sebelumnya mendadak berubah dingin begitu mendengar kalimat Bryna selanjutnya.

"Kamu bohong. Bukan hanya aku yang kamu inginkan saat itu. Kamu lebih dulu menginginkan Brenda." Jawab Bryna, benar-benar membuat Tama bengong sepersekian detik.

Tapi akhirnya ia menemukan jawaban dari pertanyaannya belasan tahun yang lalu.

"Brenda? Jadi itu alasan kenapa kamu selalu menolakku? Dari dulu sampai Sekarang?"

Bryna tidak menunjukkan tanda-tanda ingin menjawab.
"Bryna?"

"Ya." Bryna meraung frustasi. "Aku tidak mau mengambil apa yang sudah ditolak Brenda!"

Brengsek!

"Lagi-lagi ini masalah egomu kan? Kamu dan ego besarmu yang sialan itu." Kata Tama marah.

Bryna masih tidak menjawab. Dan ini membuat emosi Tama membuncah. Dengan cekatan, Tama langsung menyambar kedua bahu Bryna dan mengguncangnya dengan kasar.

"Dengar, Bryna Aralea Kuncoro. Aku tidak pernah mendekati Brenda. Tidak pernah. Punya niat untuk itu pun tidak. Apalagi menginginkannya seperti aku menginginkanmu. Jadi sekarang katakan, bagaimana kamu bisa punya pikiran absurd seperti itu? Hah?"

"Brenda bilang.." Katanya pelan, tapi sepertinya tidak dapat menemukan kalimat selanjutnya.

"Brenda bilang bahwa aku menyukainya? Bahwa kemudian dia menolakku? Apa? Kapan dia mengatakan ini padamu? Saat dia tahu aku menyukaimu? Atau saat dia tahu kamu menyukaiku?"

Nothing Last Forever (Hate-Love) ✔Where stories live. Discover now