To you who makes me not afraid to open my eyes in the morning and fall asleep with a smile
"I will be the clear sky in the gray light city. Fly as high as your heart want. "
Senyum lebar itu terkembang otomatis saat dua matanya menanggap gerak orang-orang yang menyapanya dengan ramah. Tangannya bahkan ikut melambai pada anak-anak kecil yang satu tangannya digenggam sang ibu dan tangan yang satu lagi asik merengkuh coklat batang yang tadi dibagikan saat ibadah minggu pagi.
"Jo, makasih ya buat sponsor coklat sama aksi lo tadi" suara intrupsi seseorang membuat arah pandang manik mata Jonas teralihkan, namun masih setia memasang senyum diwajahnya.
"iyaaa, gue suka kalo ada acara kek begini bisa bantu-bantu"
"besok kalo gereja ada acara lagi gue undang lo pasti dateng kan? Nyumbang lagu lagi kek tadi?"
"pastinya!" balas Jonas yakin.
Tak berselang lama lawan bicara Jonas itu memilih untuk undur diri membereskan sisa acara barusan. Sementara Jonas memilih untuk beranjak dan pulang kerumah. Sayangnya, belum sempat motor yang di tungganginya melaju, telfon genggam Jonas sudah di bombardir dengan pesan entah dari siapa namun sukses membuat Jonas kesal karena getaran di saku celananya.
Enggar Joo Jonas! Woy koko-koko jualan emas dimana lo? Tay! Woooyyy angkat telfon guee
Jonas Apaan sih? Btw muka lo juga kaya koko-koko dagang kwetiaw tau!
Enggar Sibuk nggak lo?
Jonas Sibuk!
Enggar Halah...sibuk lo ngapain sih paling juga tiduran dikasur Eh tapi seriusan, gue mau minta tolong
Jonas Sodara macem apa sih lo? Ngubungin kalo butuh doang
Enggar Bodoamat! Tapi ini beneran urgent! Jo, jemputin Nata dong di stasiun. Gue lagi ada acara
Jonas Dasar pacar nggak bertanggung jawab
Enggar Cerewet! Jadi mau jemputin nggak nih?
Jonas Gue udah di depan stasiun berisik! Send pict
Kalau dipikir-pikir ini adalah sebuah tindakan bodoh ketika Jonas sudah berdiri didepan gerbang stasiun, pasalnya Jonas bahkan tidak yakin pukul berapa kereta Nata -pacar Enggar, saudaranya-akan tiba. Yang lebih parahnya lagi Jonas bahkan tak punya contact person Nata. Jadilah dia masih melanjutkan adu argumennya dengan Enggar di chat room soal waktu tiba Nata yang harusnya tidak lama lagi.
Enggar Udah nyampe katanya. Dia jalan keluar
Pesan terakhir Enggar membuat Jonas langsung menegapkan tubuhnya dan memporoskan pandangan kearah pintu keluar. Benar saja, puluhan orang satu persatu mulai keluar dari sana dengan beragam ekspresi, terutama ekspresi murung. Kenapa? Karena besok adalah senin yang membosankan, dimana kebanyakan orang yang turun dari kereta antar kota itu pasti adalah orang-orang rantau yang menyambut rutinitas esok pagi yang pasti akan dilalui dengan keengganan berkat akhir pekan yang selalu di rindukan.
Mungkin kecuali satu orang.
Satu orang yang lagi-lagi mampu membuat tombol senyuman di wajah Jonas otomatis terkembang.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.