17

470 78 15
                                    

Dany membuang nafasnya berat saat rintik hujan mulai menyapa bumi. Menatap bagaimana pasukan awan colombus datang mengusir sinar matahari Dany lebih memilih menepikan motornya ke supermarket, padahal kurang sedikit lagi dia bisa meletakkan lelahnya diatas kasur empuk dikamar, sayangnya bagaimana hujan datang menyerbu memaksanya mengurungkan niat itu. Dany berdecak kesal pada dirinya sendiri yang tak pernah mau menyimpan jas hujan kedalam tas kuliahnya, seolah tak tau diri dengan kondisi sepeda motornya yang tak punya bagasi.

Dengan wajah kusut sarat akan kelelahan berkat kesibukannya sepekan terakhir Dany memilih membeli se-cup mie instan dan menyeduhnya untuk di makan sambil memandang air mata langit bosan menjatuhkan dirinya. Dany suka hujan, suka dalam artian suka memandangi dan mengaguminya dari balik kaca jendela. Dany suka bagaimana hujan datang memberikan kesan sendu, membuat waktu serasa tak bergerak terlalu terburu-buru. Dany suka bagaimana bau tanah langsung menguar setiap kali air mata langit itu mulai berpadu dengannya di bumi. Tapi ini bukan berarti Dany suka main hujan-hujanan, Dany tau diri kalau sejak kecil dia akan langsung jatuh sakit jika melakukan itu, maka dari itulah dia kini lebih memilih untuk meneduh padahal jarak rumahnya tak sampai satu kilometer.

Puk!

"Damn! What the fu--" umpatan Dany terpotong saat menengok dan menemukan seseorang tengah memandangnya tajam dengan segulung kertas hvs yang sepertinya tadi digunakan untuk memukul kepala Dany.

"oh, hey Del".

"kemana aja lo?" todong orang yang tidak lain adalah Adel sambil duduk di sebelah Dany. Alis tebal Dany bertaut, dia hanya tidak menyangka pertanyaan semacam itu akan muncul dari bibir gadis angkuh seperti Adel. Lagi pula kalimat seperti itu rasa-rasanya tidak terlalu familiar untuk diterapkan dalam intensitasi interaksi mereka berdua yang baru bertemu tak lebih dari tiga kali, itu pun dengan sejarah kelam di pertemuan pertama mereka.

"banyak tugas gue, lagi ada kerjaan lain juga" balas Dany sambil memandang gadis dengan raut muka dingin itu dalam-dalam. Sebenarnya dalam kepala Dany sedang bermain sebuah susunan kata-kata yang ingin dia lontarkan untuk mengejek sesuatu yang berhubungan dengan Adel.

"ada yang mau gue omongin sama elo" ucap Adel mendadak serius menarik perhatian Dany, terlebih saat gadis itu masih dengan sikapnya yang angkuh mulai menyilangkan tangan didepan dada dan memandang Dany lekat-lekat.

"apaan?"

"gue baru sadar gue belom tau nama lo, padahal kemaren gue udah ngasih tau nama gue" kata-kata Adel sukses meledakan tawa Dany yang entah kenapa seperti sengaja bersembunyi beberapa hari terakhir, apalagi ketika tadi hujan turun dengan lebatnya.

"anjir, malah ketawa!"

"gue cuma merasa tersanjung lo ternyata pengen tau nama gue juga" ucap Dany sambil berusaha keras meredakan tawanya.

"seriusan, nama lo siapa? Gue kaya orang bego mau nanyain lo ke mas-mas kasir tapi nggak tau nama lo"

"wow, lo nyariin gue beneran nih gara-gara hampir dua minggu nggak kesini?" ucap Dany dengan nada kelewat berbangga diri lengkap dengan senyum miring yang membuat Adel merotasikan bola matanya malas.

"wow, lo nyariin gue beneran nih gara-gara hampir dua minggu nggak kesini?" ucap Dany dengan nada kelewat berbangga diri lengkap dengan senyum miring yang membuat Adel merotasikan bola matanya malas

Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.
ιστορία - ISTORIATahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon