Epilog 01

322 50 4
                                    

Dany melangkahkan kakinya dengan lemas saat keluar pintu kedatangan dan disambut oleh sapaan serta peluk hangat dari sang Papa yang mengklaim sudah menunggunya sejak satu jam yang lalu. Dany luar biasa lelah sore itu, perjalanan belasan jam yang harus ia habiskan di dalam pesawat hanya dengan duduk membuat 3/4 nyawanya tak lagi bersisa. Jadilah disepanjang perjalanan dari bandara menuju kediam baru sang Papa dilalui Dany hanya dengan diam sambil menikmati pemandangan sepi Nagara Bagian yang begitu asing baginya.

"kenapa?" tanya sang Papa saat tiba-tiba pandangan Dany beralih padanya yang sibuk menyetir sambil bersenandung lagu dengan melodi khas negara Amerika Latin yang asing di telinga Dany.

"aneh aja Papa lebih milih tinggal di kota yang sepi kayak begini, kayak bukan Papa"

Papa Dany tersenyum.

"emang Papa biasanya gimana?"

"selalu cari kemudahan, kesenangan dan kemajuan" papar Dany.

"anggep aja Papa udah terlalu capek ngadepin Kota-kota yang nggak pernah ada jam lelapnya, makanya Papa nyari kota yang tenang kaya disini buat istirahat"

Dany mengerti karena memang kata nyaman sangat bisa ditemukan di kota ini. Kotanya begitu tenang, tak banyak kendaraan berlalu lalang, banyak pohon-pohon rindang di pinggir jalan, cahaya matahari juga terpancar cerah dan angin behembus cukup kencang. Belum lagi bentuk-bentuk rumah yang sedari tadi menarik perhatian Dany karena terkesan minimalis dan hangat.

Begitupun dengan rumah tempat tujuan Dany hari ini. Rumah baru sang Papa yang baru dihuni sekitar enam bulan terakhir lengkap dengan keluarga barunya.

Seperti dugaannya begitu Dany sampai ia langsung di sambut keluarga baru sang Papa dengan meriah, apalagi dua adik tiri perempuan yang langsung berhambur memeluknya erat. Dany langsung mengembangkan senyum saat hatinya mendadak sehangat rengkuhan yang mereka berikan.

Setelah berbasa-basi singkat Dany memilih untuk menuju kamar tamu yang sudah di persiapkan untuknya di lantai dua dengan balkon yang menyajikan pemandangan taman kota di bagian belakang rumah itu. Dany memandang lamat-lamat taman kecil yang sore itu ramai dengan beberapa anak kecil dan anjing-anjing mereka. Dany menikmati pemandangan itu sambil memantik nikotinnya sampai seseorang menghampiri lalu menyodorkan segelas cola dingin kepadanya.

"gimana kabar Om-Tante kamu?" tanya Sang Papa yang Dany tau hanya basa-basi.

"baik. Mas Haikal abis tunangan bulan lalu"

"oh iya, Mamamu kemaren cerita. So, how about you?"

"me? I'm fine" balas Dany tau kemana arah pembicaraan mereka.

"oh come on. Mama cerita kamu ngenalin seseorang waktu dia kesana" goda Papa Dany sambil mengalungkan lengan di bahunya, mereka tertawa saat sama-sama sadar keduanya begitu asing membahas hal-hal seperti ini.

Kalau ditanya, bagaimana Dany melewati masa remajanya? Maka satu jawaban pasti yang akan dia berikan, bahwa ia melewatinya secara mandiri. Bisa dibilang masa remaja Dany memang tidaklah buruk, ia tumbuh bersosialisasi dengan sewajarnya. Tapi tak pernah ada yang tau bagaimana kondisi di keluarganya.

Masa remaja Dany adalah masa paling menyedihkan bagi keluarganya. Kedua orang tuanya yang sama-sama sedang di puncak kejayaan dalam urusan pekerjaan jadi dua kali super sibuk, membuat Dany melalui masa remajanya seorang diri dengan minim perhatian. Tak jarang Dany remaja yang sangat sedang ingin tau banyak itu sengaja melakukan kesalahan hanya demi menarik perhatian orang tuanya, memberi tahu bahwasanya anak mereka sedang butuh perhatian dan bimbingan.

Dan itu berhasil untuk kepentingan Dany, mereka jadi tau tentang tingkah nakal remaja Dany. Sayangnya efek dari itu semua adalah orang tuanya yang saling menyalahkan satu sama lain. Menganggap yang satu gagal dalam mengurus dan mengawasinya, sementara yang lain tidak mau disalahkan dengan alasan pekerjaan mereka jauh lebih penting dan menyita perhatian. Membuat Dany pada akhirnya menyerah dalam satu-dua kali percobaan. Hingga akhirnya Dany remaja membentuk kepribadiannya sendiri, ia tumbuh dengan idealismenya sendiri.

ιστορία - ISTORIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang