15

530 76 11
                                    

Citra menyedot habis susu ultramilk coklatnya tak lupa sambil menscroll instagram melihat updatean beberapa relasinya, tak lupa uploadan foto Sheryl di Instagram Atsa. Difoto itu diabadikan senyum tipis Sheryl yang tengah berdiri di sebuah trotoar dengan background jalanan yang padat sambil membawa se-cup minuman. Tak ada judul apapun yang dibubuhkan Atsa untuk foto itu, tapi yang membuat Citra mengembangkan senyum adalah komentar-komentar yang ditinggalkan disana. Beberapa mempertanyakan status hubungan mereka berdua, beberapa meninggalkan emoticon menangis, mungkin mereka cemburu karena yang meninggalkan komentar semacam itu adalah para perempuan, ada juga komentar tidak nyambung yang sengaja di tinggalkan Rizky, Dany dan juga Jonas mau tidak mau membuat tangan Citra juga ikutan gatal untuk meninggalkan komentar disana.

Selesai berkutat dengan ponselnya Citra kembali fokus menghabiskan kue isi yang di belinya di kantin, sesekali juga melirik jam dipergelangan tangannya. Pagi ini dia dan Atsa kebetulan punya jadwal kuliah yang sama jadilah mereka mengatur janji untuk berangkat dan pulang bersama. Sayangnya tadi kelas Citra selesai setengah jam lebih awal, membuatnya memilih duduk bersila di depan Mushola sambil menunggu kelas Atsa yang harusnya selesai sepuluh menit lagi.

Tak berselang lama mata Citra yang memang tajam melihat kehadiran Sheryl yang berjalan dengan langkah kaki gontai, kepala yang menunduk dan sorot mata kosong. Sudah bisa dipastikan Citra jadi penasaran.

"Sheryl!" seru Citra membuat Sheryl otomatis menengok kearahnya, mata Sheryl mengerjap-ngerjap beberapa kali sebelum sepenuhnya mengenali Citra.

"oh, kak Citra. Hai" sapa Sheryl akhirnya sambil menghampiri Citra dan duduk disebelahnya.

"mau kelas apa abis kelas?" tanya Citra basa-basi.

"baru mau kelas kok, aku baru nyampek" balas Sheryl dengan senyum tipis dan mata berawan mendung.

"oh, kirain dah selesai abis lo jalan dari sekre himpunan sih"

"iya tadi abis ngasih kue ke kak Atsa" balas Sheryl polos.

"loh Atsa di sekre himpunan? Kok nggak ngomong ke gue?"

"ehh? Oiya kalian pulang bareng ya. Dia nggak bilang apa kalau ternyata kelas siangnya kosong?"

"NGGAK! Ah, kampret emang tuh anak di chat nggak bales juga lagi. Terus ngapain coba dari tadi gue nunggu disini!" gerutu Citra emosi sambil mengalungkan tote bagnya ke bahu. "gue samperin dulu dah tuh anak Sher"

"tapi kayaknya tadi kak Atsa lagi sibuk dan nggak bisa di gang-" ucapan Sheryl terputus saat Citra dengan langkah lebarnya sudah berjalan ke arah Sekre Himpunan tanpa mendengarkan perkataannya.

Dengan langkah cepat dan muka badmood Citra langsung menuju ruangan yang tadi di maksud Sheryl, sayangnya pemandangan yang didapatkannya disana sukses meningkatkan level badmood Citra. Citra langsung membuang nafas berat saat berdiri diambang pintu dan menemukan ruang berukuran 2x3m itu berisikan Atsa dengan seorang gadis yang duduk di pojokan ruangan. Kalau orang lain yang melihat pasti di pikiran mereka langsung diisi dengan satu pikiran negatif, belum lagi dengan jarak kedua orang itu yang kelewat intim dan penerangan yang cukup temaram. Untung saja Citra tak sepicik itu, sekilas Citra bisa melihat bagaimana jemari Atsa dengan sengaja menyelipkan helaian rambut gadis dihadapannya ke belakang telinga.

"ekhm!" suara Citra jelas mengagetkan kedua orang itu meski sudah bisa ditebak si gadislah yang paling terlihat kaget, buktinya muka gadis itu langsung terlihat pucat, berbeda dengan Atsa yang justru berdecak sebal sambil memutar bola matanya malas.

"balik yok Jar?" ucap Citra sambil melangkah masuk kedalam ruangan pengap itu.

"aku ke kelas dulu ya kak, soal proyeknya nanti kakak chat aja kelanjutannya" gadis yang sejak tadi takut-takut memandang kehadiran Citra itupun bukan suara. Membuat arah pandang Citra justru teralihkan pada sekotak kue brownis coklat diatas meja disebelah gadis itu. Saat itulah Citra bisa menebak dari siapa kue itu berasal, Sheryl.

ιστορία - ISTORIAजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें