14

532 76 11
                                    

Rizky baru saja keluar ruang multimedia saat angin cukup kencang menerpanya seakan sedang asik menari menertawakan bumi yang tak bisa bergerak dan berpindah selincah dirinya. Kepala Rizky menengadah sepontan dan menemukan segerombol awan hitam sudah mulai menguasai langit diatas kepalanya. Sebelum benar-benar beranjak keluar area kampus dan benar-benar pulang Rizky memilih untuk duduk di salah satu anak tangga di depan ruang fotocopy kampus. Jemari Rizky dengan mantap menekan nomor dua sebagai panggilan cepatnya, dan nama Kinan pun akhirnya terpampang disana.

"Hallo" sapa riang suara di ujung sana membuat Rizky menarik sudut bibirnya keatas, padahal beberapa menit lalu sudut bibir itu seakan terperosok kebawah saat terpaan angin mengacak-acak rambut hitamnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hallo" sapa riang suara di ujung sana membuat Rizky menarik sudut bibirnya keatas, padahal beberapa menit lalu sudut bibir itu seakan terperosok kebawah saat terpaan angin mengacak-acak rambut hitamnya.

"Hallo nan" balas Rizky tak kalah riang. "lagi ngapain?"

"ini lagi di kampus, ada kelas pengganti sore ini Ky"

"disana mendung nggak? Disini mendung. Kamu nggak lupa bawa jas hujankan?"

"nggak mendung dan aku juga nggak lupa bawa jas ujan kok Ky. Kamu gimana? Ini udah mau pulang?"

"iyaa, ini mau pulang"

"yaudah buruan pulang, ntar keburu ujan" jawab Kinan mengingatkan lengkap dengan nada khawatir yang membuat hati Rizky menghangat.

"iya" balasnya sambil mengembangkan senyumnya lebih lebar. "Nan, kamu minggu ini pulangkan? Udah hampir dua bulan loh kamu nggak pulang kesini"

Ada jeda cukup lama karena Kinan tak langsung menjawab. Rizky tau gadisnya itu diujung sana pasti sedang mencari alasan untuk menjawab pertanyaan sederhana barusan. Rizky kelewat hafal dengan peringai Kinan yang tak terlalu pintar mencari alasan dan terlalu lama memproses semua hal.

"Nan, pulang ya. Kamu ingetkan besok aku nggak bisa kesana, distro aku sama anak-anakkan Grand Opening hari minggu nanti" bujuk Rizky dengan nada teramat lembut, sayangnya balasan Kinan diujung sana justru membuang nafas berat.

"diusahain deh" balas Kinan pendek.

"Nan..."

"Ky, dosen aku dah dateng. Ntar kabarin ya kamu kalo udah sampe rumah. Bye Love!" setelahnya Rizky hanya bisa meratapi panggilan telfonnya pada Kinan yang di tutup sebelum dia bisa membalas ucapan terakhir Kinan.

Melewati sekian tahun bersama Kinan, Rizky bisa dibilang sudah hafal di luar kepala tentang bagaimana gelagat Kinan tiap kali dia mencoba untuk menyinggung soal 'Pulang', karena dengan jelas Kinan akan sebisa mungkin menghindari topik itu. Dan itulah yang membuat Rizky memilih untuk selalu mengalah saat gadisnya itu tak benar-benar ingin pulang, biasanya Rizky lah yang memilih untuk menghampiri Kinan di kotanya. Tapi berbeda kali ini saat dua bulan sudah Kinan selalu memberi alasan untuk tidak menginjakkan kaki di kota asalnya, di rumahnya. Rizky tau pasti apa alasan besar Kinan untuk enggan pulang, sayangnya Rizky tak pernah punya cela untuk membujuk gadis itu. Kinan akan pulang jika ia ingin, dan jika Kinan tak ingin sekuat apapun Rizky berusaha itu akan sia-sia.

ιστορία - ISTORIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang