39

362 58 20
                                    

Hari Pertama, Albar kira usulannya akan di tolak mentah-mentah oleh Dara, tapi kenyataannya tidak. Yang ada kekasihnya itu bahkan lebih bersemangat darinya, dan itu membuat Albar bahagia meski sedikit diliputi rasa bersalah dan kecemasan. Kalau tau Dara bisa sesenang itu kenapa tidak dari dulu ia membiarkan gadis itu mencoba banyak hal?

Apalagi saat akhirnya Dara sampai ke studio musik tempat band Jonas biasa berlatih. Gadis itu tak berhenti menggumamkan ketakjubannya akan berbagai alat musik disana, membuat Jonas dan Albar tersenyum lebar sekaligus gemas.

"dulu Dara waktu bisa main piano Jo" terang Albar saat Dara sudah memposisikan diri duduk berhadapan dengan sebuah keyboard.

"udah dulu banget tapi kak, waktu SD,  Dara udah agak lupa" imbuh Dara sambil membiarkan jemarinya bergrilya menyusuri permukaan tuts keyboard satu persatu.

"terus sekarang lo mau belajar apa dulu nih Dar, gitar, keyboard apa drum?" seru Jonas bersemangat.

"gitar dulu aja kak, kemaren malem bahkan aku sengaja potongin kuku tangan saking semangatnya mau belajar gitar" balas Dara bersemangat sambil memposisikan diri duduk di sebelah Jonas yang langsung menyodorkannya sebuah gitar akustik.

"udah Bar, tinggal aja. Lo ada wawancara kerjaankan? ntar telat loh"

"tapi-"

"udah, santai aja Dara aman sama gue, ya nggak Dar? lo bakal nurutkan sama gue?" tanya Jonas yang langsung di balas anggukan bersemangat dengan senyum mereka dari Dara.

"udah Bar, tinggal aja. Lagian bentar lagi kak Nata juga mau datengkan?"

Akhirnya meski dengan berat hati Albar memilih untuk meninggalkan Jonas dan Dara di studio itu, lagi pula Albar juga teringat pesan kakaknya pagi tadi yang memintannya untuk sesekali membiarkan Dara berusaha bersosialisasi seorang diri dan tak selalu mengawasi gadis itu karena sadar bahwa Dara juga butuh kebebasan. Lagi pula apa yang di katakan Dara ada benarnya, Nata yang sedikit banyak sudah tau keadaan gadis itu juga akan segera tiba karena diam-diam Albar memang menitipkan Dara pada Nata jika nanti suasana hati Dara tiba-tiba berubah agar tak terlalu mencurigakan Jonas maupun yang lain.

Sayangnya permintaan khusus Albar sebenarnya membawa beban tersendiri bagi Nata, karena ia harus menarik kata-katanya untuk tak terlalu sering bertemu dengan Jonas. Padahal seminggu belakangan Nata sudah berusaha keras meminimalisir interaksi dengan Jonas, Nata sengaja bertukar shift jaga di distro agar tak bertemu Jonas, Nata sengaja mengulur waktu setiap kali Jonas mengiriminya pesan untuk di balas, terakhir kali bahkan Nata sengaja tidak datang saat Albar memintanya berkumpul untuk membicarakan masalah Dara. Nata berusaha sekuat tenaga tapi pada akhirnya takdir punya cara sendiri untuk membuat usaha Nata terlihat sia-sia.

Apalagi kini Ada perasaan aneh dan canggung ketika mereka duduk berhadapan sambil memperhatikan Dara yang ternyata sangat cepat menghafal kunci-kunci dalam bermain gitar. Nata tidak akan bohong kalau dia sadar beberapa kali Jonas terlihat memperhatikannya. Nata juga tidak akan bohong kalau beberapa kali ia sengaja mengabaikan pertanyaan-pertanyaan maupun obrolan Jonas padanya. Demi apapun Nata sedang berusaha keras untuk menjaga usahanya tetap berjalan sebagaimana mestinya, tapi keberadaan Jonas membuat semuanya terasa lebih sulit. Tidak ketika tiba-tiba Dara meminta mereka berdua untuk bernyanyi bersama.

"ayo dong kak, Dara penasaran kalo kalian duet tuh gimana? Biar kak Jonas yang main gitar, terus kak Nata yang nyanyi"

"duh suara gue jelek Dar" tolak Nata halus.

"bohong, tadi sebelum kak Nata dateng kak Jonas cerita kalo suara kakak tuh bagus" seketika itu arah tatapan mata Nata langsung menghunus kearah Jonas yang cuma bisa salah tingkah sambil menggaruk belakang kepalanya.

ιστορία - ISTORIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang