16

457 74 1
                                    

Jonas sekali lagi, entah untuk yang keberapa kalinya kembali menyisir rambut hitamnya kebelakang, siang ini setelah seharian memenjarakan diri di ruang kamarnya Jonas pada akhirnya memutuskan untuk keluar. Terima kasih untuk panggilan darurat Albar yang minta ditemani menjaga distro karena dua dari tiga karyawan mereka ternyata harus jatuh sakit di saat yang bersamaan.

Jonas, tas punggung, motor sport dan permen karet dalam mulutnyapun melenggang pergi dari parkiran rumah. Sepanjang perjalanan tak jarang beberapa nada dan lirik melintasi kepalanya dengan cepat beriringan dengan sketsa wajah seseorang yang akhir-akhir ini sukses menjadi bunga mimpinya. Tak bisa dipungkiri sudut bibir Jonas pasti otomatis tertarik keatas setiap sketsa wajah orang tersebut lewat apalagi senyum lebarnya yang selalu menyisakan kerutan di ujung mata sipitnya, tapi tak berselang lama juga senyum itu di paksakan luntur menyadari ada sketsa wajah orang lain yang mengekori. Awalnya Jonas tak berniat mengambil pusing dengan isi kepalanya, dia ingin membiarkan semuanya berjalan seiring berjalannya waktu, tapi semakin di biarkan Jonas lama-lama juga merasakan lelah, tapi kembali lagi, dia tak bisa melakukan apa-apa.

Pertemuan terakhirnya dengan Nata beberapa minggu lalu tak meninggalkan banyak bekas selain beberapa chat singkat yang di tinggalkan Jonas yang tentu saja di balas Nata dengan sewajarnya. Namun sempat di suatu malam saat isi kepala Jonas sepertinya benar-benar sedang bermasalah, tangannya secara tak sengaja bergerak membuat sambungan telfon kepada Nata. Beruntungnya malam itu suara lembut Nata yang sepertinya sedikit terkejut tetap menyambut panggilan itu. Meski sempat diisi dengan keheningan sepersekian detik karena Jonas sendiri sepertinya tak sepenuhnya sadar dengan hal gila yang baru saja dilakukannya dan Nata yang sepertinya sama bingungnya dengan panggilan tiba-tiba itu, akhirnya Jonas dengan basa-basi melemparkan pertanyaan yang tidak jauh dari sosok yang sebenarnya paling ingin di hindarinya ketika berbicara dengan Nata, Enggar. Beruntungnya malam itu Nata sendiri tak sedang bersama dengan Enggar, bahkan dari balik kata-katanya Nata sendiri seperti sedang tak berminat untuk membahas topik soal kekasihnya sendiri. Sampai akhirnya panggilan malam itu ditutup oleh satu lagi janji Nata untuk mengunjungi distro Jonas dan menyisakan sisa malam itu menjadi detik-detik yang dihabiskan Jonas dengan memutar ulang suara Nata dalam kepalanya.

Meski sampai saat ini janji yang diucapkan Nata belum sempat di wujudkan, setidaknya berkat janji itu Jonas seakan di paksa untuk selalu bersemangat setiap datang ke distro tentu saja dengan harapan tak kasat mata yang selalu di genggamnya diam-diam. Seperti disiang yang terik ini ketika Jonas sudah memarkirkan motornya dan disambut Albar yang sepertinya juga baru sampai dan sedang membuka pintu distro. Sambil berjalan menghampiri Albar, Jonas melirik sekilas seseorang yang tengah tertidur pulas di kursi penumpang mobil Albar dalam balutan seragam SMA.

"cewek lo bang?" tanya Jonas sambil mensejajarkan posisi berdirinya dengan Albar.

"iyaa"

"kagak sekolah? Ehhh, apa udah balik? Tapikan ini baru jam sebelas"

"lagi nggak enak badan dia jadi tadi minta jemput" balas Albar sekenanya sambil meninggalkan Jonas menuju meja kasir, membuat Jonas mau tidak mau menelan beberapa pertanyaan mengusik pikirannya bulat-bulat tanpa jawaban.

Setelahnya mereka berdua memilih untuk mengerjakan pekerjaan masing-masing, beruntungnya tak banyak pengunjung datang.

"nggak lo tengokin cewek lo bang? Dari tadi di dalem mobil terus nggak kasian? Panas tau bang" intrupsi Jonas sambil menengok ke arah parkiran.

"ntar kalo udah bangun juga dia turun sendiri" ucap Albar cuek sambil membolak-balikan buku kas distro membuat Jonas hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya tidak percaya.

"ntar kalo udah bangun juga dia turun sendiri" ucap Albar cuek sambil membolak-balikan buku kas distro membuat Jonas hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya tidak percaya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ιστορία - ISTORIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang