12

511 78 33
                                    

Rashaad melangkahkan kakinya berat sedikit diseret tidak rela meninggalkan ruangan yang berhasil memenjarakan kesetiaannya untuk duduk di kursi tunggu dari sebelum makan siang sampai matahari sudah mulai beranjak menghilang. Sebuah helaan nafas keluar dari mulutnya meratapi hasil yang dia dapatkan cukup sia-sia, stopmap biru yang ada di dalam cengkramannya tak sedikitku terasa berbeda, padahal misinya hari ini di ruang pendidikan utama kampus untuk membubuhi sebuah tanda tangan dan stempel berharga pada sebuah surat di stopmap itu, tapi sepertinya kali ini Rashaad harus pulang dengan tangan kosong.

Rashaad sebenarnya sudah mempersiapkan segala macam kemungkinan terburuk yang harus dia hadapi, tapi entah kenapa tetap saja rasanya kesal karena tidak bisa mendapatkan tujuan utamanya, apalagi tadi sebuah omelan dan omongan tidak mengenakan hati memasuki gendang telinganya, walaupun memang kenyataannya disinilah Rashaad berdiri pada pihak yang salah.

"RASHAAD!" panggilan itu membuat pria dengan tinggi 177cm itu terkejut dan otomatis menengok.

Mata Rashaad mengedar dan menemukan seorang gadis dengan rambut sebahu dan poni tipis menjadi tirai di keningnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Mata Rashaad mengedar dan menemukan seorang gadis dengan rambut sebahu dan poni tipis menjadi tirai di keningnya. Meski baru dua kali bertemu dengan gadis yang tubuhnya jauh lebih mungil dibanding dirinya, Rashaad tentu saja tak akan lupa. Apalagi ketika membingkai sebuah lubang hitam yang sejak awal pertemuan mereka mampu memperangkap Rashaad.

"hai Call" sapa Rashaad saat gadis yang tidak lain adalah Callista itu mendekat.

"ngapain disini?"

"ini gue lagi ngurusin UKT" balas Rashaad lemas sambil teringat alasan utamanya memenjarakan diri sampai sesore.

"UKT? UKT lo kenapa?" tanya Callista sambil menuntun mereka ke salah satu kursi di dekat lobi.

"salah gue sih, gue transfer UKTnya dua kali, terus ini lagi usaha buat minta balikin" balas Rashaad sambil menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal.

"terus udah bisa?"

Rashaad menggeleng lemah.

"susah, yang ada tadi gue di marahin"

"siapa yang marahin? Masa bu Diana berani ngomelin mahasiswa? Biasanya dia paling gampang luluh deh kalau ketemu cowok ganteng" cerocos Callistas yang sepertinya melewatkan senyum Rashaad yang otomatis terkembang saat mendengar pujian tersirat yang dikatakan gadis itu.

"bukan kok Call, bapak-bapak gitu, gendut brewokan"

Callista tertawa. Suara tawanya terdengar renyah mengusik gendang telinga siapapun yang mendengarnya.

"ohhh pasti pak Wiryo" tebak Callista cepat. "yuk gue temenin ngadep dia lagi. Gue jamin pasti ntar duit lo langsung balik" Callista langsung memberdirikan tubuhnya, matanya memancarkan keyakinan yang tak bisa di abaikan Rashaad, buktinya pria itu dengan senang hati langsung membuntuti Callista ke ruang keuangan kampus pusat yang sudah memenjarakannya seharian ini.

ιστορία - ISTORIAWhere stories live. Discover now