32

367 65 40
                                    

Sore itu untuk pertama kalinya Jonas tak bisa sedikitpun menemukan senyum sederhana namun hangat milik Nata, yang ada gadis itu justru terlihat rapuh dan begitu murung. Selesai meredakan tangisnya di temani Jonas, Nata memutuskan untuk beranjak pulang. Masih belum tega membiarkan gadis itu pulang seorang diri, Jonas menawarkan diri mengantarkannya pulang dengan Nata yang membawa motornya sendiri dan Jonas mengikuti dari belakang. Bahkan melihat punggung Nata di sore itu bisa terasa berbeda bagi Jonas.

Dan sesampainya di kontrakan Nata sudah ada seseorang yang menantinya, Jonas tak pernah berkenalan dengan gadis itu, tapi Jonas tau ia adalah salah seorang sahabat dekat Enggar. Jonas jadi semakin dibuat bingung dengan apa yang sedang terjadi saat melihat mata sendu juga terpasang diwajahnya. Pikirannya sudah melayang kemana-mana soal Enggar. Untung saja Nata tak melarangnya masih mengekori mereka berdua sampai memasuki ruang tamu kontrakannya.

"Nat" panggil sahabat Enggar itu parau.

"duduk dulu kak" balas Nata tak sedikitpun membalas tatapannya.

"Nat, aku minta maaf Nat. Aku juga nggak berniat bakalan kejadian kayak gini maafin aku" ucap gadis itu lagi kini sambil bersimpuh dihadapan Nata dengan air mata yang mulai mengalir, membuat Jonas makin dibuat pusing dengan drama apa yang saat ini tersaji dihadapannya.

"Nat, aku tau kamu pasti benci banget sama aku. Kamu boleh benci sama aku karena emang aku salah. Tapi aku kesini mau minta tolong kamu buat bujuk Enggar. Nat--" ucapan gadis itu tercekat saat menyadari air mata juga mengalir deras dari mata Nata.

"ini ada apa?" tanya Airin salah satu teman Nata yang keluar dari kamar dan melemparkan pertanyaan itu ke arah Jonas yang bahkan belum bisa menerka keadaan.

Ditanya seperti itu oleh Airin yang ada tangis kedua gadis itu justru semakin deras. Tak ada kata yang terucap dan terdengar selain permohonan maaf sahabat Enggar itu untuk Nata. Sampai sekitar setengah jam berikutnya saat suasana sudah cukup mendingin barulah semuanya terkuak.

Sahabat Enggar itu kini tengah hamil, dan bayi yang ada di dalam kandungannya itu adalah bayi Enggar. Kenapa ia bisa seyakin itu? Karena memang untuk pertama kalinya ia melakukan hubungan sex hanya dengan Enggar, lebih tepatnya sekitar dua bulan lalu ketika keduanya sama-sama kelewat lepas diri dalam acara ulang tahun salah satu teman mereka. Mereka berdua mabuk bersama dengan belasan orang lain. Hanya, sayangnya malam itu setan sedang iseng untuk memilih mereka sebagai korban atas malam menyenangkan itu.

"aku nggak bisa gugurin anak ini Nat, nggak bisa" ucapnya lirih lengkap dengan air mata menggenang di pelupuk.

"nggak! Kakak jangan pernah mikir buat gugurin anak itu! Jangan pernah! Dia nggak punya salah sama sekali" larang Nata sambil mengelus perut gadis itu dengan tatapan nanarnya.

"tapi Enggar nggak bakal mau tanggung jawab Nat. Dia sayang banget sama lo"

"ya tapi gimanapun Enggar tetep harus tanggung jawab"

"tapi dia sama sekali nggak bisa dihubungin setelah gue cerita lagi hamil anak dia Nat, gue nggak tau musti minta pertanggung jawaban dia kayak gimana" tangis itu kembali pecah dan kini jauh lebih memekakan di telinga Jonas saat tau apa penyebabnya.

Disitu bukan cuma hati dan perasaan dua gadis yang disakiti Enggar yang kacau balau, Jonas juga. Lebih tepatnya Jonas kecewa berat pada sepupunya itu. Jonas tau bagaimana pergaulan Enggar, sejak awal Jonas memang tak mencoba melarangnya memilih jalan hidupnya sendiri, hanya saja Jonas berulang kali mengingatkannya untuk tau batasan. Dan saat kini Enggar melanggarnya Jonas tidak bisa untuk tidak kecewa bahkan marah. Apalagi kini ada orang lain yang menerima akibat atas kelalaian sepupunya itu.

"gue yang bakal jamin Enggar nggak bakal lepas tanggung jawab, gue janji itu" ucap Jonas yakin dan tegas membuat semua orang dalam ruangan itu langsung memusatkan perhatian pada raut muka Jonas, rahangnya menegang, sorot matanya menyalak marah.

ιστορία - ISTORIAWhere stories live. Discover now