4. Di Gosipin?

1.7K 109 1
                                    

Mouren terbangun dari tidur nya, setelah pulang sekolah ia bergegas mandi dan langsung tidur, karena hari ini menurut nya sangat melelahkan.

drttt ...drttt...

Sedari tadi handphone Mouren berbunyi tanpa henti, sepertinya itu sangat penting.

Mouren membangun kan diri nya dan mengambil handphone di samping tempat tidur nya.

115 calls 999+ message

Mata Mouren membulat saat melihat notif itu, karena handphone nya tidak biasa seramai itu padahal notif grup telah ia matikan.

"Eh buset apa apaan nih" kaget Mouren ketika melihat banyak orang yang mengechat nya dan menurut Mouren itu unfaedah sekali.

Ghina is calling...

Tanpa berfikir panjang, Mouren langsung menjawab telfon Ghina tetapi setelah itu Mouren mengernyitkan kening dan sedikit menjauhkan telinga nya dari speaker handphone nya, itu adalah karena suara Ghina.

"EH WOY LO KEMANA AJA!"

" Gue tidur, kenapa?" tanya Mouren yang masih setengah sadar ingin tidur.

"BANGSUL, LO GA LIAT GRUP KELAS DAN GRUP ANGKATAN? LO LAGI DI BICARAIN DONGO!!!" mungkin sekarang di sebrang sana yang sedang menelfon Mouren tengah menahan nafsu kemarahan nya karena sifat lugu yang Mouren punya, padahal Ghina tau bahwa Mouren tidak selugu ini.

"Maksud lo apa Ghin?" tanya Mouren yang sekarang sudah lumayan tersadar.

"LO ABIS SAMA ALEX? DIBANTUIN DARI PREMAN? TERUS DIANTER PULANG? BENER GA WOY? SOALNYA INI INFO PADA NANYA KE GUE GARA GARA LO ILANG!!"

Mouren mencerna perkataan yang tadi Ghina ucapkan, sebener nya betul apa yang Ghina bicarakan tetapi mengapa ia tahu? padahal kan sebelumnya Mouren belum bercerita ke Ghina.

"REN, GUE GAK MAU TAU POKOK NYA LO HARUS CERITAIN SEMUA NYA TITIK DAN LO HARUS KASIH PENJELASAN KE SEMUA SISWA SOALNYA DARI TADI ALEX CUMAN JAWAB 'TANYA AJA MOUREN' GITU!"

Dan tanpa suruhan, Mouren menutup telfon yang dari tadi tersambung dan ia sekarang tengah sibuk mengotak atik layar chat nya itu, banyak sekali yang menanyakan soal tadi padahal Mouren tidak memberitahu siapa pun atau Alex yang memberi tahu ke teman nya? tapi tidak mungkin, Alex bukan tipe cowok seperti itu.

Disaat Mouren sibuk mengscroll layar chat nya, tiba tiba notif chat yang tidak biasa keluar.

Nama yang keluar adalah Alexander.

Alexander Austim

Jangan dengerin.

Gue gak peduli juga.
read.

Mouren pun kembali menyimpan handphonya di lemari dekat tempat tidur nya, dan kembali melanjutkan mimpi yang tadi ia sempat tunda.

***

Kedatangan Mouren sangat mengundang siswa siswa yang sedang berada di dalam kelas berhamburan keluar kelas, pasal nya adalah Mouren satu satu nya perempuan yang sekarang tengah dibicarakan dengan Alex, ketua geng Weber dan sekaligus anak dari pemilik yayasan.

"Oh ini Mouren yang di anterin pulang tuh?"

"Cantikan gue"

"Gak cocok deket sama Alex"

"Alex cocok nya sama Kiren bukan sama tuh orang!"

Mouren mengabaikan semua perkataan yang di sekitar itu, karena ia tidak peduli. Saat masuk ke dalam kelas Mouren langsung duduk di samping Ghina yang sedari tadi tidak mengedip melihat Mouren.

"Kenapa Ghin?"

"Gue bingung aja ketika semua orang ngomongin elo yang engga engga dan mereka ngurusin hidup lo tapi lo masih seneng gitu?"

Sekarang badan Mouren menghadap Ghina "Ya itu suatu kewajiban bagi gue, meski banyak yang hina gue, ngomongin gue yang engga engga tapi itu suatu tantangan bagi gue tersendiri, dan terserah orang mau nilai gue bagaimana tapi gue tau setiap orang pasti beda cara menilai seseorang dan suatu hari nanti gue bakalan ngebalikin semua keadaan, dan lo gausah khawatir sama gue ya!"

Ghina terpaku bingung "Maksud lo apa Ren?"

Mouren menghela nafas, dan menghirup udara dalam dalam. Apakah ini saat nya memberi tahu yang sebenar nya tentang diri dan ekonomi nya?

"Gapapa, entar gue cerita tapi ini bukan saat nya" dan Ghina mengangguk perlahan.


***
"

RELLL GUE LAPER!"

"Ya makan lah bego!" jawab Farell yang tadi nama nya di sebut oleh Putra.

"Pesenin lah, gak peka amat lo jadi orang. Paningan si Ghina ngajauh da maneh mah jelema na teu pekaan!"(Ternyata Ghina menjauh karena lo orang nya gak pekaan)

Putra mendapatkan tatapan tajam dari Farell, tapi menurut Farell perkataan Putra sedikit benar tetapi ini adalah hidup nya yang tidak peka terhadap perempuan.

"Manja amat lo Put!" ucap Refay yang sekarang telah duduk di meja kantin.

"Berisik!" akhirnya Alex bersuara dan berhasil membuat teman teman nya terdiam.

Alex sekarang menutup mata nya dan wajah nya menatap ke atas, ia sedang mencari ketenangan di dalam tubuh dan hati nya. Memang setelah ia putus dengan Kiren, Alex tidak dekat lagi dengan perempuan siapapun itu tetapi ada seorang nama yang sekarang tengah mengelilingi otak nya, Mouren Nisya.

"Lex liat deh itu ada si Mouren" ucap Adit yang berbicara sangat pelan, karena ia tahu tipe Alex tidak suka diumbar masalah pribadi nya.

Alex sekarang membuka mata nya perlahan dan melihat seseorang disana, Mouren yang sedari tadi terus ada di fikiran nya dan entah ada gerangan apa Alex berdiri menghampiri perempuan di dekat pintu masuk Kantin.

Di posisi tempat Mouren dan Ghina, mereka masih sibuk tertawa karena menceritakan suatu hal.

"Tapi gue ngakak aja gitu Ghin, masih aja ada yang ngejar ngejar lo meski udah hampir tomboy juga!" Ghina memutar bola nya malas tetapi muka nya itu seketika pucat seperti melihat mahluk gaib.

"Ren di belakang lo!" ucap Ghina dengan pelan dan Mouren melihat ke belakang ternyata dia adalah Alex.

"Mau ngapain lo disini?" ucap Mouren dengan lantang yang membuat sekitar kantin melihat ke arah mereka.

"Gue mau minta imbalan buat yang kemarin!"

"Imbalan apa sih Lex, mending lo pergi deh dari sini dari pada gue nanti dijadiin biang gosip lagi dan digangguin sama geng Glory"

"Gak macem macem ko"

"Kalau lo gak ikhlas buat bantu gue waktu kemarin, yaudah mending gausah!"

Alex mendengus kesal, bukan Alex jika ia kalah dengan perempuan. Akhirnya Alex maju saat Mouren berdiri menghadap dirinya.

"Jam pulang gua tunggu di Halte sekolah, inget gua gak suka di bantah!" bisik Alex di telinga Mouren yang membuat Mouren mengerang kegelian.

Teman teman Alex hanya tertawa melihat sikap Alex yang sulit untuk dibaca dan di mengerti, memang sangat labil.

Mouren akhirnya pergi bersama Ghina, ia takut akan ada geng Glory yang datang disaat seperti ini bukan menghindar, Mouren tidak takut tapi sekarang ia sedang malas berhadapan dengan geng itu karena ia mengobrol dengan Alex sang mantan nya.

MOUREN [ON GOING]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora