24. GLORY

1.1K 64 2
                                    

Hari sudah pagi, Mouren pun turun dari anak pohon itu menuju ruang makan. Sudah ada Jaya,Lexa beserta Whiteley, Kakek nya.

"Pagi cucu Kakek" Sapa Whiteley, Kakeknya sambil memberi kecupan hangat di pipi nya.

"Pagi juga Kakek" Ujar Mouren

"Nisya sekolah naik apa?" Tanya Kakek nya yang sedang memotong sandwich nya.

Mouren langsung menoleh ke arah Ayah dan Mama nya, meminta untuk dijelaskan agar tidak bertanya yang aneh aneh. Jika Kakek nya tau, cucu kesayangan nya ini menjadi nerd di sekolah bahkan sering di bully dan menjadi bahan ejekan warga sekolah.

"Dia diantar Jaya, Pah" Ucap Ayah membela.

Kakek pun hanya mengangguk dengan paham, lalu menoleh kembali "Kok rambut nya di kepang gini?"

Mouren pun lupa bahwa kakek nya masih ada di rumah nya "Ehm, Gapapa kakek. Kali kali"

Kakek Whiteley pun mengangguk, syukur jika percaya kalau tidak? Wah pasti ada perdebatan di sarapan pagi ini.

***

Saat baru saja masuk ke dalam kelas lalu duduk dan membuka novel nya, Ada saja insiden yang menganggu kehidupan nya, siapa lagi kalau bukan Anak Glory.

"Hei Mouren!" Teriak Kiren yang sekarang tengah duduk di meja dan Mouren yang duduk dibawah nya.

"Hm?"

"Ngomong tuh liat orang nya bukan liat Novel yang gak jelas gitu" Ujar kiren sambil mengambil alih Novel yang di pegang Mouren.

Mouren pun tidak tinggal diam "Mau lo tuh apa sih? Gak seru ya hidup lo tanpa ganggu gue?"

Kiren pun ikut berdiri saat Mouren ikut berdiri, artinya Mouren menantang dirinya.

"Gapapa tuh, Udah lama aja gue gak labrak lo" Ujar Kiren tanpa dosa.

Mouren pun akhirnya menghembuskan nafasnya dengan kasar lalu melenggang pergi meninggalkan kelas.

"Heh, Mau kemana lo?!" Teriak Kiren.

"Kemana aja asal jangan ada lo," Ucap Mouren menghindar ia tidak mau bermasalah lagi dan lagi dengan Glory.

Tanpa Mouren sangka, Anak anak Glory menghampiri dirinya dengan cepat lalu menghalang halangi jalan nya.

"Ada apa sih?" Tanya Mouren.

"Lo masih berhubungan ya sama Alex?" Tanya Kiren yang topik pembicaraan nya tidak akan jauh dari situ.

"Kenapa sih lo selalu jadi penghalang?" Tanya nya lagi.

Kiren melipatkan kedua tangan nya di dada "Kemarin gue gak terima Alex seolah olah di jodohin sama donatur terbesar itu, kakek kakek tua gitu ngurusin anak orang. Kesel gue,"

"Tapi disaat acara berlangsung, Gue cari lo. Lo kemana?" Tanya Kiren.

Mouren terdiam "Ehm, ada kok"

Kiren menaikan sebelah alis nya "Lo kan sering banget sama si Ghina, Kemarin si Ghina sendiri. Lo kan gak punya temen lagi selain Ghina"

Mouren lagi lagi harus mengalah, ia tidak boleh marah-marah kepada orang yang ada di depan nya, bagaimana pun juga. Bisa jadi dia yang akan mencari tau sebenernya jati diri Mouren.

MOUREN [ON GOING]Where stories live. Discover now