12. Di labrak?

1.3K 97 1
                                    

Saat mentari sudah memunculkan dan menyinari sekolah ternama itu, Mouren baru saja sampai di lorong menuju kelas nya. Ada yang berbeda di hari ini entah lah dirinya juga bingung mendeskripsikan nya seperti apa. Baru saja ingin memasuki kelas, Mouren mendengar suara riuh dari asal lorong pojok kelas 12.

"BANGSAT KOK BISA SIH!" Teriak pria itu, yang entah namanya siapa tapi begitu familiar di telinga Mouren.

Mouren langsung mendekat perlahan sambil menjingjit kearah asal suara itu, ternyata pria itu adalah Farell.

"Ini kenapa jadi gini sih?" Tanya Farell sambil memegangi selembar kertas tapi tidak ada respond dari anak lain nya.

Farell memukul tembok dan menendang tong sampah yang berada di hadapan nya. "JAWAB LAH HEY, GUE LAGI NGOMONG. PUNYA MULUT? PUNYA TELINGA? PAKE TOLOL"

Farell kembali frustasi.

"Gue salah Rel" Putra membuka suara, setelah itu baru diikuti oleh anggota lain.

"Bukan saat nya ngomong itu, yang gue tanyain sekarang gimana caranya kita bisa nerima ajakan tawuran ini tanpa Alex?!" Farell memegangi kepala nya sambil mengacak rambutnya frustasi "Alex pintar dalam hal ini, dia cerdik lebih dari kita semua"

Mouren mengangguk paham mereka ternyata sedang membahas tawuran, tapi, apa katanya? Alex?

"Gak mungkin kan kita ngibarin bendera putih saat perang belum di mulai? Lo semua tuh sebenernya seneng ya Alex ngundurin diri?" Lanjutnya sambil sedikit menyentak.

Alex mengundurkan diri?.

"Bukan gara-gara kita, tapi dia sendiri dia yang lebih milih cewek cupu itu dan lo masih nyalahin kita?" Putra membuka suara yang membuat Farell mendekat kearah Putra.

Farell tertawa pelan "Oh jadi lo mau jadi jagoan, lo bilang kita ga salah? KITA SALAH BESAR!"

Semuanya terdiam, lalu setelah itu Mouren melangkah mundur perlahan agar tidak ketauan, tapi

krek.

Sial! Mouren menginjak botol kosong tanpa aba-aba ia langsung pergi masuk kedalam kelas nya dengan tergesa gesa.

---

"Yuk kantin Ren, gue gak makan dari pagi" Ucap Ghina sambil memegang perut nya memelas.

Mouren hanya terdiam "Males sih sebenernya, tapi yaudah lah demi lo"

Ghina dan Mouren pun beranjak dari tempat nya hingga berjalan bergurau sepanjang lorong hingga sampai di pintu kantin.

Saat baru saja sampai dan duduk manis, tiba tiba ada yang menggebrakan meja di hadapan nya yang membuat seisi kantin kaget.

Mouren berdiri "Ada apa sih?"

"Jauhin Alex atau hidup lo gak akan tenang disini!" Ucap Kiren Sarya Kimone,

Mouren membenarkan kacamata nya yang sudah mulai tidak nyaman "Emang lo siapa? Gue tekenin aja ya lo bukan siapa-siapa gue yang bisa ngatur hidup gue"

Tak terima dengan perkataan Mouren kepada dirinya, dengan cepat Kiren menarik kerah Mouren dan menghadapkan raut muka nya mendekat.

"Lo udah bosen idup ya?" Geretak Kiren yang makin menghadapkan muka nya mendekat menatap Mouren lalu melepaskan nya.

"Gue pengen lo jauh dari Alex, paham?" Ucapnya dengan terkekeh pelan lalu pergi bersama ketiga teman nya.

Ghina pun langsung menenangkan Mouren "Ada apa sih sebenernya Ren? Masalah Lo ko jadi bertubi tubi gini?"

Mouren menghela nafas nya dan sambil menggeleng dengan cepat "Gada alasan lain gue harus jauhin Alex, Ghin"

"Lo suka sama Alex?"

Mouren terdiam. "Engga Ghin,"

Ghina mendelek kasar "Lo boleh bohong ke orang lain tapi lo gak bisa bohong ke gue dan hati lo sendiri"

Setelah beberapa menit di kantin mereka berdua pun memutuskan untuk beranjak dari kantin dan pergi ke kelas nya.

"Eh Ghin, gue mau ke toilet dulu bentar ya" Ucap Mouren

"Mau dianter?" Tanya Ghina lalu mendapat gelengan cepat dari Mouren.

Mouren pun berjalan menusuri lorong kelas saat ia terburu buru berjalan hingga tertabrak dada bidang seseorang.

"Maaf" ucap Mouren lalu melihat seseorang itu, ternyata anak weber.

"Lo Mouren kan? Gue peringatin lo buat jauhin Alex, karena lo Alex ngundurin diri jadi Ketua dan keluar dari Weber" Ucap Refay yang ia tau.

"Dan lo harus tau, Alex ngedeketin lo dengan alasan kasihan mungkin?" Sambung Pratama.

deg!

Sudah kedua kali nya seseorang berbicara soal itu, padahal Mouren sendiri tidak tau kalau sebenernya Alex memilih dia dari temen nya sendiri.

"Maaf gue gak tau" Ucap Mouren lalu pergi dengan buliran air mata yang siap melewati pipi nya.

Saat di toilet Mouren menangis, mengeluarkan semua kekesalan nya kepada orang, mengapa seseorang bernilai kalau Mouren itu tidak ada apa apa nya? Bernilai orang seperti mouren itu tidak tau asal usul nya? Jika mereka tdk suka Mouren yang sekarang bagaimana jika Mouren saat nanti? apa mereka akan sama bernilai Mouren seperti itu? Seperti nya tidak, bahkan mungkin banyak sekali teman yang ingin berteman dengan nya terutama para cowok hidung belang.

Saat sudah berlama lama di toilet, Mouren langsung keluar dari Toilet dan langsung berpapasan dengan seorang pria yang kali ini dirinya tidak mau melihat muka nya, Dia adalah Alex.

"Gua cari lo kemana mana" Ucap nya dingin.

Mouren sedikit bernafas teratur agar ia tidak tau bahwa Mouren habis menangis karena cowok itu.

"Ngapain nyariin gue?" Tanya balik Mouren.

Alex menghela nafas nya kasar "Gua mau ngasih tau jawaban yang kemarin lo kasih pilihan-"

"Lo milih gue kan?" Potong Mouren dengan cepat.

"Lex gue mohon jangan pilih gue kalau pada akhir nya gue yang bakalan terus merasa disakiti, saat lo udah milih gue diantara sahabat-sahabat lo disaat itu juga lo nyakitin gue secara tidak langsung" Ucap nya lalu pergi tapi berhenti saat Alex membuka suara.

"Gua gak salah kan milih lo? Lo tau baru kali ini gua milih cewek dibanding sahabat-sahabat gua sendiri, dan lo? masih meragukan?" Tanya Alex yang tidak di jawab pertanyaan nya oleh Mouren, punggung Mouren naik turun tidak karuan.

Mouren menggeleng pelan "Gue gak pantes di kasihanin sama lo, cukup Lex lo sama aja buat gue makin down"

Mouren langsung melangkah pergi.

"Gua gak mau kehilangan lo setelah Weber jadi tumbal nya."

Mouren terdiam lagi dan lagi.
"Jauhin gue Lex"

"Kalau gua gak mau?" tantang Alex.

"Gue yang bakal ngejauh" Lalu setelah itu Mouren pun pergi berlari menuju arah kelas nya meninggalkan seorang pria yang sedang terdiam entah memikirkan apa.

--
Jangan lupa tinggalkan jejak ya💞

MOUREN [ON GOING]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant