15. Medan perang (1)

1.2K 85 1
                                    

"Balik sama siapa Ghin?" Tanya Mouren saat mereka sudah sampai lapangan utama.

Ghina menaikan kedua bahunya "Gak tau gue, kak Farell gak ngabarin atau apapun itu. Sendiri mungkin"

Mouren menganggukan kepala nya, Fikiran nya tetap memikirkan seseorang yang berhasil membuatnya berfikir keras, ia bingung harus bagaimana lagi. Ia pun berjalan perlahan melihat kearah bawah tanpa melihat keadaan yang berada di depan nya.

dug!

"Aww... Sakit" Ringis sakit Mouren memegang bahu kanan nya.

Saat Ghina ingin menolong Mouren, ia kalah cepat dengan seseorang itu yang sudah mengulurkan tangan nya di hadapan mouren dan mouren pun meraih nya.

"Sorry sorry, gue gak sengaja" Ucap seseorang itu.

Mouren mengangguk sambil memegang sekitaran pundak kanan nya.

"Lain kali hati-hati" Sambung Ghina saat meraih Mouren yang sudah berdiri.

Seseorang itu mengelurkan tangan nya, Mouren hanya menaikan sebelah alis nya.

"Kenalin, gue Bryan Drevera" Saut pria itu yang bernama Bryan.

Mouren membalas uluran tangan lagi "Mouren"

Setelah itu pun Bryan langsung tersenyum dihadapan dirinya "Salam kenal ya, Gue cabut dulu ada perlu. Sekali lagi maaf ya soal tadi"

Mouren pun mengangguk lalu pria itu meninggalkan dirinya bersama Ghina.

"Ren ren" Usik Ghina saat menggoncangkan lengan Mouren dan Mouren hanya berdehem sebagai jawaban.

"Tau gak kalau cowok itu-"

"Mouren!" Teriak Alex dari lantai atas yang membuat seketika refleks Mouren dan Ghina melihat asal suara itu.

"Ghin Ghin ayok cepet keburu Alex kesini" Ucap Mouren menarik tangan Ghina, berlari hingga halte depan sekolah.

Keduanya pun ngosngosan, Lari dari lapang sekolah hingga Halte sangat menguras tenaga, 5 menit berlari saja Mouren sangat tidak tahan akan cape nya.

"Buset lo Ren ngajak gue sprint" Protes Ghina yang sekarang ia pun merasa ngosngosan.

Mouren pun hanya cengengesan "Sorry"

----

Berbeda dengan keadaan basecamp Weber yang sudah di penuhi anggota anggota dari berbagai sekolah, hari ini mereka akan mengadakan rapat penting untuk membuat strategi dalam acara tawuran dengan anggota WARIOR, Mereka telah mengibarkan bendera peperangan tapi itu disaat yang tidak tepat, disaat Weber kehilangan ketua nya, Alexander Austim dan itu adalah salah satu kelemahan Weber.

Rapat itu sudah berjalan hampir sepuluh menit yang di pimpin oleh Farell, sang ketua baru yang pimpinan dulu nya oleh Alex diberikan kepada Farell.

"Gue gak tau ini harus kayak gimana, baru kali ini gue gak bisa mikir dan gak bisa ngasih solusi, soalnya gada yang pancing dari saran itu" Ucap Farell.

"Perang besok dimulai dan kita masih belum nyiapin apa apa? Gak mungkin kita ngibarin bendera putih itu sama aja mereka nginjak harga diri Weber" Sambung Refay yang sekarang menjadi wakil ketua, menggantikan Farell yang menjadi naik pangkat.

"Gimana besok aja lah, gue juga bingung harus ngapain" Ucap Putra yang memang hidupnya selalu asal ceplos tanpa berfikiran kedepan.

"Apa? Gimana besok lo bilang? Yang ada Besok gimana bego" Bantah Farell yang sudah frustasi.

Salah satu anak Weber dari sekolah lain mengacungkan tangan nya "Gada pilihan selain bawa Alex kembali disaat pertempuran bro"

Farell mengangguk "Caranya?"

MOUREN [ON GOING]Where stories live. Discover now